Semenjak virus SARS-CoV-2 ditemukan di Wuhan China pada Desember 2019, dan kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, kemudian menimbulkan pandemi penyakit yang dinamakan Covid 19, untuk pertama kalinya dokter di Timor Leste, disinyalir terpapar virus SARS CoV-2, dan akhirnya positif mengidap Covid 19.
Sampai artikel ini ditulis (16 Januari 2021), berdasarkan data yang ada, di Timor Leste, sampai tulisan ini dibuat, secara kumulatif, ada 52 kasus positif Covid 19. Dan puji TUHAN YESUS, Timor Leste, belum mencatat angka kematian karena Covid 19. Jadi angka CFR (Case Fatality Rate) untuk Covid 19, di Timor Leste masih nol. Untuk kawasan Asia Tenggara, hanya Laos dan Timor Leste yang masih mencatat CFR = 0.
Berita yang mengejutkan masyarakat Timor Leste, berkaitan dengan seorang dokter, berusia 35 tahun, yang terdeteksi positif Covid 19, dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan Timor Leste melalui laman Palacio das Cinzas, juga disiarkan secara resmi oleh media nasional, RTTL (Radio Televisi Timor Leste). Berdasarkan siaran RTTL, edisi 16 Januari 2021, dokter tersebut selama ini bertugas di salah satu tempat karantina, tepatnya di "Hotel Novo Horizonte" yang terletak di Kota Dili. Berdasarkan RTTL, dokter tersebut telah telah dievakuasi menggunakan ambulans, dari Hotel Novo Horizonte, menuju Vera Cruz, yakni tempat perawatan (isolasi) pasien-pasien yang dipastikan positif Covid 19, pada pukul 16.55 Waktu Timor Leste.
APAKAH TELAH TERJADI TRANSMISI LOKAL?
Pertanyaan yang muncul adalah; "Apakah telah terjadi transmisi lokal?"
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita simak dulu beberapa pemahaman berikut ini;
Penyebaran (transmisi) virus SARS CoV-2 yang menimbulkan penyakit Covid 19, dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni;
1. Imported Case
Imported Case (kasus yang diimpor). Yang dimaksud imported case adalah, pada saat terpapar virus SARS CoV-2, orang yang terpapar, berada di negara lain (terlepas dari, apakah sudah menunjukkan gejala atau belum), dan kemudian orang tersebut melakukan perjalanan ke negara lain, atau kembali ke negara asalnya, lalu di negara asalnya, otoritas kesehatan di negara tersebut mendeteksi orang yang bersangkutan telah positif terpapar virus SARS CoV-2.
2. Local Transmission
Local transmission (transmisi lokal), adalah, apabila seseorang yang terpapar virus SARS CoV-2, dideteksi positif, saat orang tersebut tidak pernah mengadakan perjalanan ke negara lain selama pandemi Covid 19 berlangsung, lokasi terpaparnya SARS CoV-2, jelas terlokalisir, dan juga sumber penularan juga jelas, sehingga gampang dilakukan tracing.
3. Community Transmission
Community transmission (transmisi di masyarakat), artinya, virus SARS CoV-2 dan atau penyakit Covid 19, telah menyebar secara luas di masyarakat. Tapi sumber penularan tidak jelas, sehingga sulit untuk melakukan tracing. Adanya missing link. Karena adanya missing link, susah melakukan tracing.
Dengan menyimak 3 tingkat penyebaran di atas, sekarang tinggal disesuaikan dengan data dan fakta di lapangan. Apakah sebelumnya, dokter yang ternyata didetkesi positif Covid 19 tersebut, pernah mengadakan perjalanan ke negara lain atau tidak? Jika dokter tersebut pernah bepergian ke negara lain, ada kemungkinan besar, dokter tersebut terpapar virus SARS CoV-2, saat sedang berada di negara lain. Lalu begitu pulang ke Timor Leste, terdeksi, positif Covid 19. Maka kasusnya diklasifikasikan sebagai "imported case".
Tapi jika selama ini, dokter tersebut hanya bertugas di tempat-tempat karantina yang terletak di teritori Timor Leste, misalnya di Hotel Novo Horizonte, untuk menangani dan atau kontak dengan orang-orang yang baru pulang dari negara lain dan sedang menjalani wajib karantina di Hotel Novo Horizonte, maka kasus dokter tersebut sudah bisa diklasifikasikan sebagai "local transmission". Artinya, dokter tersebut terpapar virus SARS Covid 19 di Hotel Novo Horizonte.
WAJIB MELAKUKAN TRACING
Pertanyaan lain yang muncul adalah:"Apakah dokter tersebut berada di Hotel Novo Horizonte sebagai peserta wajib karantina? Atau sedang menjalani fungsinya sebagai seorang dokter? Jika sedang menjalani fungsinya sebagai seorang dokter, apakah selama bertugas di Hotel Novo Horizonte, dokter tersebut pernah melakukan kontak dengan siapa saja?" "Apakah dokter tersebut pernah pulang ke rumahnya?" Jika jawabannya YA, maka seluruh anggota keluarga dokter tersebut wajib dievakuasi ke tempat karantina untuk menjalani karantina sesuai protokol pencegahan Covid 19 yang berlaku.
Pertanyaan lainnya adalah, "Jika yang bersangkutan berada di Hotel Novo Horizonte sebagai seorang dokter yang sedang menjalani tugas, maka apakah selama bertugas di Hotel Novo Horizonte, dokter tersebut pernah mampir atau bahkan menangani pasien lain di senter-senter kesehatan lainnya, misalnya di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili, atau di senter-senter kesehatan lainnya di kawasan Kota Dili?"
Jika jawabannya YA, maka Kementerian Kesehatan Timor Leste, khususnya departemen terkait, wajib melakukan "tracing" untuk menemukan orang-orang atau pasien-pasien yang pernah kontak dengan dokter tersebut.
SARAN
Dengan munculnya kasus dokter ini, sebaiknya masyarakat wajib tetap menjalani protokol pencegahan penyebaran Covid 19, seperti:
1. Social distancing (hindari kerumunan).
2. Physical distancing (jaga jarak satu sama lain).
3. Mengenakan masker.
4. Cuci tangan teratur.
=============================
Tulisan ini disusun oleh Tim Timor Leste Health Advocacy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar