SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Minggu, 12 Januari 2020

BERPIKIR TERBALIK (482) - MEMANFAATKAN IMUNITAS KAUM MUDA

Hari ini, 12 Januari 2021. Dalam rangka mengenang kejadian "eksekusi" di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali pada 21 lalu, tepatnya 12 Januari 2005 di Lab Mata, saya sengaja mengangkat judul ini (BERPIKIR TERBALIK), dengan tujuan, memunculkan satu sudut pandang (perspektif) yang berbeda, bahkan mungkin juga tidak lazim, dalam menghadapi penyakit Covid 19 di Timor Leste pada masa-masa mendtanag, terutama memasuki musim hujan ini. 

Berdasarkan teori yang sudah baku, juga berdasarkan ilmu Parasitologi dan Mikrobiologi yang saya pelajari selama menjadi mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Bali,  semua kuman, mau bakteri, protozoa, mau virus, dan lain sebagainya, senang dengan 3 hal berikut ini, yaitu: 

a. Senang tempat yang basah.
b. Senang tempat yang gelap.
c. Sengan tempat yang dingin.   

Nah, berdasarkan kesenangan kuman terhadap 3 kondisi di atas, yang artinya virus SARS CoV-2 juga senang dengan 3 kondisi di atas, maka ada kemungkinan besar (ini hipothesa saja), akan ada lonjakan angka penularan Virus SARS CoV-2 di musim hujan ini. Setelah melewati musim hujan, saat kita memasuki 3 kondisi terbalik yaitu: kering, terang dan panas (lawan dari basah, gelap dan dingin), angka penularan kemungkinan bisa menurun kembali. Dasar teorinya ya itu tadi, mengacu kepada kesenangan virus terhadap 3 kondisi di atas (basah, gelap dan dingin). 

Selama ini, kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam menghadapi bahaya penyakit Covid 19 adalah "lockdown" melalui aplikasi "Estadu Emerjensia" (EE). Untuk menghadapi Covid 19 di masa mendatang, dari pada pemerintah terus-menerus memperpanjang EE, dan ada kemungkinan, akan tiba saatnya Teori EE ini tiak lagi berlaku, karena akan berubah menjadi sebuah "KEBIJAKAN PARADOX" (benar di satu sisi, tapi pada saat yang bersamaan salah di sisi yang lain), maka menurut hemat saya, mungkin sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi secara menyeluruh dan mengambil kebijakan baru dengan konsepsi (teori) yang saya namakan "Berpikir Terbalik". 

Ada beberapa data dan fakta yang mendorong saya mengajukan "Teori Berpikir Terbalik", yaitu:

1. Mengacu kepada Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang mewabah pada tahun 2003, maka Virus SARS CoV-2, ada kemungkinanpada  akan berlalu (menghilang) satu atau dua tahun lagi, karena penyebab SARS juga adalah virus SARS yang menyebabkan Covid 19, hanya beda tipe. 

2. Mengacu kepada Penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome), yang mewabah di tahun 2012, juga membawa saya tiba pada satu hipothesa bahwa ada kemungkinan Covid 19 juga akan berlalu pada satu atau dua tahun mendatang, karena virus yang menyebabkan munculnya MERS, juga adalah virus yang masih satu rumpun tapi beda keluarga dengan SARS CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid 19 saat ini.

3. Setelah kurang lebih satu tahun kemunculan virus SARS CoV-2, data dan fakta yang tersaji di lapangan, memperlihatkan bahwa, di atas 99%, orang yang meninggal atau MRS adalah: 
a. Mereka yang berusia lanjut (manula). 
b. Mereka yang memiliki Comorbid (penyakit bawaan). 

Nah, dari 3 fakta yang saya sajikan di atas, bagaimana kalau pemerintah Timor Leste menerapkan teori "Berpikir Terbalik" dengan memanfaatkan imunitas kaum muda, untuk berperang melawan virus SARS CoV-2. 

"Bagaimana caranya?"

Caranya adalah: kaum muda yang berusia di bawah 30 tahun sampai 10 tahun, dan tidak memiliki Comorbid, tidak perlu dibatasi ruang geraknya. Justeru sebaliknya, mereka dianjurkan untuk harus lebih aktif bergerak, sehingga mereka akan terpapar oleh virus SARS CoV-2, lalu tubuh mereka akan menghasilkan anitbody, dan antibody kaum muda ini bisa dimanfaatkan untuk memerangi virus SARS CoV-2. 

Anda bayangkan saja. Jika ada 100 ribu kaum muda dianjurkan untuk bergerak aktif dan terpapar virus SARS CoV-2, maka tubuh mereka menghasilkan antibody. Dan itu artinya negara telah memiliki modal antibody dari 100 ribu orang yang bisa dimanfaatkan untuk memerangi Penyakit Covid 19. 

Mungkin akan ada resiko yang muncul, tapi persentasenya kecil sekali, karena berdasarkan data dan fakta yang tersaji di sejumlah negara selama satu tahun kemunculan SARS CoV-2, sulit menemukan orang yang meninggal hanya gara-gara Covid 19 sebagai single causal (penyebab tunggal). Semua orang yang meninggal gara-gara Covid 19, selalu disertai Comorbid. Tanpa Comorbid, seseorang tidak akan meninggal hany karena Covid 19, apalagi yang tidak memiliki Comorbid itu adalah anak muda yang memiliki imunitas tubuh yang bagus.

Jika teori "Berpikir Terbalik" ini diterapkan, maka sebelumnya, negara harus menyusun program konkritnya, yang disertai dengan protokol tertentu untuk menerapkan teori "Berpikir Terbalik" ini. Dan isu penting yang tidak boleh diabaikan adalah, harus ada "kompensasi" tertentu dari negara untuk menghargai jasa kaum muda yang dilibatkan dalam program ini.

Semoga catatan ini bermanfaat. TUHAN YESUS memberkati kita semua. Amen.






Tidak ada komentar: