SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Selasa, 21 Januari 2020

PERAMPOKAN TAKHTA (Pak Xanana Bukan Bangsawan Matahari Terbit) bagian: 1



Saya meletakkan tulisan ini dalam konteks "Kesaksian Iman dan hubungannya dengan nasib Pak Xanana dan masa depan Timor Leste". Karena ini adalah "Kesaksian Iman", bukan "kesaksian politik", maka sekiranya ada sesuatu dalam tulisan ini kurang berkenan di hati Anda dan membuat Anda merasa tidak nyaman, itu terjadi bukan karena Bunda kita salah mengandung. Sumber masalah yang membuat Anda tidak nyaman bukan ada dalam tulisan saya, melainkan ada dalam diri Anda. 


Hari ini 21 Januari 2020. Dalam catatan sejarah dunia, tepat pada hari ini, 227 tahun lalu, 21 Januari 1793, Raja Louis 16 dari Dinasti Bourbon, dihukum di hadapan rakyat Perancis yang murka. Kepalanya dipenggal menggunakan pisau "Guillotine". 

Begitu kepala raja kelahiran 23 Agustus 1754 itu terpisah dari badannya, suara rakyat Perancis bergemuruh-menggema, menandai pecahnya "Revolusi Perancis" yang membawa perubahan besar di bidang politik (demokrasi), sosial, budaya, bukan hanya di daratan Eropa, tapi juga dampak dari "domino effect" revolusi Perancis bagi dunia (di kemudian hari), terutama dalam bidang hak asasi, demokrasi dan kebebasan (berekspresi).

Hari ini peristiwa memilukan tersebut genap berusia "227" tahun. Sebagai "peneliti bilangan" (tapi bukan ahli bilangan), angka 227 ini sangat bermakna. Karena angka 227 ini merupakan nilai Gematris Latin dari frasa: BANGSAWAN MATAHARI TERBIT. 

Bangsawan = 82.
Matahari= 71.
Terbit = 74.
Total = 82 + 71 + 74 = 

Selain itu, pada tataran Ilmu Matematika, khususnya Ilmu Geometri, angka 227 adalah konstanta (besaran) yang selalu digunakan untuk mengetahui nilai PI (Keliling Lingkaran berbanding Diameter Lingkaran), yaitu 22/7 = 3,14. Nilai PI inilah yang menjadi salah satu referensi, khususnya di bidang Matematika, untuk menetapkan FRETILIN dan PD yang harus menanda-tangani PETISI 13 JULI 2017. 

Dalam rangka mengenang 227 tahun dipenggalnya kepala Raja Louis 16, melalui artikel berseri ini, saya ingin sekali mengajak rakyat Timor Leste, khususnya mereka yang "mencintai Pak Xanana", untuk menyumbangkan do'a tulus bagi "keselamatan" Pak Xanana, karena Pak Xanana sedang berada dalam resiko sangat tinggi. 

Sesuatu yang sangat buruk, sewaktu-waktu bisa terjadi secara tiba-tiba, tanpa disangka-sangka. Tapi kuasa TUHAN bisa merubah "kutuk" menjadi "berkat". 

Dan sebagai orang beriman, kita percaya bahwa do'a yang tulus dan sungguh-sungguh, bisa menggugah hati TUHAN untuk mencegah hal-hal buruk terjadi. Kuasa TUHAN bisa merubah apa yang tidak mungkin bagi manusia, menjadi mungkin bagi ALLAH. 

JAWABAN BUNDA PENOLONG ABADI DALAM PERTEMUAN RENETIL 7 JANUARI 2020

Coba Anda perhatikan foto-foto terlampir. Foto-foto tersebut diabadikan dalam salah satu pertemuan sejumlah "Membros Jurado RENETIL" pada tanggal 7 Januari 2020, di rumah salah satu "Companheiro RENETIL". 

Dalam pertemuan tersebut, kami 10 orang Membros Jurado RENETIL, bertanya tentang "sesuatu" mengenai Pak Xanana, secara langsung kepada Bunda Suci Perawan Maria Penolong Abadi. Atau dalam Bahasa Portugis, Bunda Penolong Abadi, diterjemahkan menjadi "Nossa Senhora Auxiliadora". 

Apa bunyi pertanyaan tersebut? Mengapa menanyakan hal tersebut? Dan apa jawaban "Bunda Penolong Abadi? " Jika Anda mau tahu, ikuti lanjutan artikel ini. 

 
Sekedar info, patung Bunda Penolong Abadi, sebagaimana terlihat dalam foto terlampir, sudah berkeliling di sejumlah negara di Benua Eropa dan Asia. Patung tersebut dibeli oleh salah satu sahabat saya (wanita), keturunan asli FRETILIN, di Katedral Notre Dame Paris Perancis, lalu dibawa ke Inggris. Kemudian meneruskan perjalanan ke Timor Leste. Saya menerimanya pada tanggal 22 Oktober 2018. 

Atas permintaan Bunda Penolong Abadi, saya membawa patung tersebut mengunjungi Indonesia, lalu ke Thailand dan sampai ke India, saat diundang oleh ICMR (Indian Council of Medical Research), menghadiri pertemuan ilmiah (Second Platform RESEARCH Meeting), di New Delhi India pada Desember 2019.

TUHAN YESUS berkata: "Apa gunanya seorang memiliki seluruh dunia tetapi ia kehilangan nyawanya" (Markus 8:36). 

Bersambung:

Artikel ini dapat diakses di laman face book saya. Klik saja link di bawah ini;

Tidak ada komentar: