SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Kamis, 12 November 2020

PANGDAM IX UDAYANA BERKATA: "PEMBANTAIAN SANTA CRUZ BUKAN ATAS KOMANDO SAYA"

 

Hari ini, 12 November 2020, genap 29 tahun peristiwa pembantaian Santa Cruz Dili, yang mengakibatkan lebih dari 200 orang kaum muda gugur, ratusan lainnya luka-luka. Pembantaian sadis 12111991, dilakukan oleh salah satu unit militer (TNI), dan berdasarkan pengakuan Mayjen Sintong Pandjaitan (Pangdam IX Udayana jaman itu), sebagaimana disampaikan sendiri oleh Pak Sintong, di hadapan Anggota IMPETTU Bali, bertempat di Aula Makorem 163/Wira Satya Denpasar, pada akhir November 1991, pria keturunan Batak itu, mengatakan dengan sangat marah, dengan wajah yang memerah sambil memukul podium, sampai-sampai Danrem 163/Wira Satya Denpasar, Kolonel Ahim Ibrahim, melonjak kaget dari kursinya, bahwa pembantaian Santa Cruz, bukan atas perintah Pangdam IX Udayana.

"Saya bukan orang gila, yang harus merusak Program OPERASI CINTA KASIH selama 2 tahun yang saya rintis bersama Uskup Belo, ditukar dengan pembantaian dalam waktu 2 jam. Tapi karena Timor-Timur berada di bawah otoritas Pangdam IX Udayana, maka mau tidak mau, sebagai Pangdam, saya harus mengambil alih tanggung-jawab, atas dosa yang tidak pernah saya lakukan".
Maka yang perlu kita renungkan saat ini adalah 5 pertanyaan titipan berikut: 
 
1. Siapakah tokoh Militer (TNI) dengan pangkat tertinggi, yang memberikan perintah untuk harus memobilisasi pasukan menuju Santa Cruz Dili. Tidak mungkin pasukan pembantai itu bergerak secara spontan tanpa ada komando?
 
2. Dari fihak pro kemerdekaan, siapakah pemegang komando tertinggi, yang memberikan perintah, untuk harus melakukan demonstrasi pada 12 November 1991? Apakah Maun Bot Gregorio Saldanha? Maun Bot Constancio Pinto? Ataukah Maun Bot yang lain? Tidak mungkin kaum muda bergerak tanpa ada komando? 
 
3. Apakah para korban pembantaian Santa Cruz, pada 12111991, saat ini sudah masuk Surga atau belum? Kalau sudah masuk Surga, atas dasar apa? Kalau belum masuk Surga, kenapa?
 
4. Dari hukum waktu, kenapa pembantaian Santa Cruz Dili harus terjadi pada 12111991? Mengapa tidak terjadi pada tanggal yang lain? Sekedar kebetulankah? 
 
5. Menurut Anda, ALLAH itu memihak siapa? Memihak fihak pembantai/TNI? Atau memihak para korban?
 

Lima pertanyaan di atas, semuanya adalah "pertanyaan titipan dari dunia lain", tepatnya dari seorang Imam Katolik, yang bersama Malaikat Barachiel, membawa saya mengunjungi "Sheol" (dunia orang mati), pada Hari Sabat suci, 19 Februari 1994. Semoga catatan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar: