Artikel ini saya copy-paste dari laman face book saya, karena sudah pernah ditayangkan di laman face book saya, pada 30 Juli 2020. Bagi pembaca yang ingin membaca versi face booknya, bisa diklik di link ini: https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/301978584339928.
Hari ini 30 Juli 2020. Delapan tahun lalu, 30 Juli 2012, saya menerbitkan sebuah artikel pendek (160 kata) berjudul: ALLAH AKAN MENYELAMATKAN PAK XANANA ATAU MENYELAMATKAN SI TANGAN SABAT.
Melalui artikel tersebut, saya menuliskan sebuah "hipothesa" sebagai-berikut:
"Jika Allah
tidak pernah menciptakan Pangeran Surya, maka Pak Xanana akan menduduki kursi
Perdana Menteri sampai tahun 2017. Tapi jika Allah menciptakan Pangeran Surya,
maka Pak Xanana akan lengser sebelum tahun 2017".
Begitu artikel
tersebut ditayangkan, saya menuai badai besar. Saya dihujat habis-habisan oleh
para "haters" yang adalah pendukung dan fans berat Pak Xanana.
"Kamu itu
siapa? Berani-beraninya bilang Pak Xanana akan lengser? Kamu turun di Dili,
kami kebiri kamu, lalu penggal kepalamu". Ini adalah sebagian hujatan dari
"haters". Untungnya saat itu, saya tinggal di Denpasar Bali. Coba
waktu itu saya tinggal di Dili, pasti para "haters" tidak akan bisa
menemukan saya, karena mata mereka penuh dengan butiran debu.
Saya merasa agak
geli membaca hujatan dan ancaman para "haters". Yang salah dari
artikel saya itu apa? Khan cuma sekedar sebuah hipothesa. Bukan sebuah tuntutan
bahwa Pak Xanana harus lengser di tengah jalan.
Secara pribadi,
saya melihat, orang-orang yang menghujat saya, bukan karena mereka mencintai
Pak Xanana. Tapi karena mereka mencintai kepentingan mereka. Dan mereka sangat
berkepentingan dengan kekuasaan Pak Xanana, karena kekuasaan Pak Xanana, bisa
menyelamatkan kepentingan mereka. Kalau Pak Xanana sudah tidak lagi berkuasa,
mereka juga akan pergi meninggalkan Pak Xanana.
Coba Anda amati
baik-baik wajah orang-orang yang selama ini mengelilingi Pak Xanana. Apakah
Anda yakin, mereka menghormati dan mencintai Pak Xanana dengan tulus?
Sekiranya saya
yang ditanya seperti itu, jawaban saya adalah "tidak".
Setidak-tidaknya, dari orang-orang yang mengelilingi Pak Xanana, 99,99%, tidak
mencintai Pak Xanana. Hanya 0,01% yang mencintai Pak Xanana. Kenapa bisa
begitu? Jawabannya sederhana. Karene seperti itulah fitrah dasar manusia.
"Hidup di
dunia fana ini yang terpenting adalah kepentingan. Bukan cinta kasih. Cinta
kasih itu, urusan akhirat". Ini adalah cara berpikir kaum sekularis. Jika
Anda memasuki sebuah gereja, Anda perhatikan orang-orang berlutut dan berdo'a
sangat kusyuk. Apakah mereka datang ke gereja karena mereka mencintai TUHAN
YESUS? Atau mereka datang ke gereja karena mereka ingin meminta TUHAN YESUS
menyelamatkan kepentingan mereka? Apalagi kita-kita ini adalah orang-orang yang
hidup di negara yang "ultra sekuler" seperti Timor Leste. Saya
menyematkan frase "ultra sekuler" kepada Timor Leste, karena alat
ukur yang saya pakai adalah Konstitusi Timor Leste. Coba Anda baca Konstitusi
Timor Leste. Dari 170 pasal, tidak ada satu pasalpun yang menyebutkan "Nama
Suci ALLAH".
Itu artinya apa?
Artinya, setiap gerakan, apapun gerakan itu, yang tujuan utamanya adalah untuk
membela Konstitusi Timor Leste, maka gerakan itu dapat dikategorikan sebagai
"Gerakan SEKULARISASI yang diperjuangkan oleh Kaum SEKULER yang menganut
dan menjunjung tinggi faham SEKULARISME".
AKHIRNYA PAK
XANANA LENGSER
Akhirnya pada 5
Februari 2015, Pak Xanana secara resmi mengirimkan surat pengunduran diri
kepada Presiden Taur Matan Ruak. Kursi Perdana Menteri kemudian diduduki oleh
dr. Rui Maria de Araujo, MoH, kakak tingkat saya di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana (Unud) Bali. Pengunduran diri Pak Xanana, merubah
"hipothesa" saya menjadi "thesis". Yang artinya, ada
kemungkinan besar, Allah memang benar-benar pernah menciptakan Pangera Surya.
Hanya saja kita tidak tahu, siapakah sesungguhnya Pangeran Surya itu?
Siapa tahu,
Pangeran Surya itu berasal dari Suai Loro?" Jika tidak, kenapa diberi nama
"Suai Loro?" Bukankah dalam Bahasa Tetun, LORO itu artinya SURYA?
Tapi dalam Bahasa Jawa, LORO itu memiliki dua arti, yaitu: LORO artinya angka 2
dan LORO artinya sakit.
Untuk memastikan
lagi, apakah lengsernya Pak Xanana pada Februari 2015, menandakan bahwa
Pangeran Surya itu memang benar-benar ada, maka hari ini, 30 Juli 2020, saya
mengajukan sebuah thesis, masih tetap mengenai "Pangeran Surya". Jika
Pangeran Surya itu hanyalah sebuah utopia, maka thesis ini akan digugurkan oleh
para pendukung Pak Xanana, dan di masa depan, Pak Xanana akan kembali ke tampuk
kekuasaan. Tapi jika Pangeran Surya itu benar-benar sebuah entitas yang eksis
karena diciptakan Allah, maka perjuangan para pendukung Pak Xanana untuk
mengembalikan Pak Xanana ke tampuk kekuasaan, akan digugurkan Allah. Tapi bukan
digugurkan oleh saya (Rama Cristo).
KEMUNCULAN KONDI ORU MEMBAWA PESAN TENTANG KEBERADAAN PANGERAN SURYA
Kemarin siang,
29 Juli 2020, di saat saya lagi memberikan bimbingan kepada mahasiswi yang akan
menyusun Skripsi (untuk memastikan apakah ada hubungan kausalitas antara
pengetahuan dan sikap dengan tindakan aborsi di kalangan remaja), tiba-tiba,
seorang sahabat mengontak saya dan menyampaikan khabar bahwa dia memungut
selembar kartu remi "Kondi Oru" (Jack Wajik) di pinggir jalan (lihat
foto terlampir). Setelah mendapat khabar tersebut, saya menganjurkannya untuk
menyimpan kartu remi tersebut baik-baik. Nah, tadi malam, saya mendapatkan
mimpi yang sangat aneh mengenai kartu remi tersebut.
Mimpinya terlalu panjang untuk dikisahkan di sini. Tapi singkatnya, dalam mimpi, Bunda Suci Perawan Maria Lourdes menampakkan diri dan memberikan pesan bahwa kemunculan kartu remi "Jack Wajik" itu melambangkan eksistensi "Pangeran Surya". Berdasarkan mimpi aneh tersebut, saya membangun thesis berikut:
"Dua kuntum Bunga Matahari di dorsum pedis Bunda Suci Perawan Maria Lourdes yang dilihat Bernardette Soubirous, memastikan bahwa di Timor Leste ada Pangeran Surya.
Kini, saya
persilahkan rakyat Timor Leste, khususnta mereka yang menghendaki Pak Xanana
kembali ke tampuk kekuasaan, untuk berjuang semaksimal mungkin, guna membawa
Pak Xanana kembali ke tampuk kekuasaan, dengan demikian, menggugurkan
"thesis aneh" di atas.
Saya menyebut
thesis tersebut sebagai "thesis aneh", karena thesis tersebut akan
memancing munculnya pertanyaan: "Jika dua kuntum Bunga Matahari itu
melambangkan Pangeran Surya ada di Timor Leste, mengapa Bunda Maria tidak
menampakkan diri di Timor Leste?"
Untuk itu, saya
sangat berharap, para pendukung Pak Xanana bisa menggugurkan thesis aneh
tersebut. Jika thesis aneh itu gugur, maka bukan hanya mimpiku semalam yang
hanyalah sekedar "bunga tidur doang", tetapi juga pengunduran diri
Pak Xanana pada Februari 2015, bukan karena adanya Pangeran Surya di Timor
Leste. God bless us all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar