1). Revolusi Kuning adalah sebuah keniscayaan.
2). Karena bilangan tidak pernah membohongi manusia.
MUNCUL LINGKARAN KUNING DI LANTAI
Salah satu materi kajian, untuk memastikan akan datangnya "Revolusi Kuning" adalah kejadian aneh berikut ini;
Saya tadinya ogah-ogahan, karena rencana saya sebelumnya, setelah mampir ke Kantor Komissaun Omenajen di Kaikoli Dili untuk mengurus Visa Veteran Eyang saya, saya ingin menyelesaikan membaca dua buku yang saya pinjam dari Maun Buras Martins (salah satu Staf Pengajar Unpaz, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Assembleia Konstituante). Saya ingin menyelesaikan membaca dua buku tersebut di Kantor CNE (KPU-nya Timor Leste), sambil menunggu rekan-rekan Renetil (Komisaun Juridika Renetil), karena hari itu, akan ada pertemuan lanjutan.
Tapi berhubung saya juga kepo dengan berita yang mengatakan bahwa ada bau aneh, alias bau menyengat yang muncul dari ruangan Presiden dan Sekjen Partai Demokrat, yang sudah berlangsung sekitar seminggu, padahal sudah dicuci berkali-kali tapi bau aneh itu tidak juga hilang, maka akhirnya hari itu, 19 Juli 2019, saya bersama Dekan Fakultas Hukum Unpaz, mengunjungi Kantor Partai Demokrat untuk pertama kalinya.
Begitu tiba di sana, saya mencoba melihat-lihat seluruh ruangan, tapi sayangnya, ruangan Presiden dan Sekjen PD yang katanya mengeluarkan bau menyengat, malah terkunci. Setelah melihat-lihat bagian interior Kantor PD, saya kemudian duduk di salah satu dari 5 kursi yang ada di sana. Tanpa disengaja, saya duduk di kursi nomor 3. Anda bisa melihat salah satu foto terlampir.
Setelah menduduki kursi nomor 3 (dan mudah-mudahan, ini bukan sebagai pertanda, bahwa pemilu legilsatif 2023, PD akan dapat 3 kursi), tidak berselang lama, muncullah Presiden Interinu PD, Bapak Samuel Mendonca, yang entah kebetulan atau tidak, hari itu, mengenakan kaos berwarna kuning (lihat foto terlampir).
Saya kemudian terlibat obrolan dengan PI (Presiden Interinu). Di saat sedang asyik 'ngobrol' dengan PI, tiba-tiba saya melihat ada "Lingkaran Kuning" muncul di lantai, tepat di dekat kakiku. Saya tidak tahu, dari mana datangnya "Lingkaran Kuning" tersebut. Perasaan, tadi, saat menduduki kursi nomor 3, saya tidak melihat adanya "Lingkaran Kuning" di lantai.
Akhirnya, saya memungut "Lingkaran Kuning" tersebut dan mengamatinya bersama Companheiro Leonito. Setelah itu, saya meminta bantuan Companheiro Leonito, untuk bergegas melihat nomor meteran listrik dan mendokumentasikannya menggunakan kamera Hp. Menurut rahasia yang saya ketahui, kemunculan "Lingkaran Kuning" tersebut, wajib hukumnya, harus memiliki hubungan kausalitas dengan nomor meteran listrik yang ada di Kantor PD.
Dan ternyata, foto 11 digit angka yang merupakan nomor meteran listrik Kantor PD, setelah dikonversikan ke dalam Bilangan Yahudi, memunculkan kata RAMAYANA (554). Begitu muncul kata RAMAYANA, maka muncul pula kejadian aneh yang terjadi di RAMAYANA Denpasar, pada tanggal 5 September 2017, yang belum pernah saya kisahkan kepada publik.
Hari itu, 5 September 2017, setelah mendapatkan pesan dari "dunia lain", saya segera menelfon mantan Atase Pendidikan Timor Leste itu untuk bertemu di RAMAYANA. Entah kebetulan atau tidak, Companheiro Leonito, yang saat itu (2017) masih menjalani misinya sebagai Atase Pendidikan, datang dengan mobil, menjemput saya di kos, sambil mengalungkan sebuah "Lingkaran Kuning" di lehernya. Kami berdua meluncur ke RAMAYANA, dan tiba di sana, kami naik ke lantai 3, tempat restoran, untuk makan, sambil bercerita. Cerita kami hari itu, 5 September 2017 adalah mengenai pemilihan Presiden Parlamen Nasional Timor Leste. Saat bercerita, saya katakan kepada Companheiro Leonito, bahwa Companheiro Aniceto Lopes akan memenangkan pemilihan Presiden Parlamen dengan 33 suara.
Companheiro Leonito tidak percaya, karena beliau yakin, Companheiro Aniceto akan terpilih dengan 35 suara (23 suara dari Fretilin, 7 suara dari PD dan 5 suara dari KHUNTO). Saat itu, KHUNTO belum "berpindah ke lain hati". Bagaimana mungkin bisa muncul 33 suara.
Untuk meyakinkan teman Atase Pendidikan tersebut, saya mengeluarkan sebuah botol kecil, berisi Air Suci yang dibawa dari Fatima Portugal. Saya menerima botol kecil berisi Air Suci dari Fatima Portugal dari seorang sepupu, pada pertengahan Juli 2011, di Kampus Unpaz. Saya menyerahkan botol kecil itu dan meminta Companheiro Leonito untuk melihat, ada angka berapa yang tertera di sana, di bawah dasar botol. Dan angka yang tertera di sana adalah angka kembar, 33 (Idade Crisrto = Usia Kristus).
Setelah melihat angka 33, Companehiro Leonito, saat itu juga, mencoba menelfon ke Dili untuk menanyakan hasil pemilihan Presiden Parlamen. Dan ternyata, saat itu sidang parlamen sedang "break". Bahkan belum dilakukan pemungutan suara (voting).
Akhirnya kami berdua meninggalkan RAMAYANA, pulang ke kos. Ternyata malam harinya, sekitar jam 10 Wita, saya mendapat SMS dari Companheiro Leonito, bahwa Companheiro Aniceto terpilih dengan "33 suara". "Nah, tuh khan, saya bilang juga apa, jangan meremehkan angka 33 dari Fatima Portugal", gumamku dalam hati.
Pertanyaannya kini adalah; "Apa hubungan antara 33 suara yang diperoleh Companheiro Aniceto, dalam pemilihan Presiden Parlamen pada 5 september 2017, dengan angka 'Idade Cristo', 33 yang tertera di bawah botol kecil dari Fatima Portugal?"
Belum saatnya berkisah. Karena orang bijak bilang; "Setiap kisah ada masanya. Dan setiap masa ada kisahnya". Tapi yang pasti, REVOLUSI KUNING, ada hubungan erat dengan "Pesan Fatima".
Semoga catatan ini bermanfaat. TUHAN YESUS memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar