Sebelumnya perkenankanlah saya menyampaikan Salam Sabtu Aleluia untuk kita semua, dalam Nama Suci TUHAN YESUS KRISTUS. Semoga dengan Kasih KRISTUS, kita semua tetap mampu memelihara cinta kasih di hati kita masing-masing, demi terciptanya stabilitas, keamanan, perdamaian dan demokrasi.
Melalui catatan ini saya lampirkan 3 foto. Salah satunya adalah foto sampul buku bergambar Wajah Bunda Suci PEMALU (Perawan Maria Lourdes), yang sudah kerap kali saya posting. Saya membeli buku tersebut di toko buku Gramedia Matahari, Jl. Dewi Sartika, Denpasar Bali, pada 29 Juni 2006. Jika Anda di rumah memiliki buku tersebut, coba buka halaman dua. Di halaman dua, tertulis tanggal lahir Bapa Suci Paus Fransiskus (Paus saat ini, yang lahir 17 Desember 1937), dan persis di bawah tanggal lahir Bapa Suci, tertulis pula tanggal lahir dari salah satu Capres (Calon Presiden) yang akan bertarung di putaran kedua, 19 April 2022.
Menurut Anda,
kira-kira tanggal lahir Capres manakah yang tertulis di sana? Apakah tanggal
lahir Capres Dr. Jose Manuel Ramos Horta yang lahir pada 26 Desember 1949?.
Ataukah tertulis tanggal lahir Dr. Francisco Guterres, yang lahir pada 7
September 1954?
Dalam salah satu dari
3 foto terlampir, terlihat foto Presiden Timor Leste ke-4, yang juga Pemenang
Nobel Perdamaian 1996 (bersama Uskup Belo), Dr. Jose Manuel Ramos Horta, tampak
sedang bersalaman dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Paus ke-266, kelahiran
Argentina, berdarah campuran Italia (ayah) Argentina (Ibu), dan merupakan Paus
pertama dari Ordo Jesuita. Pertemuan kedua tokoh tersebut berlangsung di
Vatikan Roma, pada 6 Oktober 2021. Pada kesempatan tersebut, Dr. Ramos Horta,
menyerahkan kopi asli produk Timor Leste.
RENUNGAN MENGENAI
WARISAN PYTHAGORAS
Warisan Bapa Ilmu
Bilangan, Pythagoras (kelahiran Yunani), sebagaimana dikutip oleh banyak ahli
bilangan, menyatakan bahwa: "Dilahirkan pada saat tertentu, dengan
memperoleh nama tertentu, bukanlah suatu peristiwa kebetulan belaka".
Berdasarkan warisan
Pythagoras di atas, dalam rangka ikut meramaikan Pilpres putaran kedua, saya
ingin membangun sebuah Hipothesa, bahwa Capres yang tanggal lahirnya tertulis
dalam buku berjudul "LOURDES: Madu Dari Gunung Batu", akan
memenangkan Pemilihan Presiden di tahun 2022. Namanya hipothesa, bisa benar,
bisa juga salah.
AKAN SAYA PERLIHATKAN
PADA HARI PASKAH (17 APRIL 2022)
Pada tanggal 13 Juli
2021, melalui artikel berjudul: RANCANGAN ALLAH MAMPU MENEMBUS RUANG DAN WAKTU,
saya mengumumkan tanggal 19 Maret 2022 sebagai tanggal pelaksanaan Pemilihan
Presiden. Saya menuliskan tanggal 19 Maret 2022 sebanyak 2X dalam artikel
tersebut. Padahal Presiden Timor Leste baru secara resmi mengumumkan tanggal
pelaksanaan Pemilihan Presiden pada 15 Januari 2022. Itu artinya, setelah 249
hari saya mengumumkan tanggal Pemilihan Presiden, barulah negara secara resmi
mengumumkan tanggal 19 Maret 2022 sebagai tanggal Pemilihan Presiden.
Orang-orang mengira
saya hanya sekedar "meramal" atau sekedar main asbak (asal tebak)
atau asbun (asal bunyi). Saya bukan peramal, bukan paranormal, bukan dukun,
apalagi dukun cabul.
Saya seorang
"misticus". Yang namanya "misticus" itu, setiap kali
berkata, selalu berpegang pada peristiwa "mistis" sebelumnya. Saya
mengumumkan tanggal 19 Maret 2022 sebagai hari pelaksanaan Pemilihan Presiden,
berdasarkan peristiwa mistis yang terjadi pada tanggal 19 Maret 2021. Sore itu,
Kakek Misterius menampakkan Diri di Kampus UNPAZ, tepatnya di ruangan Ceepaz.
Saat itulah Kakek Misterius menyuruh saya pergi memungut uang lembaran dua
puluhan dolar Amerika di dekat Patung Prof. Dr. Lucas da Costa,SE,MSi (Rektor
Pertama UNPAZ).
Saya menuruti
perintah Kakek Misterius. Dan di sana, saya menemukan uang lembaran dua puluh
dolar Amerika yang sudah lumayan lusuh. Dalam lembaran dua puluh dolar
tersebut, tertulis sejumlah aksara (angka dan huruf), yang jika dikonversikan,
akan memunculkan nilai konversi 19 Maret 2022 (nilai numerik 377).
Bukan hanya itu. Dalam konfigurasi aksara tersebut, bilangan (243) yang melambangkan nilai numerik nama baptis Capres nomor urut 14 (Jose Manuel Ramos Horta), tertulis sebanyak dua kali. Menurutku data dan fakta ini; "aneh tapi nyatu".
Jose = 49
Manuel = 66
Ramos = 66
Horta = 62
----------------
Total = 49+66+66+62 =
243.
Kini, Pemilihan
Presiden putaran pertama telah usai. Dan hasilnya linier (berbanding lurus)
dengan pesan-pesan saya dari tahun 2019 sampai menjelang pemilihan Presiden
Maret 2022. Pada 5 Desember 2019, dini hari, saat berada di Bandara
Internasional Mahatma Gandhi New Delhi India, sambil menunggu penerbangan
menuju Bangkok Thailand, saya menulis artikel dan mengumumkan bahwa, dalam
Pemilihan Presiden 2022, pemenangnya adalah wajah lama, alias tokoh yang
sebelumnya telah pernah menjabat sebagai Presiden Timor Leste. Tidak akan
muncul wajah baru.
Saya mengumumkan hal
ini, karena saya berpegang pada peristiwa mistis, yaitu berdasarkan pesan yang
disampaikan Kakek Misterius bersama Malaikat Barachiel, saat menampakkan Diri
di kamar 59 Hotel Imperial New Delhi India (kamar hotel bintang 5 yang saya
tempati). Begitu Kakek Misterius dan Malaikat Barachiel berlalu, kamar 59
dipenuhi Tim Security berbadan tinggi besar, tapi dipimpin seorang wanita muda
yang sangat cantik, bak Bintang Film Bollywood.
TUDUHAN SEKJEN PARTAI
FRETILIN
Sesaat setelah CNE
(Komisi Pemilihan Umum) menetapkan secara resmi hasil Pilpres putaran pertama,
langsung muncul tuduhan terbuka dari Sekjen Partai FRETILIN, bahwa fihak Xanana- Ramos
(XARA) telah melakukan kecurangan dengan "mencuri suara". Tuduhan
terbuka, tanpa tedeng aling-aling dari Sekjen Partai FRETILIN, Dr. Mari Alkatiri,
konon (menurut mantan Perdana Menteri tersebut), berdasarkan hasil survey yang
dilakukan timnya. Yang menjadi pertanyaan adalah;
1. Surveynya
menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif?
2. Jika surveynya
metode kuantitatif, apakah memakai hipothesa atau tidak?
3. Identifikasi
Variabelnya ada berapa?
4. Menggunakan Skala
Pengukuran Nominal? Ordinal? Interval? Atau Rasio?
5. Penetapan
populasi, memakai sistim kluster atau bukan?
6. Populasinya
terjangkau atau tidak terjangkau?
7. Populasinya
heterogen atau homogen?
8. Sampel dipilih
dari populasi yang mana?
9. Berapakah jumlah
sampel yang digunakan dalam survey?
10. Menetapkan besar
sampel menggunakan rumus apa?
11. Teknik pemilihan
sampel menggunakan metode apa?
12. Uji statistik apa
yang digunakan?
13. Berapakah nilai
tingkat kemaknaan (d) yang dipakai?
14. Apa kelebihan dan
kelemahan survey tersebut?
Dengan tetap bersikap
menghargai "klaim" Sekjean Partai FRETILIN, saya hanya ingin
memunculkan pertanyaan renungan: "Benarkah fihak XARA telah melakukan
pencurian suara?"
Jika tuduhan terbuka yang disampaikan Sekjen Partai FRETILIN kita jadikan premis, maka konklusi yang bisa kita bangun adalah; "Jika fihak XARA tidak melakukan kecurangan (pencurian suara),
maka seharusnya, yang memenangkan Pemilihan Presiden adalah Dr. Francisco
Guterres".
Kita mencoba melihat
data statistik (hasil akhir penetapan CNE), untuk mengetahui berapakah marjin
(perbedaan) perolehan suara, antara Dr. Ramos Horta dan Dr. Francisco Guterres.
Suara yang diperoleh
Dr. Ramos Horta = 303,477 (46,6%).
Suara yang diperoleh
Dr. Guterres = 144,282 (22,1%).
Marjian suara di
antara keduanya= 159,195 (24,5%).
Nah, dengan marjin
suara yang begitu sangat besar (159,195/24,5%), bahkan melebihi jumlah suara
yang diperoleh Dr. Francisco Guterres (144,282/22,1%), benarkah fihak XARA
telah melakukan kecurangan (pencurian suara)?
Karena jika
benar-benar telah ada kecurangan yang dilakukan fihak XARA, maka kecurangan itu
sangat-sangat massif. Secara logika, kecurangan massif, hanya bisa dilakukan,
jika fihak yang melakukan kecurangan massif, memiliki kekuatan besar, termasuk
menguasai total segala fasilitas yang digunakan dalam Pemilu? Pertanyaannya
adalah; "Apakah orang-orang dari fihak XARA yang telah menduduki dan
menguasai segala fasilitas Pemilihan Presiden Timor Leste 2022?
Tapi dari fihak XARA
telah menanggapi tuduhan Sekjen Partai FRETILIN. "Bagaimana fihak kami
(XARA) bisa melakukan kecurangan, sementara seluruh STAF CNE dan STAE, dikuasai
sepenuhnya oleh orang-orang FRETILIN?
"Jika
orang-orang FRETILIN yang sepenuhnya menguasai fasilitas pemilu, lalu bagaimana
logikanya, kecurangan massif bisa dilakukan oleh fihak XARA?"
Sejumlah sahabat
"menuntut saya" harus menepati janji untuk mempublikasikan uang dua
puluhan dolar yang saya "pungut" pada 19 Maret 2021, karena mereka
ingin tahu, bilangan dengan nilai numerik nama Capres yang manakah yang
tertulis di sana? Apakah nilai numerik "201" yang melambangkan nama
Capres Francisco Guterres? Atau nilai numerik "243" yang melambangkan
nama Capres Jose Manuel Ramos Horta? Mereka menutut, karena sebelumnya saya
sudah menuliskan artikel dan mengumumkan mengenai kejadian mistis yang terjadi
pada 19 Maret 2021.
Tanggapan saya
begini; "Besok, 17 April 2022, bertepatan dengan Perayaan Paskah
(Kebangkitan TUHAN YESUS), saya akan mempublikasikan (memperlihatkan) uang
lembaran dua puluh dolar Amerika, di mana, dalam tersebut, tertera secara
eksplisit angka (numerik) yang memiliki nilai waktu: 19 Maret 2022, dan
terlebih dari itu, dalam lembaran tersebut, tertulis secara explisit, nilai
numerik "243" yang melambangkan nama baptis; Jose Manuel Rmos Horta.
Setelah itu, silahkan Anda bisa meminta bantuan fihak Amerika untuk memastikan,
apakah nomor seri tersebut adalah asli? Atau aspal (asli tapi palsu)?
Saya tidak mengatakan bahwa dengan mempublikasikan (memperlihatkan) uang lembaran dua puluh dolar Amerika tersebut, tuduhan Sekjen Partai FRETILIN bisa digugurkan. Tapi setidak-tidaknya, sebagai orang beriman, kehadiran lembaran dua puluh dolar Amerika tersebut, akan membuat kita semua merenungkan intervensi ALLAH dalam Pilpres Timor Leste 2022.
Saya ingin katakan
bahwa, jika tuduhan Sekjen Partai FRETILIN benar, maka seluruh aksara yang
tertulis dalam lembaran uang dua puluh dolar Amerika, yang bukan hanya
melambangkan termus tempus (19 Maret 2022), adalah palsu, juga simbol bilangan
243 yang melambangkan nama baptis Jose Manuel Ramos Horta, pemenang Pemilihan
Presiden 19 Maret 2022 juga adalah palsu.
Bukan hanya itu.
Nanti, pada hari pemilihan, 19 April 2022, saya juga akan mempublikasikan
(memperlihatkan) satu lembaran mata uang Bath Thailand, satuan 20 Bath yang
menggmbarkan wajah "Raja Rama X" Kerajaan Thailand, di mana terdapat
nomor seri (aksara) yang melambangkan simbol waktu; 19 April 2022, yaitu
tanggal di mana akan diselenggarakannya Pemilihan Presdien putaran kedua. Saya
memperoleh lembaran 20 Bath Thailand, pada tanggal 1 Desember 2019 saat transit
di Bandara Internasional Bangkok Thailand, ketika dalam perjalanan dari Bali menuju New Delhi India.
Ini artinya, jika
kita menghitung nilai Z (rentang waktu), dari tanggal 1 Desember 2019 (waktu di
mana saya mendapatkan lembaran 20 Bath Thailand) sampai 19 April 2022 (tanggal
penyelenggaraan Pemilihan Presiden Timor Leste putaran 2), adalah 870 hari.
Pertanyaan
menggodanya adalah; "Jika di dalam lembaran uang dua puluh dolar Amerika
yang saya pungut pada 19 Maret 2021, tertera angka 243 yang melambangkan nama
baptis JOSE MANUEL RAMOS HORTA? Apakah dalam lembaran 20 Bath Thailand, juga
tertera nama pemenang Pemilihan Presiden Timor Leste putaran kedua? Silahkan Anda
menunggu dengan sabar.
"Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari Sorga" (Yohanes 3:27).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar