Kemarin, 1 Desember 2020, saya memposting artikel berjudul: "Revolusi Kuning Adalah Sebuah Keniscayaan" (di laman facebook saya). Dalam artikel tersebut saya lampirkan 4 foto. Salah satunya adalah foto yang saya lampirkan kembali dalam artikel ini. Lalu ada sahabat bertanya begini; "Mengapa anda meletakkan angka 212 di bawah Kaki Tuhan? Apakah anda menyindir Perkumpulan Alumni 212?"
Berikut tanggapan saya;
Dalam gambar Tuhan, sebagaimana terlampir, ada sejumlah aksara, di mana sayalah yang menuliskannya di sana. Foto tersebut, saya mendapatkannya dari internet. Tapi sejumlah aksara di dalamnya, yang terdiri dari: Hakim Agung Akhir Jaman, 212, Cawan Majapahit dan 7733103170, saya yang membubuhkannya.
1). Karena saya menapakkan kakiku di New Delhi India, pada angka "212" (tanggal 2, bulan 12, tahun 2019. Hari ini, 2 Desember 2020, genap satu tahun saya menapakkan kakiku di Tanah India.
2. Dokter yang merekomendasikan saya untuk mengikuti pertemuan ilmiah (The Second Platform Meeting of RESEARCH = Regional South East Asia Research of Health), di New Delhi India, memiliki nama lengkap, yang jika dijumlahkan = 212. Ini aneh tapi "nyatu". Tanggal 11 November 2019, saya sedang makan siang di Kantin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar Bali. Saat itu saya sedang melakukan Studi Banding di Universitas Udayana. Lalu tiba-tiba dokter bernama "212" melakukan kontak dengan saya dan meminta saya untuk pergi ke India, menghadiri pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh ICMR (Indian Council of Medical Research = Dewan Penelitian Kedokteran India).
3. Saya sama sekali tidak ada maksud untuk menyindir Kelompok PA 212. Karena ketika saya meletakkan angka 212 di bawah Kaki Tuhan, sebagaimana tampak dalam foto terlampir, saat itu Kelompok PA 212 belum eksis. FPI (Front Pembela Islam), pimpinan Yang Mulia HRS memang sudah lama eksis (FPI lahir pada 17 Agustus 1998). Tapi PA (Perkumpulan Alumni) 212, belum eksis. PA 212 baru eksis, setelah FPI pimpinan Yang Mulia HRS melakukan aksi demo pada 2 Desember 2016. Padahal, gambar Tuhan dengan sejumlah aksara di dalamnya, termasuk aksara 212, sebagaimana tampak dalam foto terlampir, pertama kali saya tayangkan di akun FB saya yang lama (Rama Cristo), pada Hari Saptu, 6 September 2014. Karena itulah kenapa di sana ada angka 7733103170. Itu artinya, setelah 818 hari, gambar Tuhan dengan angka 212 di bawah kakiNya muncul di akun saya, baru Kelompok FPI melakukan aksi demo pada 2 Desember 2016. Jarak waktu 818 hari ini, dihitung dari tanggal 6 September 2014 (tanggal di mana, untuk pertama kalinya saya tayangkan gambar dalam foto terlampir di akun saya), sampai tanggal 2 Desember 2016 (tanggal di mana Kelompok FPI pimpinan HRS melakukan aksi demo di Jakarta). Jadi kalau saya dibilang "plagiator" menggunakan angka "212" yang merupakan hak paten PA 212, itu menurutku, sangat menggelikan.
4. Di dalam Alkitab, sudah tertulis dengan sangat eksplisit, mengenai angka "212". Jika tidak percaya, silahkan baca sendiri Alkitab. Lagi pula, sudah menjadi tradisi, tetangga sebelah suka sekali mengutak-atik isi Alkitab, kemudian menghujat habis-habisan. "Kalau TUHAN memiliki Anak, lalu siapa bidannya?" (Ucapan yang paling terkenal dari Yang Mulia HRS).
=====================================================
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman" (Matius 12:36)
===================================================
Semoga tanggapan ini bermanfaat. TUHAN YESUS, Hakim Agung Akhir Jaman, memberkati kita semua. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar