Mengancik usianya yang ke-56 tahun, Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar) masih menyisakan misteri. Ada yang belum terungkap dari
kepingan gambar puzzle sejarah negara ini.
Supersemar lahir pada 11 Maret 1966, persis lima
setengah dasawarsa bila dihitung mundur sejak sekarang, Kamis (11/3/2021).
Catatan pendek ini, hanya ingin menanggapi komentar salah satu teman lama, yang setelah membaca artikel berjudul: "Benarkah Unamet Melakukan Kecurangan Dalam Referendum 1999?" (bisa diklik di sini; https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/557705975433853), kemudian memberikan komentar bahwa kesaksianku adalah "Kesaksian Palsu".
Komentar sahabat lama ini menarik perhatian. Begitu membaca komentar beliau, yang memberikan stigma pada kesaksianku, muncul sejumlah pertanyaan berikut:
1. Apakah yang dimkasud PALSU itu adalah Ijazahku?
2. Atau apakah yang dimaksud PALSU itu adalah pernyataanku bahwa di Ijazahku tertulis simbol-simbol Referendum 1999?
3. Atau apakah yang dimaksaud PALSU itu adalah angka kemenangan Pro Kemerdekaan: 344580 (78,5%)?
BENARKAH UNAMET MELAKUKAN KECURANGAN
DALAM REFERENDUM 1999? (Ijazahku Ditolak Staf Internasional Asal Kanada)
Foto ini memvisualisasikan Staf yang bertugas di TPS Renon Denpasar. Dari kiri ke kanan: (1). Antoninho Benjamin Monteiro, asal Atsabe TL. (2). Acacio Branco de Oliveira, asal Same TL. (3). Ari Sanjaya, asal Bali Indonesia. (4). Mr. John, asal Kanada. (5). Mrs. Nicole, asal Kanada. (6). Mr. Mike Montegano, asal Kanada. (7). Mrs. Marylyn Maison, asal Kanada. (8). Mayor Tinakorn, Anggota Angkatan Laut asal Thailand. Tugasnya di TPS Denpasaradalah sebagai MLO (Military Liaison Officer) = Penghubung Militer, bersama Kolonel Arifin, asal Malaysia, yang tidak tampak dalam foto, karena beliau yang mengambil foto ini.
Pengantar Singkat:
Artikel ini adalah
sebuah ‘Kesaksian Iman”. Bukan “Kesaksian Politik”. Tujuan saya menulis artikel
ini, bukan untuk mencari “Subsidi Veteranus”, atau mencari “Pensaun Vitalisia”.
Terlebih lagi, artikel ini tidak saya tulis dengan tujuan, agar saya harus diakui
sebagai 'Pahlawan Kemerdekaan" Timor Leste. Tapi saya menulis artikel ini,
karena saya harus patuh pada Perintah Allah.
Prof. Eric Fromm,
Tokoh Psikoanalis Sosial asal Jerman bilang; “Ketaatan manusia terhadap
perintah berhala, adalah penyangkalan manusia terhadap Perintah Allah”.
Jika dalam artikel
ini, ada hal-hal tertentu yang kurang berkenan di hati Anda, maka itu terjadi
bukan karena Bunda kita salah mengandung. Tapi karena Anda adalah politikus,
sementara saya adalah “misticus”. Antara politikus dan misticus, terbentang
jurang yang amat dalam.
BENARKAH UNAMET MELAKUKAN KECURANGAN
DALAM REFERENDUM 1999?
Hari ini adalah ‘Hari
Sabat’, 4 September 2021. Kota Dili terasa sejuk karena diguyur hujan,
seakan-akan alam semesta memberi tanda, ikut merayakan genap 22 tahun
pengumuman hasil referendum 1999. Seperti kita semua tahu, Referendum atau
Jajak Pendapat (one person one vote = satu orang satu suara) yang
diselenggarakan pada 30 Agustus 1999, diumumkan pada “Hari Sabat”, 4 September
1999. Padahal berdasarkan “New York
Agreement” yang ditanda-tangani Tri Partied (Portugal, PBB dan Indonesia),
pada 5 Mei 1999 di New York Amerika Serikat, sepakat bahwa hasil Referendum
akan diumumkan pada hari Selasa, 7 September 1999. Tapi entah kenapa, tanpa ada
badai sebelumnya, tiba-tiba saja, Unamet (United Nations Administration Mission
for East Timor) yang merupakan perpanjangan tangan PBB, yang mensupervisi
jalannya pelaksanaan Jajak Pendapat, memutuskan untuk mengumumkan hasil
referendum pada Hari Sabat, 4 September 1999.
