SELAMAT DATANG
Cari Blog ini
Formulir Kontak
Halaman
Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling
Kamis, 31 Desember 2020
MEMORIA INESKESIVEL 31 DEZEMBRU 1985 (Quiz Berhadiah 21 Dolar Ba Estudantes)
Rabu, 02 Desember 2020
MENGAPA ANDA MELETAKKAN ANGKA 212 DI BAWAH KAKI TUHAN? APAKAH ANDA MENYINDIR PA 212?
REVOLUSI KUNING ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN (Karena Bilangan Tidak Pernah Membohongi Manusia)
Minggu, 22 November 2020
SELAMA PRESIDEN TERPILIH JOE BIDEN MENDUDUKI GEDUNG PUTIH - AMERIKA AKAN DIPENUHI DRAMA
Catatan ini disampaikan dalam rangka mengenang genap 57 tahun, drama penembakan Presiden Amerika ke-35, beragama Katolik, John Fitzgerald Kennedy (22 November 1963). Satu-satunya referensi utama, yang menjadi landasan bagi saya untuk memilih kalimat judul di atas, adalah sehelai kwitansi aneh (lihat foto terlampir), yang diproduksi di Denpasar Bali Indonesia, pada tanggal 14 Juni 2018, tepat pada hari ulang tahun Presiden Donald John Trump ke-72. Ikuti kisah nyata di bawah.
Pada tanggal 14 Juni 2018 (genap hari ulang tahun Presiden Donald Trump yang ke-72), sore hari, setelah berdo’a Koronka (rutinitas setiap jam 3 sore), saya merasa “ngantuk”, lalu berbaring di kamar kos. Baring doang, tidak sampai tidur pulas. Tiba-tiba terjadi sesuatu yang sangat aneh. Terlalu sulit untuk menjelaskannya di sini. Nanti saya malah dituduh orang gila.
Rabu, 04 November 2020
RIBUAN ORANG TERBAKAR DI NERAKA GARA-GARA MENGIKUTI MODE DUNIA
Kemarin, 3 November 2020, saya memposting artikel berjudul: "Untuk membebaskan Jiwa-Jiwa Dari Api Penyucian (Satu Missa Lebih Berkenan Kepada Allah Yang Mahakuasa Dari Pada Kumpulan Ratapan dan Air Mata Seluruh Dunia). Lalu ada sahabat yang mempertanyakan, "kok bisa ya, hanya gara-gara mengikuti mode (fashion) dunia, ribuan orang bisa terbakar di neraka? Jangan-jangan anda hanya mengada-ada untuk menakut-nakuti? Padahal tidak ada pesan seperti itu?
Selasa, 03 November 2020
UNTUK MEMBEBASKAN JIWA-JIWA DARI API PENYUCIAN (SATU MISSA LEBIH BERKENAN KEPADA ALLAH YANG MAHAKUASA DARI PADA KUMPULAN RATAPAN DAN AIR MATA SELURUH DUNIA)
Suatu malam, di tahun 1797, setelah Tuan Livingston berpindah dari agama Presbyterian menjadi Katolik selama beberapa minggu, Tuan Livingston melihat cahaya yang menyilaukan di salah satu sudut kamarnya, dan dalam sekejap, seluruh rumah dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan. Kemudian orang tua itu mulai mendengar Suara misterius, yang memerintahkannya untuk segera pergi ke gereja, melakukan pengakuan dosa dan menghadiri Perayaan Ekaristi. Ini hanyalah kunjungan yang pertama dari keseluruhan rangkaian kunjungan selama 17 tahun disertai dengaan pelajaran yang sering diberikan oleh Suara misteirus tersebut, yang secara keseluruhan merupakan elemen yang jauh lebih penting dalam cerita kali ini.
Senin, 02 November 2020
PESAN SUSTER MG DARI API PENYUCIAN: "Pada Hari Arwah Banyak Jiwa Meninggalkan Api Penyucian Menuju Surga"
Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak (Matius 12:32).
Catatan kali ini, saya awali dengan mengutip Injil Matius 12:32, dengan alasan, karena banyak orang bertanya; “Apakah Api Penyucian itu benar-benar ada dan memiliki dasar di dalam Kitab Suci?”
Jawabannya: ya.
PAUS PIUS IX LANGSUNG MASUK SURGA (Tapi Romo L Masih Berada Di Purgatory)
Pengantar Singkat
Artikel di bawah ini di-copy-paste dari akun facebook (Antoninho Benjamin Monteiro). Telah ditayangkan di facebook (Antoninho Benjamin Monteiro) pada 15 Agustus 2019, pada hari perayaan Bunda Suci Perawan Maria diangkat ke Surga. Selamat membaca..!! Semoga bermanaat.
Senin, 03 Februari 2020
UNPAZ MELAMBANGKAN REFERENDUM 1999 ("Mengapa Menggunakan Akronim UNPAZ?")
Selasa, 21 Januari 2020
PERAMPOKAN TAKHTA (Pak Xanana Bukan Bangsawan Matahari Terbit) bagian: 1
Minggu, 12 Januari 2020
BERPIKIR TERBALIK (482) - MEMANFAATKAN IMUNITAS KAUM MUDA
Rabu, 01 Januari 2020
Senin, 04 November 2019
TANPA SEPATU BUAYA SAYA TIDAK BOLEH MENERIMA JABATAN DIREKTUR CEPAZ
Tanggal 2 November 2019, tengah malam, "Kakek Misterius" muncul dan memberikan pesan;
"Bahwa saya baru boleh menghadiri acara pelantikan, 5 November 2019, jika mengenakan "Sepatu Buaya". Tanpa "Sepatu Buaya", saya tidak boleh menghadiri acara pelantikan".
Itu artinya, tanpa "Sepatu Buaya", saya tidak boleh menerima posisi sebagai "Direktur CEPAZ", sebagaimana ditawarkan Magnifico Rektor UNPAZ, melalui "Surat Notifikasi", tertanggal 30 Oktober 2019.
Sabtu, 02 November 2019
DUA PROVISI REKTOR LAMA DIAFIRMASI REKTOR BARU
Pada tanggal 31 Oktober 2019, Rektor UNPAZ, Dr. Adolmando Soares Amaral, Lic.Eco., M.M., mengeluarkan "Despascho" dengan nomor: 01/Reitor-UNPAZ/X/2019, untuk mrngafirmasi dua provisi sebelumnya, yaitu; Provisi Rektor no.23/UNDIL/II/2003, tertanggal 10 Februari 2003, dan Provisi Rektor no. 57/UNPAZ/II/2011, tertanggal 5 Februari 2011.
Melalui "despacho" tersebut, status saya sebagai "Dosente Permanente" (Dosen Tetap) FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) UNPAZ diaktifkan kembali.
PERJANJIAN CAWAN KRISTUS (257)
Tapi yang paling mengejutkan saya adalah, sehari sebelum Rektor UNPAZ mengeluarkan "despacho", untuk mengafirmasi dua provisi tersebut di atas, pada hari pelantikan, 30 Oktober 2019, Rektor UNPAZ mengeluarkan "notifikasi" yang menurutku sangat mengejutkan.
Sabtu, 12 Oktober 2019
MISTERI RUMPUN BENJAMIN: “Lebih Mudah Langit Dan Bumi Lenyap Dari Pada Satu Titik Dari Hukum Taurat Batal” (8)
“Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia yang sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita” (1Korintus 2:7).
Hari ini 12 Oktober 2019. Genap 30 tahun lalu, Kamis, 12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II, yang merupakan Paus ke-264 Gereja Katolik Roma, menapakkan kakinya di Kota Dili. Saat itu saya tidak berada di Dili. Saya berada di Denpasar Bali. Jadi saya hanya menyaksikan kunjungan Paus ke-264 itu di Kota Dili melalui siaran televisi, dan membaca beritanya di koran-koran.
Sesuai janji saya sebelum-sebelumnya (janjinya dimulai semenjak tahun 2012), bahwa hari ini, 12 Oktober 2019, genap 30 tahun kunjungan paus bernomor urut 264, saya akan menjawab pertanyaan: “Kenapa paus yang menapakkan kakinya di Pulau Timor harus paus bernomor urut 264?” Jawaban saya, boleh diterima, boleh juga ditolak. Diterima, atau ditolak, tidak akan membawa pengaruh apa pun terhadap saya. Artinya, diterima, saya tidak untung. Ditolak, saya tidak buntung.
Berdasarkan pengetahuan saya (jadi bukan berdasarkan opini saya), di balik angka “264” ini, mengandung sejumlah PI (Pesan Ilahi).
PI pertama; 264 Melambangkan Mesir, Israel & Timor Leste.
Angka 264 melambangkan nama 3 negara, yaitu: “Mesir, Israel dan Timor Leste. Coba Anda konversikan ke dalam bilangan Gematria Latin, 21 huruf yang ada dalam nama 3 negera tersebut di atas. Hasilnya pasti 264. Mesir = 64, Israel = 64, Timor Leste = 136. Total: 64 + 64 + 136 = 264.
Dengan demikian, “Bilangan 264” yang menapakkan kakinya pada 30 tahun lalu di Kota Dili, membawa “PI” (Pesan Ilahi), bahwa di atas Pulau Timor ini, pernah lahir “anak manusia” yang mewarisi darah dari 3 negara, yaitu; “Mesir, Israel dan Timor Leste”.
Perhatikan baik-baik cara penulisan frasa “anak manusia” dalam catatan ini. Saya menuliskannya dengan menggunakan huruf kecil semua. Ini untuk membedakan “anak manusia” dari frasa “Anak Manusia” yang merujuk kepada Putera Allah Yang Maha Tinggi, yaitu Yesus Kristus sendiri. Sehingga tidak terjadi “penyesatan”. Karena antara “Anak Manusia” dan "anak manusia" adalah dua entitas yang sangat jauh berbeda. Anak Manusia itu hanya ada Satu, Esa dan Tunggal.
Jika waktunya genap, “anak manusia” yang mewarisi darah 3 negara ini (Mesir, Israel dan Timor Leste), akan harus “disembelih” untuk menggenapi firman Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, yang direduksi menjadi "Petisi 13 Juli" (2017).
Penyembelihan “anak manusia” adalah sebuah “thesis”. Jika ada yang membantah “thesis” yang saya tuliskan di sini, boleh saja, tapi wajib hukumnya, harus memiliki “antithesis” yang paralel. Misalnya Anda mengajukan “anak manusia” lain di luar “anak manusia” yang diperknalkan Allah di Bukit Ratapan Ramelau, pada 20 Februari 1994.
Berkaitan dengan isu “anak manusia” yang mewarisi darah dari 3 negara ini (Mesir, Isarel dan Timor Leste), untuk kesekian kalinya, saya ajukan kembali pertanyaan ini kepada 8 Pendiri RENETIL; “Siapakah di antara 8 Pendiri RENETIL yang merasa diri sebagai orang yang mewarisi darah Mesir?”
Pertanyaan krusial ini sengaja saya tujukan secara khusus kepada 8 Pendiri RENETIL, karena ada hubungannya dengan kejadian aneh yang terjadi pada tanggal 29 November 2013, saat, tanpa sengaja, terjadi pertemuan dengan Prof. Rama Metan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Saat itu Prof. Rama Metan dan sejumlah Stafnya, termasuk Dekan Fakultas Pertanian UNPAZ saat ini (Dr. Domingos Caeresi), sedang menunggu jam keberangkatan ke Surabaya untuk menghadiri Acara Wisuda Bapak Dr. Elidio De Araujo,SE (salah satu Staf Dosen UNPAZ), yang menyelesaikan studi Doktoralnya di Surabaya.
Sebelum bertemu Prof. Rama Metan di Bandara Ngurah Rai, salah satu dari 8 Pendiri RENETIL mengalami “missing flight” (ketinggalan pesawat) ke Selandia Baru. Maka Pendiri RENETIL terebut mengajak saya pergi ke sebuah hotel di kawasan Legian Kuta. Nama hotel tersebut (S), tertulis dalam Kitab Suci. Dan nomor kamar hotel tersebut, melambangkan “Darah Dinasti”.
Saya diajak ke hotel tersebut untuk mengambil suatu cairan dalam botol, yang juga, lagi-lagi melambangkan “Darah Dinasti”. Lalu dari hotel S, saya dan Pendiri RENETIL yang bersangkutan berangkat ke Air Port Ngurah Rai untuk membooking ticket pesawat, karena Pendiri RENETIL yang bersangkutan akan kembali ke Dili pada 30 November 2013. Tidak tahunya, saat tiba di Bandara, ketika berada dalam lift yang sedang bergerak turun, kami melihat Prof. Rama Metan bersama sejumlah Stafnya sedang minum kopi di Kafetaria Bandara (area penerbangan domestik).
Kami berdua menghampiri Beliau dan Stafnya. Saat itu Prof. Rama Metan memberikan sesuatu kepada saya. Sesuatu yang diberikan Prof. Rama Metan, jika dibaca akan berbunyi; “Keturunan Salomo”.
Dengan segala kerendahan hati, saya sarankan, siapapun Pendiri RENETIL yang bersama saya, pada 29 November 2013, menjadi dua orang pertama yang simbol meminum "Darah Dinasti" di hotel S, sebaiknya membuka Kitab Suci dan mencari nama hotel tersebut, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci. Karena penelusuran “Darah Mesir’, hukumnya wajib, harus dimulai dari nama tersebut. Itu artinya, saya tidak menganggap kejadian aneh 29 November 2013, adalah sebagai bagian dari berlakunya “teori coinsidensi” (teori kebetulan).
PI kedua; 264 Melambangkan Yesus Sang Juru Selamat.
Kunjungan Bilangan 264 ke Kota Dili pada 12 Oktober 1989, membawa PI (Pesan Ilahi), yang melambangkan “Yesus Sang Juru Selamat”. Coba Anda baca bilangan “264” menggunakan Bahasa Indoensia, menjadi “DUA RATUS ENAM PULUH EMPAT”. Lalu konversikan semua huruf dalam kalimat DUA RATUS ENAM PULUH EMPAT. Hasilnya = 271.
Saya sudah membahas dalam sejumlah artikel sebelumnya, bahwa bilangan “271” ini adalah simbol dari “Yesus Sang Juru Selamat”. Coba Anda konversikan frasa “Yesus Sang Juru Selamat” ke dalam Gematria Latin. Hasilnya pasti = 271. Yesus = 89, Sang = 41, Juru = 70, Selamat = 71. Total; 89 + 41 + 70 + 71 = 271.
Dengan demikian, kunjungan Bilangan 264 pada 30 tahun lalu membawa PI (Pesan Ilahi) bahwa hanya Yesus, satu-satnya “Fihak”, yang bisa menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran massif. Bukan para pahlawan Timor Leste yang bermunculan bagaikan cendawan di musim penghujan.
PI keempat; 264 Melambangkan Rasul Sabat.
Angka 264 jika dilafalkan menjadi: DUA ENAM EMPAT, lalu hasil pelafalan itu dijumlahkan, akan memunculkan simbo bilangan “Rasul Sabat”, 114. Rasul = 71, Sabat = 43. Total: 71+43 = 114.
Dengan demikian, kunjungan Bilangan 264 pada 30 tahun lalu, membawa PI (Pesan Ilahi), bahwa Pulau Timor ini pernah melahirkan “Rasul Sabat”, yaitu “Rasul Terakhir” yang hukumnya wajib, harus “disembelih” suatu saat setelah waktunya genap, untuk “Merestaurasi Hukum Sabat dan Dinasti Daud”. Tapi bukan untuk merestaurasi RDTL.
Karena pada hakiktanya, Allah tidak pernah menghapus “Hukum Sabat”. Masalahnya, Allah bukan mahkluk pemikir layaknya manusia, yang hari ini berpikir seperti ini, besok berubah pikiran, berpikir seperti itu. Atas alasan itu pula, kenapa hasil referendum, yang sebelumnya, berdasarkan ketatapan 5 Mei 1999 di Markas Besar di New York Amerika Serikat, akan diumumkan pada hari Selasa, 7 September 1999, tapi oleh UNAMET (United Nations Administration Mission for East Timor), diumumkan pada hari Sabat, 4 September 1999, untuk memastikan bahwa Allah tidak pernah menghapus pengudusan “Hari Sabat”.
Gara-gara perubahan jadwal pengumuman hasil referendum ini, banyak fihak yang menuding: “UNAMET melakukan kecurangan”. Padahal ada “Invisible Hands” yang mengatur ini semua, sebagaimana saya tuliskan melalui artikel berjudul; “Mengirim Patung Dewa Siwa Ke Kanada”.
Dari data dan fakta empiris sejarah ini, mengandung PI (Pesan Ilabi) bahwa siapapun orangnya yang hidup di negara ini, wajib hukumnya, harus memelihara Perintah Allah yang ke-4 sebagaimana diterima Nabi Musa di Gunung Sinai, yaitu memelihara “pengudusan Hari Sabat”.
“Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka” (Kitab Yehezkiel; 22:26).
Catatan Kaki;
Melalui seri ke-8 ini, secara sekilas saja saya akan menjawab mengenai isu “Perjanjian Yosua”. Ada beberapa sahabat yang bertanya; "Jika Pak Xanana berubah pikiran, apakah Pak Xanana masih bisa menanda-tangani Perjanjian Yosua?"
.
Artikel ini bisa diakses di laman face book saya. klik saja di link ini:
Jumat, 29 Juni 2018
KISAH PENAMPAKAN BUNDA MARIA DI LOURDES PERANCIS
Bernadette Soubirous lahir pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot.
Ia adalah anak pertama dari 9 bersaudara, tetapi 3 di antaranya meninggal dunia di masa bayinya.
Sebetulnya, namanya adalah Marie Bernarde tetapi karena perawakannya yang kecil mungil, ia kemudian biasa dipanggil Bernadette yang berarti Bernarde kecil.
Senin, 25 Juni 2018
ANTARA ANAK KANDUNG DAUD - PETISI 13 JULI dan SOL INVICTUS (1)
Salah satunya memperlihatkan kaki indah seorang wanita cantik yang berasal dari salah satu negara yang saat ini seang mengambil bagian dalam pagelaran Piala Duniq 2018 di Rusia.
Wanita ini dikirim Kakek Misterius untuk mendampingi perjalananku dalam penerbangan Citilink Denpasar Dili pada 23 Juni 2018.
Selasa, 19 Juni 2018
MEHI HETAN FALI MAUN BOT XANANA IHA HNGV
Ohin pur volta de 11 oras meiu dia, hau mehi hetan fali Maun Bot Xanana vizita hela Hospital Nasional Guido Valadares (HNGV).
Mehi ne'e hanesan tuir mai ne;
Belun SBY lao ansi los. Hau hakbesik aan ba, belun SBY dehan nune;
"Broo...hau tama lalais ba laran, atu hare Katuas Xanana iha hela laran. Katuas mai urus nia surat "Keterangan Dokter", atu ba kuntinua fali nia eskola iha Brazil".
Rona tiha ida ne, hau mos husu;
"Nusa mak katuas tenki ba eskola tan fali? Se katuas hakarak ba kuntinua nia eskola, nusa mak tenki ba Brazil? Nusa la ba deit Espanha?"
Belun SBY dehan; "Eipaa la hatene los mano".
Belun SBY koalia dadauk, mas lao dadaun ba laran. Belun SBY lao ho ansi los, lao ho passu lais la halimar.
Ne be hau mos lao tuir husi belun SBY nia kotuk. Besik tama ba iha ruangan (kuartu) ida, hau hateke husi dok, Maun Bot Xanana tuur dada lia hela ho dr. Flavio Brandao.
Belun SBY lao ba los fatin nebee Katuas Xanana ho dr. Flavio dada lia hela, hau hamriik husi dok deit. Hau atu tuir ba hotu ruangan ne, mas hau nia laran sente ladun diak.
La kleur deit, belun SBY sai fali husi ruangan ne, mai los hau. To mai hau nia oin, belun SBY dehan nune'e;
"Broo...ternyata Katuas Xanana laos atu mai urus Surat Keterangan Dokter. Katuas mai vizita ema moras sira iha hospital ne'e, tamba ema moras barak maka ba hato'o keixa ba Katuas".
Hotu tiha, belun SBY kuntinua;
"Katuas titip hela pesan liu hau atu hato'o ba mano. Katuas husu mano fixa didiak fali visualizasaun (fotografias) nebe mano dokumenta hela kona ba LILIN-LILIN KEADILAN, iha dia 20 de Abril 2018. Katuas dehan gara-gara lilin 8 tidin iha 20 Abril 2018 ne mak halo Nai MAROMAK sei rombak fali Governu agora mai".
Belun SBY dehan tiha ida ne'e, hau mos hakfodak tiha deit.
Hau hader mai, hau loke kedan laptop hodi hare fali arkivu (fotografias) hirak hau dokumenta hela durante halao atividades TIDIN LILIN JUSTISA (durante 37 dias), hahuu husi 1 Abril 2018 to 7 Maio 2018.
Hau haree didiak fali foto 20 de Abril 2018, halo hau hakfodak. Tamba hau haree hetan fali buat ida que estranho teb-tebes iha foto refere. Padahal durante ne'e hau nunka fixa didiak foto ne.
Saida mak hau haree iha foto refere, hau la preciza dehan sai ba belun sira. Ne'e segredu hau nian. Hau so fo hanoin deit, Governu Daualu sei enfrenta desafius nebee todan teb-tebes.
Ita hotu reza ajuda deit, hein katak Governu Daualu bele hala'o nia knaar didiak. Parabens ba Membros Governu Daualu.
Mak ne deit. Obrigado wain. Husi Bali Indonesia, atan hau hato'o hakoak bot ba belun Timor oan sira hotu iha nebee deit.
Senin, 11 Juni 2018
TIDAK AKAN LAHIR JUARA BARU DARI RUSIA (2)
Kemarin sore, 9 Juni 2018, setelah berdoa “Koronka” (kepada Kerahiman Ilahi), Kakek Misterius kembali menampakkan DiriNya dan memberikan 3 pesan mengejutkan.
Pesan pertama;
Saya diminta mengikuti kebaktian di sebuah Gereja di kawasan Denpasar hari ini, untuk menerima lembaran uang lima ribuan yang ada huruf SUN dengan angka 555 sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya dalam salah satu artikel.
Bisa di laman fb saya, dengan copy paste alamat ini; (https://web.facebook.com/liobeino/posts/1559003484208562).