SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Minggu, 15 Agustus 2021

MISTERI DELAPAN HATI


Artikel mengenai kisah kemunculan "Delapan Hati" ini, yang terjadi pada 15 Agustus 2003 (18 tahun lalu), sudah beberapa kali saya kisahkan di laman face book saya. Bagi mereka yang sudah pernah membacanya, boleh di-skip saja. Kebetulan hari ini, 15 Agustus 2021, genap 18 tahun peristiwa tersebut terjadi. Maka saya menulis artikel ini untuk mengenang kisah aneh tersebut. 
Saya mulai menjalani pekerjaan sebagai dosen, pada tahun 2002 (19 tahun yang lalu). Dimulai dengan mengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universidade Dili (Undil). Saat itu Universidade da Paz (Unpaz) belum lahir. Unpaz baru lahir pada tahun 2004. Banyak dosen penting di Unpaz saat ini, yang ketika itu (2002-2003), masih menjadi mahasiswa Undil, termasuk Rektor Unpaz saat ini, Bapak Dr. Adolmando Soares Amaral,Lic.Eco.,M.M., yang pada jaman itu menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Undil. Pada Jumat pagi, 15 Agustus 2003, saya masih sempat ke kampus, untuk mengambil gaji bulan Agustus dan sekaligus mengumumkan nilai UAS (Ujian Akhir semester) mata kuliah ANATOMI. Kebetulan di Undil, saya mengasuh matakuliah Fisika Kesehatan, Anatomi dan Fisiologi.
 

Jadi hari itu, 15 Agustus 2003, untuk terakhir kalinya saya mengunjungi Undil, karena pada keesokan harinya, 16 Agustus 2003, saya meninggalkan Dili, menuju Bali, sampai akhirnya, setelah 4 bulan lebih, tepatnya pada tanggal 4 Desember 2003, Rektor Undil saat itu, Prof. Dr. Lucas da Costa,SE.,MSi., menelfon saya dan mengucapkan kalimat pertama: "Manumean.., Undil rahun.."(Manumean..., Undil hancur), sebagaimana sudah beberapa kali saya kisahkan di laman face book saya. 

Setelah selesai urusan di kampus, saya pulang ke rumah dan istirahat (tidur siang). Pada saat tidur siang itulah, saya memperoleh mimpi yang sangat aneh. Bunda Suci Perawan Maria dan Santo Yoseph menampakkan diri dalam mimpi dan menyampaikan sejumlah pesan. Salah satu pesan penting yang disampaikan dalam mimpiku hari itu (15  Agustus 2003), menurutku, sangat aneh, tapi bikin kepo. Maka begitu terbangun, saya  langsung meminta dua keponakanku, pergi membeli satu pack Kartu Remi di kios yang ada di depan rumah. Begitu kartu remi tersebut dibawa ke rumah, saya mengajak seorang pria paruh baya, dengan inisial M.M masuk ke kamar berdua dan mengunci pintu rapat-rapat.

Di dalam kamar saya membuka kartu remi yang masih baru tersebut dan meletakkan di atas sebuah kursi plastik berwarna hijau, yang memisahkan antara saya dan Pak MM. Saya mengajak Pak MM untuk berdoa selama sekitar 5 menit. Dalam doa singkat tersebut, saya mengajukan pertanyaan rahasia dalam hati, kepada Allah, sebagaimana pesan yang disampaikan dalam mimpi. 

Setelah selesai berdoa, saya  memisahkan dua kartu jocker dari 52 kartu yang lain. Kemudian saya mengocok ke-52 kartu remi tersebut sambil kembali mengucapkan penggalan doa dalam hati. Setelah selesai mengocok 52 kartu tersebut, saya meletakkan kartu tersebut di atas meja. Lalu saya meminta Pak MM untuk menutup matanya dan menggunakan tangan kanannya untuk, secara random,  mencopot satu kartu dari tumpukan 52 kartu remi tersebut.

Dalam keadaan mata tertutup, Pak MM secara perlahan menyodorkan tangan kananya mencopot secara random satu kartu dari tumpukan 52 kartu remi di atas meja. Setelah itu kartu yang diambil diletakkan dalam keadaan tertutup. Sehingga kami berdua belum tahu jenis kartu apa yang diambil Pak MM. Setelah itu saya meminta Pak MM membuka matanya. Lalu kami berdua sama-sama membuka kartu yang diambil Pak MM tadi. Begitu dibuka, ternyata kartu "DELAPAN HATI". Orang Portugis bilang; "OITO COPAS" (dibaca: OITU KOPAS).

Karena pesan dalam mimpi, harus melakukannya sampai 3X, karena pertanyaan rahasia harus disampaikan sebanyak 3X, maka saya memasukkan kembali kartu "DELAPAN HATI" ke dalam tumpukan kartu dan kembali mengocok ke-52 kartu tersebut selama sekitar 2 menit. Setelah selesai mengocok, dengan cara yang sama, saya meletakkan ke-52 kartu remi tersebut di atas meja. Saya meminta Pak MM untuk kembali menutup matanya dan mengambil satu kartu dari tumpukan 52 kartu di atas meja. Pak MM menuruti permintaanku. Beliau kembali menutup matanya. Dan dengan perlahan menyodorkan tangan kanannya mencari-cari tumpukan ke-52 kartu. Begitu tangannya menyentuh tumpukan ke-52 kartu remi tersebut, jari-jarinya mengacak-acak seakan mencari-cari sesuatu di antara 52 kartu remi. Setelah itu Beliau kembali mencopot satu kartu, dengan kedua matanya masih dalam keadaan tertutup. Setelah kartu tersebut diambil, saya meminta Pak MM untuk meletakkan kartu tersebut dalam keadaan tertutup sebagaimana yang dilakukan pada kartu pertama. Setelah itu saya meminta Bapa untuk kembali membuka matanya. Setelah matanya terbuka, kami berdua kembali secara bersama-sama membuka kartu yang diambil Pak MM. Ternyata apa yang terjadi? Ada sebuah keanehan. Kartu yang diambil Pak MM secara acak dalam keadaan kedua matanya tertutup adalah kartu; "DELAPAN HATI", alias OITO COPAS.

Tiba pada titik ini, denyutan jantung saya mulai aneh. Bukan hanya frekwensinya yang meningkat, tapi hentakannya mulai keras. Saya merasa seakan-akan Bunda Suci Perawan Maria dan Santo Yoseph saat itu sedang berdiri di ruangan itu dan mengawasi saya dan Pak MM.

Saat itu Pak MM mulai menatapku dengan pandangan aneh, tanpa  bisa mengucapkan sepatah kata pun. Beliau sekan-akan hendak mengucapkan sesuatu, tapi tidak mampu. Saya kembali memasukkan kartu DELAPAN HATI ke dalam tumpukan kartu remi. Sambil menatap Pak MM, dengan jantung yang betrdebar makin kencang, mungkin karena adrenalinku mulai mendidih, saya kembali mengocok ke-52 kartu remi selama sekitar 2 menit.

Setelah selesai mengocok, dengan cara yang sama, saya kembali meletakkan ke-52 kartu remi di atas meja. Lalu saya kembali meminta Pak MM untuk kembali mengambil satu kartu dengan cara yang sama, dengan kedua mata dalam keadaan tertutup, sebagaimana yang telah dilakukan 2X sebelumnya. Namun pada kali yang ketiga ini, Pak MM tidak serta merta menuruti permintaan saya. Untuk sesaat Beliau, sambil menatapku dalam-dalam berkata; "Kamu saja yang ambil. Saya tidak berani, karena saya merasa sepertinya ada orang lain yang sedang mengawasi  kita di ruangan ini".

Ini cukup aneh. Pak MM merasa seakan-akan di ruangan yang terkunci rapat, ada orang lain yang hadir di situ dan sedang mengawasi kami berdua. Saya mencoba meyakinkan Pak MM untuk kembali mengambil satu kartu dengan cara yang sama sebagaimana telah dilakjukan 2X sebelumnya. Akhirnya Pak MM menuruti permintaanku. Beliau menutup matanya dan secara perlahan menyodorkan tangan kananya, menggapai tumpukan ke-52 kartu remi. Begitu tangannya menyentuh tumpukan kartu remi, saya melihat tangan Pak MM terlihat sedikit tremor (gemetaran). Tapi kemudian Beliau berhasil mengambil satu kartu. Lalu dengan cara yang sama, Pak MM meletakkan kartu tersebut secara tertutup di atas meja. Lalu Beliau kembali membuka matanya. Kami berdua saling bertatapan beberapa saat sebelum memutuskan untuk membuka kartu tersebut secara bersama-sama. Setelah menarik nafas panjang, dengan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, kami berdua mencoba membuka kartu tersebut. Dan kembali terjadi keanehan. Kartu yang muncul, lagi-lagi: "DELAPAN HATI". 

Bagiku, ini peristiwa aneh. Pak MM dan saya sendiri bukan "pesulap" atau "Master of Magic". Tetapi mengapa kartu DELAPAN HATI bisa diambil dengan mata dalam keadaan tertutup sebanyak 3X bertutut-turut?" Mungkinkah di sini berlaku teori co-insidensi? 

Hanya pemikir primitif yang menjawabnya "ya".

Yang juga perlu direnungkan adalah; “Kenapa keanehan tersebut harus terjadi pada tanggal 15 Agustus, tanggal di mana, berdasarkan Kalender Liturgis Gereja Katolik Roma, dirayakan sebagai “Hari Raya Bunda Perawan Maria Diangkat ke Surga”? 

Pertanyaannya adalah; "Apa makna dari triple Delapan Hati?" Termasuk di dalamnya adalah; "Apa pertanyaan rahasia yang saya tanyakan kepada Allah sebanyak 3X?" Belum saatnya dibahas. Karena orang bijak bilang: “Setiap kisah ada masanya. Setiap masa ada kisahnya”. Tapi satu hal yang pasti, dengan kemunculan triple Delapan Hati itulah, pada keesokan harinya, 16 Agustus 2003, saya meninggalkan Dili untuk kembali ke Bali, guna melakoni Puasa VVV. 

Semoga catatan ini bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.


 

Tidak ada komentar: