SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Jumat, 11 Maret 2022

Yang Belum Terungkap dari Supersemar Usai 56 Tahun Berselang


Mengancik usianya yang ke-56 tahun, Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) masih menyisakan misteri. Ada yang belum terungkap dari kepingan gambar puzzle sejarah negara ini.

Supersemar lahir pada 11 Maret 1966, persis lima setengah dasawarsa bila dihitung mundur sejak sekarang, Kamis (11/3/2021).



Dihimpun dari catatan pemberitaan detikcom, Supersemar berisi perintah dari Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengembalikan kondisi keamanan dan ketenangan, juga menjamin keselamatan Presiden.

Soeharto saat itu adalah Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) dan Panglima Angkatan Darat. Situasi yang perlu diamankan adalah situasi negara yang genting seusai peristiwa berdarah Gerakan 30 September, PKI menjadi musuh bersama, elite hingga simpatisannya diburu di mana-mana.

Supersemar menjadi legitimasi Soeharto untuk membubarkan PKI. Setahun sejak Supersemar, yakni 12 Maret 1967, Soeharto menjadi Presiden RI menggantikan Sukarno.

Sejarah Supersemar memang sudah populer, lengkap dengan kontroversinya. Namun misteri masih juga tersisa. Berikut adalah hal yang belum terungkap dari Supersemar:

1. Naskah asli

Ditulis detikX, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyimpan tiga versi Supersemar. Enam tahun lalu, ANRI bekerja sama dengan Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Polri telah menguji tiga versi Supersemar. Kesimpulannya, tak ada satu pun yang orisinal.

Dilansir Antara, ANRI mengakui arsip Supersemar yang dimilikinya kini tidak asli. Pengakuan itu disampaikan pada 13 Desember 2020 oleh Pelaksana tugas (Plt) Deputi Konservasi ANRI Multi Siswanti.

"Kita memiliki arsip Supersemar tapi itu dari berbagai versi. Setelah kita lihat dari autentikasinya, ternyata itu bukan arsip yang asli," kata Multi Siswanti saat diskusi daring.

Pencarian naskah Supersemar asli masih terus dilakukan. Keberadaan Supersemar yang kini berusia 55 tahun ternyata masih misterius.

2. Supersemar berhubungan dengan suksesi?

Apakah Supersemar berhubungan dengan suksesi kepemimpinan negara ini dari Sukarno ke Soeharto? Yang jelas, Supersemar tidak diperuntukkan sebagai legitimasi pemindahan kekuasaan oleh Sukarno ke Soeharto, melainkan sebagai perintah pengamanan.

Ditulis detikX, Supersemar disusul oleh Surat Perintah 13 Maret 1966 sebagai koreksi. Lewat Surat 13 Maret 1966, Sukarno mengingatkan Soeharto bahwa Supersemar adalah surat perintah, bukan penyerahan kekuasaan. Sayangnya, Surat 13 Maret 1966 itu juga sama 'gaib' dengan Supersemar.

Soeharto mengaku hanya sekali saja menggunakan Supersemar sebagai landasan bertindak, yakni menggunakannya untuk membubarkan PKI atas nama Sukarno. Selain itu, Supersemar tidak lagi dia gunakan. Apakah Supersemar digunakan untuk legitimasi suksesi? Soeharto tidak berbicara itu dalam rekaman video yang diunggah kanal YouTube HM Soeharto, memuat keterangan Soeharto pada 1994.


Begini keterangan Soeharto:


Saya atas nama daripada Presiden, karena wewenang daripada diambilken pada beliau to. Lantas kita kumpul dan akhirnya kita bubarken PKI tersebut.

Ya hanya satu kali itu saja saya gunaken daripada Surat Perintah Sebelas Maret itu, walupun kemudian Surat Perintah Sebelas Maret dikukuhkan oleh MPRS, ditetapkan Nomor 9, mempunyai kekuatan konstitusional, tapi toh memang ya tidak perlu untuk digunaken, hanya sekali itu saja.


Mantan Kepala Staf Kostrad saat 11 Maret 1966, Mayjen TNI (Purn) Kemal Idris, menyampaikan pandangannya, dimuat dalam buku Eros Djarot, 'Misteri Supersemar'. Menurutnya, Soeharto tidak melapor balik ke Sukarno begitu selesai melaksanakan tugas sebagaimana tertuang dalam Supersemar.

"Itu tidak dilaksanakan Soeharto, seolah-olah surat itu hilang dan dia mempergunakan itu untuk mendapatkan kekuasaan sendiri," kata Kemal.

"Memang, soal Supersemar nggak pernah direncana sebelumnya. Tapi di otak dia, barangkali, ah... ini kesempatan. Saya nggak tahulah. Itu menurut pikiran saya saja. Memang policy-nya Soeharto, ya kita sebetulnya tidak sadar pikiran jeleknya. Baru belakangan saya tahu," ujar Kemal.



3. Basuki Rachmad cs bawa surat Soeharto untuk diteken Sukarno?


Peristiwa proses lahirnya Supersemar juga 'dibidani' oleh tokoh sentral bernama Brigjen Basuki Rachmad. Dia adalah Menteri Dalam Negeri Kabinet Dwikora II Presiden Sukarno.

Selain Basuki, ada pula Menteri Perindustrian Brigjen M Jusuf dan Panglima Kodam V Jaya, Amirmachmud. Basuki cs mendatangi rumah Soeharto di Jakarta, dan Soeharto titip pesan kepada Basuki cs supaya disampaikan ke Sukarno.

Salah satu pesan yang terpenting, dikatakan Soeharto, "Sampaikan saja kalau saya diberi kepercayaan, keadaan ini (situasi negara) akan saya atasi."


"Tidak ada surat pesan surat perintah begini begini, he-he.... Karena dengan pesan itu, saya nilai dengan pertanyaan yang terakhir, beliau sudah tahu," kata Soeharto dalam video yang diunggah kanal YouTube HM Soeharto.

Mantan Kakostrad, Mayjen TNI (Purn) Kemal Idris, menyatakan lain. Dia mengaku pernah membaca Supersemar. Dia menyatakan Soeharto di Jakarta menyerahkan surat ke Basuki Rachmat untuk diteken Sukarno di Bogor, surat itulah Supersemar.

"Terus Pak Harto tulis surat kepada Sukarno bahwa dia tidak bisa bertanggung jawab kalau Sukarno tidak memberikan kekuasaan kepada dia untuk mengatasi keadaan. Soeharto menyuruh Basuki Rachmat membawa surat itu ke Istana Bogor," kata Kemal dalam buku Eros Djarot, 'Misteri Supersemar'.

Entah bawa surat atau tidak, yang jelas Basuki menyampaikan pesan Soeharto ke Sukarno di Bogor. Sukarno meneken surat yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Sumber kutipan:  https://news.detik.com/berita/d-5490072/yang-belum-terungkap-dari-supersemar-usai-55-tahun-berselang/3

Tidak ada komentar: