Kemarin sore, 9 Juni 2018, setelah berdoa “Koronka” (kepada Kerahiman Ilahi), Kakek Misterius kembali menampakkan DiriNya dan memberikan 3 pesan mengejutkan.
Pesan pertama;
Saya diminta mengikuti kebaktian di sebuah Gereja di kawasan Denpasar hari ini, untuk menerima lembaran uang lima ribuan yang ada huruf SUN dengan angka 555 sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya dalam salah satu artikel.
Bisa di laman fb saya, dengan copy paste alamat ini; (https://web.facebook.com/liobeino/posts/1559003484208562).
Pesan kedua;
Kakek Misterius memberi “thema sentral” untuk diangkat sebagai “thesis” di Piala Dunia 2018. Thesis tersebut agak unik dan sekaligus aneh.
Thesis terebut terdiri dari “8 kata”. Dari 8 kata tersebut, 4 frasa di antaranya merujuk kepada nama dua wanita yaitu; BATSYEBA dan “PUTERI WANDAN KUNING”.
Pesan ketiga; “Masih rahasia”.
Dengan demikian, pada seri kedua ini, saya belum menjelaskan mengenai “Hukum 380”.
PERINGATAN KERAS UNTUK PARA PENJUDI
Tapi saya ingin sekali mengingatkan semua fihak, terutama para penjudi kelas kakap yang suka menjadikan artikel saya sebagai ajang berjudi.
Berdasarkan thesis yang diberikan Kakek Misterius kemarin, maka saya sama sekali tidak bertanggung-jawab, jika ada penjudi (kelas kakap) yang taruhan hingga miliyaran rupiah hanya gara-gara membaca artikel saya.
Harap perhatikan baik-baik susunan nama negara yang sampaikan di seri pertama artikel ini. Jika Anda cermati baik-baik daftar yang ada di sana, maka akan muncul pertanyaan;
“Jika daftar tersebut disusun berdasarkan frekensi juara, maka seharusnya saya menempatkan Brazil yang telah 5X menjuarai Piala Dunia di urutan ke 7 dan Jerman di urutan ke-6. Tapi Mengapa justeru Brazil tidak saya tempatkan di urutan ke-7? Tapi malah saya tempatkan di urutan nomor 6?”
Ini ada hubungan erat dengan “point entry” artikel tersebut di mana saya sengaja menyispkan nama UNIPAZ di dalamnya.
Berdasarkan thesis yang diberikan Kakek Misterius kemarin sore, maka bagi mereka yang pasang taruhan harus hati-hati.
EURO CUP 2016 BISA DIJADIKAN SEBAGAI REFERENSI
Misalnya, setahun sebelum berlangsungnya Euro Cup 2016 di Perancis, pada tanggal 9 Mei 2015, melalui laman face book ini, dan juga blog lainnya, saya menerbitkan artikel dengan judul: “JUARA EURO CUP 2016 DI PERANCIS ADALAH SEBUAH NEGARA KERAJAAN”.
Dalam artikel tersebut, saya sengaja mengeluarkan satu daftar yang terdiri dari 4 Negara Kerajaan, di mana dalam daftar tersebut, saya sengaja tidak menuliskan nomor urut “4”, tapi anehnya, jika pembaca cermati baik-baik, mengapa dalam artikel edisi 9 Mei 2015, saya sengaja menuliskan nama PORTUGAL sebanyak 6X.
Susunan daftarnya adalah sebagai-berikut;
(1). Spanyol
(2). Inggris
(3). Swedia
(5). Belanda.
Dalam daftar di atas, sengaja tidak saya tulis nomor urut 4. Mengapa nomor urut 4 sengaja tidak ditulis, karena ada makudnya. Jadi bukan karena saya salah tulis.
Gara-gara artikel tersebut, saya dicaci-maki banyak orang, terutama para “haters”. Mereka mencaci maki saya, sampai mulut mereka berbuaih dan bebrusa. Busanya meleleh kemana-mana.
Banyak penjudi kelas kakap yang telah terbiasa mengikuti artikel-artikel saya semenjak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dan Piala Eropa 2012 di Ukraina dan Polandia, kalah taruhan miliyaran rupiah, karena mereka begitu percaya bahwa apa yang saya sampaikan akan selalu terbukti.
Tapi setelah membaca artikel 9 Mei 2015, mereka tidak lagi membuat penalarn mengenai artikel 10 Mei 2015, yang memuat “thesis” yang saya jadikan sebagai “thema sentral” Euro Cup 2016.
Dan di sinilah sumber malapetaka itu, khususnya bagi penjudi.
Judul artikel edisi 10 Mei 2015 adalah; THEMA SENTRAL EURO CUP 2016 ADALAH KETURUNAN MATANYA.
Sebagaimana saya jelaskan di sana, bahwa maksud dari judul terebut adalah;
==================================
“Jika suatu saat Timor Leste mengalami transformasi dari “negara republik” menjadi “negara kerajaan”, maka yang akan menjadi Raja Timor Leste adalah: KETURUNAN MATANYA.
==================================
KETURUNAN MATANYA diangkat menjadi “thesis”, karena dua alasan;
Alasan pertama;
Untuk menjawab pertanyaan banyak orang pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Begitu dua negara kerajaan (Spanyol dan Belanda) lolos ke final, orang-orang mulai bertanya;
“Jika Timor Leste ditetapkan ALLAH sebagai Negara Kerajaan, lalu siapakah yang harus menjadi rajanya?”
Jawaban yang sudah pasti adalah: “Yang harus menjadi raja tentunya KETURUNAN YEHUDA”.
Alasan kedua;
"Apakah Ketururanan Matanya ada yang masih hidup? Ataukah semuanya telah dibantai pada saat Raja Babel menyerang Kerajaan Yehuda pada jaman Raja Matanya berkuasa?"
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, khususnya Kitab II Raja-Raja, dijelaskan bahwa saat “Raja Yoyakim wafat, anaknya yang bernama Raja YOYAKIN diangkat menjadi raja, menggantikan ayahnya.
Tapi kemudian Nebukanedzar, Raja Babel melakukan serangan ke Kerajaan Yehuda dan Raja YOYAKIN ditangkap. Lalu Nebukanedzar mengangkat paman YOYAKIN, yang bernama "MATANYA" menjadi raja Yehuda. Saat itulah Raja Matanya mengganti namanya menjadi: "Zedekia".
Tapi pada saat berkuasa, Raja MATANYA tidak taat kepada Raja Babel. Maka Nebukanedzar memutuskan untuk kembali menyerang Kerajaan Yehuda. Dan Raja MATANYA alias Zedekia ditangkap.
Dengan demikian, artinya raja terakhir Kerajaan Yehuda adalah MATANYA. Pertanyaannya adalah; “Apakah KETURUNAN MATANYA lah yang akan terpilih sebagai “raja Timor Leste di masa depan?”
Untuk menemukan kebenaran (jawaban) atas pertanyaan itulah, maka Euro Cup 2016 di Perancis dijadikan sebagai “media pengujian”.
Jika benar bahwa suatu saat KETURUNAN MATANYA lah yang akan terpilih menjadi raja di Timor Leste, maka salah satu “negara kerajaan” dari 4 negara kerajaan yang diumumkan melalui artikel edisi 9 Mei 2015, akan muncul sebagai juara Euro Cup 2016.
Tapi jika bukan KETURUNAN MATANYA yang menjadi raja, maka tidak satu pun dari 4 negara kerajaan yang diumumkan melalui artikel edisi 9 Mei 2015, yang akan muncul sebagai juara.
“Ternyata apa yang terjadi?”
Dua Negara yang berhasil melaju ke partai puncak adalah Poertugal dan Perancis. Dan kedua-duanya bukan Negara kerajaan. Kemudian yang keluar sebagai juara Euro Cup 2016 adalah Portugal.
“Jadi apa kesimpulannya?” Ada 3 kesimpulan;
Kesimpulan Pertama;
"Apa yang datang dari ALLAH tidak akan pernah keliru. Jadi Alkitab tidak pernah menyampaikan pesan yang keliru, kecuali pesan itu dirubah oleh manusia".
Kesimpulan Kedua;
"Keturunan Matanya dibantai habis pada saat Kerajaan Yehuda diserang oleh pasukan Raja Babel".
Kesimpulan Ketiga;
“Sekiranya suatu saat Timor Leste benar-benar berubah dari negara republik menjadi negara kerajaan, maka yang akan menjadi raja bukanlah KETURUNAN MATANYA”.
Pertanyaannya adalah; “Mengapa bukan KETURUNAN MATANYA?”
Karena dalam Alkitab, khususnya Kitab II Raja-Raja, mengisahkan bahwa pada saat Raja Matanya (Zedekia) berkuasa, Raja Babel yang bernama Nebukanedzar menyuruh pasukannya menyerang Kerajaan Yehuda.
Raja Matanya ditangkap dan dibawa ke Babel, sementara anak-anaknya dibantai di hadapan Raja Matanya.
Bunyi pasal 25 ayat 7 dari Kitab II Raja-Raja, lengkapnya sebagai-berikut;
“Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel” (II Raja-Raja; 25:7).
Lebih lengkap lagi, sebegai bahan renungan, berikut ini saya lampirkan 7 ayat dari pasal 25 Kitab II Raja-Raja.
=========================
RUNTUHNYA KERAJAAN YEHUDA
(1) Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya.
(2) Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia.
(3) Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu,
(4) maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.
(5) Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia.
(6) Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia.
(7) Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel (II Raja-Raja; 25: 1-7).
=========================
Pertanyaan renungan;
"Jika bukan Keturunan Matanya, lalu siapakah yang harus menjadi raja jika Timor Leste berubah dari negara republik menjadi negara kerajaan?"
Jawabannya: "Tunggu saja thesis yang diberikan Kakek Misterius pada 9 Mei 2018, yang akan saya sampaikan dalam edisi mendatang".
BERSAMBUNG;
Sumber; di copy-paste dari: https://web.facebook.com/liobeino/posts/1571576156284628
Tidak ada komentar:
Posting Komentar