Karena Jajak Pendapat
dimenangkan fihak Pro Kemerdekaan, maka fihak Pro Otonomi menuduh, dimajukannya
pengumuman hasil Jajak Pendapat (dari 7 September menjadi 4 September), adalah
merupakan bagian integral dari berbagai “kecurangan” yang dilakukan Unamet
dengan tujuan untuk memenangkan fihak Pro Kemerdekaan.
Dan saya yakin,
seandainya saja, Jajak Pendapat dimenangkan fihak Pro Otonomi, maka ada
keniscayaan, fihak Pro Kemerdekaan lah yang akan menuduh bahwa PBB telah dengan
sengaja melakukan kecurangan untuk memenangkan fihak Pro Otonomi dengan
memajukan tanggal pengumuman hasil Jajak Pendapat.
Artikel ini sudah pernah ditayangkan di laman face book saya, pada 12 Juni 2020. Untuk itu, bagi mereka yang sudah membacanya, bisa di-skip saja. Sementara bagi pembaca yang ingin membaca versi face book-nya, bisa diklik di link ini:
Artigu ida ne'e posting tiha ona iha loron 28 Juillu 2021. Ba belun sira ne'ebe lee tiha ona, bele skip tiha deit. Ba belun lee nain sira ne'ebe hakarak lee versaun face book nian, bele klik iha link ida iha okos ne'e: https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/533764981161286.
"Kaum
rasionalis Timor Leste sira hanoin, Habibie sai Prezidente iha 1998 ne'e tamba
buang mak hanehan (cula ta desi)"
Lee hau nia
artigu mak gagal faham, sumber masalah la'os iha hau nia artigu. Maibe iha ita
boot nia aan rasik. Ita boot hanaran aan dehan parte husi "kaum
rasionalis". Se ita boot kaum rasionalis asli duni, lee ema nia ideas ruma
mak la tama iha ita bot nia kakutak, mai ho argumentus forte hodi kontra argumentus.
La'os halo fali saida mak matenek nain sira bolu naran "abusive
ad-hominem".
Foto kenangan saat referendum 30 Agustus 1999. Foto ini dibuat di Renon Denpsar Bali, pada 17 Juli 1999. Yang mengambil foto adalah Kolonel Arifin (Angkatan Darat) dari Malaysia. Dalam foto tampak dari kiri ke kanan; (1). Rama Cristo, orang gila dari Atsabe Timor Leste. (2). Acacio Branco de Oliveira dari Same Timor Leste. (3). Ari Sanjaya, dari Bali Indonesia. (4). Mr. John dari Kanada. (5). Mrs. Nicole dari Kanada. (6). Mr. Mike Montegano dari Kanada. (7). Mrs. Marilyn Maison dari Kanada.
. 8. Mayor Tinakorn (Angkatan Laut) dari Thailand.
PENGANTAR SINGKAT
Artikel ini sudah pernah ditayangkan di laman face book saya, pada 30 Agustus 2019 (2 tahun lalu). Hari ini, 30 Agustus 2021, dalam rangka ikut merayakan hari referendum ke-22, saya share kembali di blog ini. Bagi mereka yang sudah membacanya, bisa langsung di-skip saja.
Jika Anda ingin membaca versi face booknya, bisa diklik di link ini:
Artikel ini sudah ditayangkan di laman face book Antoninho Benjamin Monteiro, pada 9 Agustus 2021. Jika Anda ingin membaca versi face booknya, bisa diklik di link ini:
MOVIMENTU XANANA-RAMOS AKAN MENYULITKAN FRETILIN
DI PEMILIHAN PRESDIEN 2022
Sub-judul artikel ini
bukan pernyataan, melainkan pertanyaan (“Apakah Timor Leste Akan Segera
Memasuki Drama 484?”). Pertanyaan ini sengaja saya munculkan karena berkaitan
dengan kejadian 7 Agustus 2021 di Kampus Unpaz (Universidade da Paz),
sebagaimana bisa Anda baca di bawah.
Dalam dunia demokrasi, kemenangan bukan ditentukan oleh
kebenaran, tapi ditentukan oleh kepentingan (mayoritas). Bukan hanya itu,
demokrasi juga bisa merubah orang menjadi hipokrit.
Contoh:
Data demografi memperlihatkan bahwa di atas 95% rakyat Timor
Leste beragama Katplik Roma. Tapi kenapa, voting di Parlamen Nasional (PN)
untuk menentukan apakah Presiden Lu-Olo boleh mengunjungi Paus atau tidak,
malah mengalami kekalahan? Apakah Anggota PN yang mengikuti voting, lebih
banyak yang bukan Katolik Roma?
Selain itu, demokrasi itu buta dan kejam. Bayangkan, orang yang
bergelar Professor Doktor, bahkan berstatus Akademisi, malah kalah dengan lawan
yang hanya tamatan SD, dalam pemilihan presiden.
Eleisoens
Prezidensial 2022 atu rame nee so akontese batalla entre kandidatura husi CNRT
ho kandidatura husi Fretilin.
Pur ezemplu, husi
CNRT, Avo Nana avansa. Ou karik Avo Nana lakohi avansa, Avo Nana bele husu Avo
Ramos Horta mak avansa. Husi Fretilin, Prezidente Lu-Olo bele avansa fila fali.
Ou se-karik Prezidente Lu-Olo lakohi avansa fila fali, Fretilin bele kandidata
Jeneral Lere mak avansa.
Figuras hirak hau
mensiona iha leten, figuras hirak nebe mai husi "Jerasaun Tuan".
La'os jerasaun foun. Hau esplisita "jerasaun tuan" iha hau nia artigu
ida ne'e, la'os tamba hau la valoriza "jerasaun foun" sira, ou la'os
tamba hau hakerek tuir hau nia preferesnia (gostu pessoal), maibe tamba hau
subliña ba natureza nia regras.
Artikel ini adalah sebuah "kesaksian iman" dan disampaikan dalam rangka mengenang kematian dua tokoh senior Renetil, yaitu
Companheiro Lasama dan Companheiro Rama Metan. Artikel ini seharusnya
diterbitkan kemarin, 2 Juni 2021, genap 6 tahun meninggalnya Companheiro Lasama
(2 Juni 2015). Tapi karena listrik padam, jadi tertunda.
Konstitusi pada dasarnya adalah kontrak antara generasi hari ini, masa lalu, dan masa depan.
Catatan ini sekedar
sebuah refleksi pribadi. Tidak mewakili lembaga atau organisasi mana pun. Isu
sentral yang diangkat dalam catatan ini adalah: “Mempertanyakan fakta, mengapa,
dari 170 pasal Konstitusi Timor Leste, tidak satu pasal pun yang menyebutkan Nama
TUHAN, kecuali hanya disebutkan sambil lalu sebanyak 1x dalam Preamblu
(Pembukaan)?”
Tahun lalu, 28 Maret 2020, negara memutuskan untuk melakukan "lockdown", tujuannya untuk mencegah masuknya virus SARS CoV-2 dari luar negeri, yang menyebabkan penyakit Covid 19.
Tapi kini, virus SARS-CoV-2 telah merajalela di Timor Leste? Tiap hari negara menghitung kata "positif". Itu artinya, jika tujuan dilakukannya lockdown adalah untuk mencegah masuknya virus SARS CoV-2, maka tujuan itu gagal tercapai. Gagal tercapai, kausanya karena multi faktor. Lalu apa tujuan lockdown yang masih diberlakukan saat ini, sementara virus SARS CoV-2 sudah memenuhi seluruh teritori Timor Leste, bahkan, setidaknya untuk Kota Dili telah terjadi penyebaran secara Community Transmission? Tentu harus ada redefinisi tujuan lockdown saat ini. Jika pada level misi, ada redefenisi tujuan lockdown, maka akan memiliki "domino effect" pada level, program, sasaran/target dan implementasinya.
'Kami berada dalam situasi yang mengerikan,'
Kardinal Joseph Zen Ze-kiun, uskup emeritus Hong Kong, mengatakan kepada
Register 13 Januari Edward Pentin World 15 Januari 2021
KOTA VATIKAN -
Petugas polisi hukum keamanan di Hong Kong menangkap 11 orang pada Kamis yang
diduga membantu 12 aktivis pro-demokrasi Hong Kong melarikan diri ke Taiwan
Agustus lalu. Tindakan tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian
tindakan keras menyusul undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh
Republik Rakyat China yang mulai berlaku Juni lalu.
COVID-19 diduga terus menyebar secara diam-diam di Wuhan, China, selama
musim semi 2020. Bahkan setelah penghitungan resmi pemerintah menunjukkan virus
Corona telah diberantas. Dugaan ini bersumber dari sebuah studi baru yang
dikutip, Live Science.
SARS-CoV-
COVID-19 diduga terus menyebar secara diam-diam di Wuhan, China, selama
musim semi 2020. Bahkan setelah penghitungan resmi pemerintah menunjukkan virus
Corona telah diberantas. Dugaan ini bersumber dari sebuah studi baru yang
dikutip, Live Science.
Artikel ini disadur dari laman face book saya (Antoninho Benjamin Monteiro), edisi 22 November 2020. Jadi bukan baru ditulis hari ini, setelah terjadinya kerusuhan di Amerika Serikat saat ini (Gedung Kongres AS diserbu pendukung Donald Trump), di mana sedikitnya ada 4 orang pendukung Trump gugur ditembak aparat. Tidak ada satu kata pun yang ditambah atau dikurangi. Boleh dichek ke sumber aslinya.
======================================
Catatan ini disampaikan dalam rangka
mengenang genap 57 tahun, drama penembakan Presiden Amerika ke-35, beragama
Katolik, John Fitzgerald Kennedy (22 November 1963). Satu-satunya referensi
utama, yang menjadi landasan bagi saya untuk memilih kalimat judul di atas,
adalah sehelai kwitansi aneh (lihat foto terlampir), yang diproduksi di
Denpasar Bali Indonesia, pada tanggal 14 Juni 2018, tepat pada hari ulang tahun
Presiden Donald John Trump ke-72. Ikuti kisah nyata di bawah.
VIVA – Sesi gabungan
Kongres Amerika Serikat untuk mengawasi penghitungan suara elektoral dalam
pemilihan umum 2020 berubah menjadi kekacauan ketika kerumunan pemberontak
pendukung Presiden Trump
menerobos masuk gedung kongres
AS atau Capitol.
Dilansir dari Business Insider, pada Kamis
7 Januari 2021, dijelaskan bahwa atas aksi anarkis
VIVA. Gedung kongres Amerika Serikat akhirnya
berhasil diamankan pihak keamanan pada Rabu sore waktu setempat, usai beberapa
jam dikuasai oleh pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu aula kongres
untuk mengganggu pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden
berikutnya.
Dilansir dari CNBC pada Kamis 7 Januari 2020, pada pengunjuk rasa
dengan bebas menjelajahi kompleks Capitol, termasuk ruang Senat, di mana
seorang pria berdiri di kursi presiden Senat dan berteriak, 'Trump memenangkan
pemilihan itu!'
Tempotimor (Dili)- Prezidente Partidu Demokratiku (PD), Mariano Asanami
Sabino deklara lori PD "fó-aan" apoia Plataforma Entendimentu ne'ebé
forma husi Partidu Frente Revolusionária Timor Leste Independente (FRETILIIN)
no Partidu Libertasaun Populár, hodi asegura povu no nasaun inklui normaliza
situasaun ekonomia iha rai laran.
Rezultadu husi Platafofma Entendimentu ne'ebé asina husi Sekretáriu Jerál
FRETILIN Mari Alkatiri no Prezidente PLP atuál Primeiru Ministru Taur Matan
Ruak, halo Partdu Kmanek Haburas Unidade Nacional Timor Oan 'soe' hela CNRT iha
momentu forma koligasaun foun.
Horiseik, 31 Dezembru 2020, hau
posting artigu ida ho titulu: "Memoria Ineskezivel 31 Dezembru 1985".
Atraves artigu refere, hau mensiona kona-ba "Quiz Berhadiah Pulsa 21
Dolar". Objetivu lolós hodi halao "Quiz Berhadiah Pulsa 21
dolar" refere, atu konfirma deit, se-los mak sei eleitu ba Eleisoins
Prezidensial 2022.
B. Métodu.
Métodu uza ba dada rifa orsida, mak blind system method.
Entretantu, fo hatene ba belun sira
ne'ebe disponibel fo ona resposta kona-ba "Quiz Berhadiah 21 Dolar",
komu ema barak mak fo resposta, no resposta los ne'e barak, entaun hau tenki
halo lai "tabulasi data".
Artigu ida ne'e, espesialmente, hau enkamiña lós deit ba hau nia belun diak nain rua (ida Ministru, ida fali Assesor) ne'ebe agora dadaun ne'e involve iha GOI ho PDS (Partidu Desenvolvimentu Sosial/is) ninia membrus tomak. Mas infelizmente, sira nain rua nia naran, hau labele mensiona iha artigu ne'e.
Entretantu, hau la dedika artigu ida ne'e ba parte seluk. Parte sira ne'ebe la halo parte iha PDS, bele lé artigu ida ne'e, mas karik iha liafuan ruma la monu ba imi nia laran, labele senti ofendidu, labele fuan taridu, labele nervus sa'e, to'o adrenalin nakalin hodi fakar sai ba sirkulasaun sistemik.