SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Senin, 11 Januari 2021

KETIKA ALLAH MENJAWAB PERTANYAAN BAPA SUCI PAUS YOHANES PAULUS II

 

Pengantar Singkat

Artikel ini di-copy-paste dari laman face book saya (Antoninho Benjamin Monteiro), edisi 27 Mei 2020. Jika Anda ingin membaca versi face-booknya, boleh diklik di link berikut ini:

https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/259913658546421.

Saya sengaja memindahkannya ke blog ini, pada hari ini, 11 Januari 2021, untuk ikut mengenang hari kelahiran Prof. Lucas, 11 Januari, juga karena konten artikel ini masih berkaitan erat dengan artikel-artikel yang saya tulis menjelang kematian Rektor Unpaz (Universidade da Paz),Prof. Dr. Lucas da Costa,SE.,MSi. 

Dua di antara sejumlah artikel yang saya tulis menjelang kematian Prof. Lucas adalah; 

 
1. MASIH ADA WAKTU 8 HARI BAGI CIVITAS AKADEMIKA UNPAZ UNTUK MENYELAMATKAN PROF. RAMA METAN. Artikel ini saya posting di laman face book saya, pada 27 AGustus 2019, hari di mana Prof. Rama Metan dioperasi. Saya menulis artikel ini, dengan tujuan utama, menyampaikan pesan kepada Civitas Akademika Unpaz, untuk mengambil keputusan krusial, demi menyelamatkan Prof. Rama Metan. Dan waktunya hanya 8 hari. Delapan hari ini, dihitung dari tanggal 28 Agustus 2019 sampai 4 September 2019. Jika dalam rentang waktu di atas, Civitas Akademika Unpaz tidak mengambil keputusan, maka Prof. Lucas tidak bisa diselamatkan. Jika Anda berniat membaca artikel ini versi face-booknya, klik saja di link  berikut ini:

https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/144195473451574

2. MISTERI RUMPUN BENJAMIN “Lebih Mudah Langit dan Bumi Lenyap Dari Pada Satu Titik Dari Hukum Taurat Batal” (seri 1). Artikel ini, artikel berseri yang seri pertamanya diposting di laman face book saya pada 4 September 2019. Saya menulis artikel ini, hanya sehari sebelum Prof. Lucas menghembuskan nafas terakhir. Tujuan utama menulis artikel ini adalah: "untuk mengeluarkan Prof. Lucas dari Perjanjian Yosua". Dan ternyata, hanya berselang sekian jam setelah Prof. Lucas dikeluarkan dari "Perjanjian Yosua", ALLAH harus memanggil Prof. Lucas. Jika Anda berminat membaca artikel ini versi face-booknya, boleh klik di link berikut:
https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/145801719957616


Nah, begitu Prof. Lucas dikeluarkan dari Perjanjian Yosua dan Prof. :Lucas menghembuskan nafas terakhir, banyak orang mengira saya ini peramal hebat. Padahal sejatinya, saya bukan dukun ramal. Apalagi dukun cabul. Satu-satunya referensi untuk bisa memastikan hari kematian Prof. Lucas adalah: LUBANG HITAM. Bagi saya, LUBANG HITAM adalah sebuah teori. Dalam Bahasa Suku Kemak(a), LUBANG HITAM dinamakan AGD. Nama AGD ini jika dikonversikan ke dalam Bilangan Gematria Yahudi, nilainya paralel dengan usia Prof. Lucas, dalam satuan hari, yaitu 24.709 hari. Bilangan 24.709 hari ini, dihitung dari bilangan kelahiran Prof. Lucas (11 Januari 1952) sampai bilangan kematian Prof. Lucas (5 September 2019). 

Pada Minggu, 20 Februari 1994, ketika menjawab pertanyaan terakhir yang diajukan Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, ALLAH tidak menggunakan kata-kata. Tetapi ALLAH menjawabnya dengan memperlihatkan telapak tangan KananNya, kemudian ALLAH menggunakan telapak tangan KananNya untuk memberkati sebuah "batu". Dan batu itu bernama LUBANG HITAM alias AGD. Nah, LUBANG HITAM alias AGD yang diberkati ALLAH inilah, yang menjadi referesni utama bagi saya, untuk memastikan hari kematian Prod. Lucas. 

Kisah ALLAH mengutus dua MalaikatNya menemuai saya di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar Bali, pada 3 Februari 1994, dengan tujuan memanggil saya untuk harus datang ke Bukit Sio(n), dapat Anda baca di bawah ini. Setelah membaca artikel di bawah, renungkanlah artikel saya sebelumnya, berjudul: RDTL PELAN TAPI PASTI SEDANG BERGERAK MENDEKATI LUBANG HITAM. Itu artinya, ada keniscayaan, cepat atau lambat, evolusi RDTL akan sampai di LUBANG HITAM. 

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.  

KETIKA ALLAH MENJAWAB PERTANYAAN BAPA SUCI PAUS YOHANES PAULUS II

Catatan ini adalah "kesaksian iman". Kontennya ada di luar orbit. Jauh berada di luar nalar. Yang sudah pernah membaca kisah ini, di-skip saja. Yang belum membaca, silahkan dibaca.

Tanggal 30 September 2012, saya menerbitkan artikel (di akun lama, Rama Cristo) berjudul: "Vatikan Akan Memiliki Hajatan Besar Di Tahun 2013". Melalui artikel tersebut, saya menuliskan pesan berbunyi: "Paus Baru akan muncul di tahun 2013".

Begitu artikel tersebut ditayangkan, saya di-bully habis-habisan. Para "haters" yang "heartless" menghujat saya tanpa bisa mengontrol kata-kata mereka. Tapi lucunya, ada hater yang bilang begini: "Jika paus baru benar-benar muncul di tahun 2013 sesuai kata-katamu, saya bersedia jalan telanjang berkeliling Kota Dili" (hater ini mengira, dunia suka melihatnya telanjang).

Tapi apa yang terjadi? Begitu Otoritas Humas Kepausan mengumumkan rencana pengunduran diri Paus Benediktus XVI pada 11 Februari 2013, akun hater yang nekat mau jalan telanjang ini langsung hilang sampai saat ini.

Detik-detik Vatikan mengumumkan rencana pengunduran diri Paus ke 8 dari Jerman, saya sendiri justeru tidak tahu. Saya baru tahu setelah mendapatkan berita via inbox yang dikirim dr. Mika Sarmento. Tapi satu hal yang pasti, pengumuman 11 Februari 2013 dari Vatikan, mengejutkan dunia. Terlebih lagi, mengejutkan para “haters”, khususnya hater yang nekat mau jalan telanjang berkeliling Kota Dili.

Mengejutkan karena sudah 596 tahun, tidak pernah terjadi seorang paus mengundurkan diri. Pengunduran diri paus, terakhir kali terjadi pada tahun 1417, ketika paus ke 205, yakni Paus Gregorius XII (1406-1417) mengundurkan diri pada tahun 1417.

Paus Gregorius saat itu berusaha keras untuk menyatukan gereja, namun ia sangat lamban dalam bertindak sehingga memunculkan paus tandingan. Paus Gregorius XII mengundurkan diri demi keutuhan gereja (sebagaimana tertulis dalam buku berjudul: Genggaman Vatikan: Rahasia Supremasi Kekaisaram Suci, 2010, halaman 226).

KARENA MENDENGARKAN SABDA ALLAH

Dari mana saya tahu, paus baru akan muncul di tahun 2013? Apakah saya seorang peramal?

Sama sekali bukan. Saya bukan dukun ramal. Apalagi dukun cabul. Saya justeru tidak memiliki bakat meramal. Pertama kalinya saya mendapatkan informasi, Kardinal Josef Ratzinger akan mengundurkan diri, itu karena disampaikan langsung oleh ALLAH, pada hari Minggu, 20 Februari 1994, saat saya berada di "dunia lain", dan kemudian, saya bersama Paus Yohanes Paulus II, melihat "Tangan Kanan ALLAH" dan mendengarkan Suara ALLAH yang menderu bagaikan desau air bah, ketika ALLAH berbicara langsung dari balik Takhta-Nya yang bentuknya sulit saya gambarkan dengan kata-kata, sambil mengangkat Tangan Kanan-Nya dari balik Takhta-Nya.

Termasuk rahasia pengunduran diri Presiden Soeharto, pada 21 Mei 1998, saya pertama kali mengetahuinya pada 20 Februari 1994, karena ALLAH sendiri yang mengatakan hal itu saat menjawab salah satu pertanyaan Paus Yohanes Paulus II, untuk menggenapi firman-Nya yang tertulis dalam Kitab Yesaya, pasal 46, ayat 11, dengan thema "Aku memanggil burung buas dari timur".

Karena itulah saya berani mengikrarkan "Sumpah Ukar Kuning" untuk memastikan hari lengsernya Presiden Soeharto. Anda bayangkan saja. Bersumpah menetapkan hari lengser Presiden Soeharto, dan itu dilakukan di hadapan ribuan akademisi yang dikelilingi polisi dan TNI bersama panser-pansernya, Anda pikir itu lelucon? Itu butuh "modal".

DUA MALAIKAT MENAMPAKKAN DIRI DALAM MIMPIKU 3 FEBRUARI 1994

Pada 3 Februari 1994, saya yang saat itu baru menyandang status sebagai "dokter muda", sedang praktek di Bagian Anesthesi. Malam itu, saya diberi tugas melakukan observasi ketat terhadap pasien (pria paruh baya) asal Perancis, yang menjalani Operasi Laparatomy di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, karena menderita Peritonitis Akut. Saat itulah saya tertidur dan dua Malaikat menampakkan diri dalam mimpikiku, di Ruang HCU (High Care Unit) Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Dalam mimpi, kedua Malaikat membawa berkata:

"ALLAH yang memanggil kamu untuk harus datang ke Bukit Sio(n), karena ALLAH berkenan memberkati program kamu "Catur Mobilisasi" yang ditolak penguasa". Kebetulan wsktu itu saya berstatus sebagai Ketua (terpilih) Impettu Bali, tapi fihak penguasa menolak melantik saya karena dua alasan. Salah satunya gara gara Program Catur Mobilisasi.

Setelah mendapatkan pesan dari kedua Malaikat, tanggal 5 Februari 1994, saya datang ke Gang Passa Tempu Denpasar, menemui temanku, dr. Aniceto Cardoso Barreto, Sp.A (Spesialis Anak), saat ini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili, untuk mengabarkan keberangkatanku ke Bukit Sio(n) karena dipanggil ALLAH, sekaligus menitipkan pesan rahasia, jika saya tidak bisa lagi kembali (entah karena dibunuh Falintil, dibunuh TNI, atau mungkin dimangsa binatang buas).

Pada tanggal 7 Februari 1994, saya membooking ticket Pesawat Merpati. Uang ticket saya dapatkan dari Bapak Manuel Viegas Carrascalao, di Swalayan Tiara Dewata. Saat itu Pak Manuel Carrascalao, mewakili DPRD Timor-Timur, menghadiri hajatan Kodam IX Udayana, karena memang diundang.

Tanggal 8 Februari 1994, saya meninggalkan Denpasar menuju Dili. Tanggal 14 Februari 1994, saya meninggalkan Dili menuju Atsabe. Jumat, tanggal 18 Februari 1994, saya berhasil mencapai Bukit Sio(n), yang terletak di hutan belantara, di Kaki Gunung Ramelau.

Begitu tiba di Bukit Sio(n), hanya kurang dari 10 menit, saya terputus dari dunia nyata, dan memasuki "dunia lain". Saya langsung dijemput dua Malaikat yang menemui saya pada 3 Februari 1994 di Rumah Sakit Sanglah. Kedua Malaikat menggunakan mobil super mewah yang tidak ada di dunia nyata. Mobil tersebut sama sekali tidak mengeluarkan suara.

Kedua Malaikat membawa saya menuju sebuah Istana megah untuk menemui seorang Suster, ras kaukasoid (kulit putih, rambut pirang, hidung mancung, mata biru, tinggi semampai). Malaikat yang mengendarai mobil super mewah, menunggu di pintu gerbang. Malaikat yang satu lagi membawa saya masuk ke istana. Setelah berada di dalam, keluarlah seorang Suster ras kaukasian. Malaikat itu berkata kepada Suater, menggunakan Bahasa Tetun, begini:

"Ema nebe Nai MAROMAK bolu mak nee" (inilah orang yang dipanggil ALLAH). Suster itu tersenyum, mengulurkan tangannya, menjabat tanganku sambil berkata: "Amu sira hein hela ita" (para Imam sedang menunggu Anda). Setelah itu, saya dan Malaikat itu keluar menuju mobil super mewah yang berparkir di pintu gerbang istana. Kami bertiga menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Kami tiba di sebuah gedung raksasa.

Saya diantar Malaikat ke dalam. Ternyata di dalam gedung raksasa itu, sudah ada ribuan Imam yang mengenakan jubah warna hijau, dengan "scapuleiro" warna kuning keemasan. Ruangan itu semacam auditorium super mewah, dengan ukuran raksasa (luas sekali).

Singkat cerita, semenjak itu, saya mengikuti serangkaian acara, yang sebagian besar bersifat rahasia (saya tidak boleh bercerita kepada siapapun). Dan akhirnya, pada Mingu, 20 Februari 1994, saya dibawa Malaikat menuju sebuah lapangan raksasa, menumpang mobil super mewah. Saat mendekati lapangan tersebut, saya melihat lautan manusia sudah berkumpul. Dan di depan sana, ada sekumpulan manusia yang berada dalam satu barisan.

Manusia-manusia itu mengenakan jubah kebesaran. Ternyata mereka adalah "para paus". Karena itulah, dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya menamakan barisan itu dengan frasa "barisan para paus". Dalam barisan para paus, saya melihat Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II (yang pernah mengunjungi Jakarta pada 9 Oktober 1989 dan mengunjungi Dili pada 12 Oktober 1989), berdiri di ujung barisan paling timur. Tepat di belakang barisan para paus, saya melihat "13 tiang" raksasa, berwarna putih dengan sinar kemilau. Tiga belas tiang tersebut sangat tinggi menjulang. Ujungnya menyentuh Takhta ALLAH. Ke-13 tiang inilah yang menjadi referensi (rujukan) dari "Petisi 13 Juli" (baca teks Petisi 13 Juli terlampir, yang ditanda-tangani 13 orang, mewakili Fretilin dan PD, yang esensinya adalah untuk "Menyembelih Manusia Perjanjian, Keturunan Daud).


Jadi Petisi 13 Juli itu bukan "ide karbitan". Jika Petisi 13 Juli ide karbitan, maka ALLAH tidak mungkin mengirim "13 Merpati" muncul di langit Liquisa, hanya kurang dari satu jam setelah Petisi 13 Juli ditayangkan untuk pertama kalinya di akun lama Rama Cristo, pada 8 0Juli 2017 (silahkan lihat 13 Merpati dalam foto terlampir. Ke-13 Merpati muncul, saat PD berkampanye di sana. Sayangnya, atau ironinya, orang yang paling gigih menentang misi utama Petisi 13 Juli adalah politisi PD asli Liquisa. PD kini sedang berada di ujung tanduk karena perilaku praktek politik dua kaki).

Saya dibawa Malaikat menuju sebuah titik. Tidak perlu saya ceritakan di sini. Setelah berada di titik itu, saya mendegar Paus Yohanes Paulus II memberi pengumuman menggunakan Bahasa Tetun, agar semua orang berdiri, karena ALLAH akan berbicara.

Hanya kurang dari sekitar 3 menitan, tiba-tiba Takhta ALLAH terbuka. Dan saya melihat sebuah "Lengan Kanan" berukuran amat besar, muncul perlahan dari balik Takhta. Lengan Kanan itu terus naik dan naik, terangkat tinggi-tinggi. Tiba-tiba, dari balik Takhta, saya mendengar "Suara ALLAH", tapi saya tidak melihat Wajah ALLAH.

ALLAH berbicara menggunakan Bahasa Tetun, Bahasa Persatuan Timor Leste. ALLAH memulai kalimat pertama-Nya yang terdiri dari "5 kata". Kata pertama, huruf pertamanya adalah "B". Sementara, kata kelima, huruf pertamanya adalah "H".

Setelah ALLAH selesai berbicara, Paus Yohanes Paulus II (yang dikanonisasi memjadi orang suci, pada Minggu, 27 April 2014), mulai mengajukan sejumlah pertanyaan kepada ALLAH, menggunakan Bahasa Tetun. Lalu ALLAH menjawab pertanyaan tokoh Polandia yang tertembak pada 13 Mei 1981 itu, menggunakan Bahasa Tetun. Setiap pertanyaan paus, dijawab ALLAH sambil memvisualisasikan jawaban-Nya melalui layar raksasa yang terpampang nun jauh di atas sana. Demikian dan seterusnya.

Dari jawaban ALLAH itulah, baru saya tahu, kalau ternyata yang dimaksud dengan "burung buas dari timur", sebagaimana tertulis dalam "Kitab Yesaya, pasal 46, ayat 11, bukan benar-benar merujuk kepada burung dalam makna harfiah, melainkan burung buas dari timur itu, adalah seorang manusia. Dan manusia termaksud adalah "Manusia Perjanjian", yang hukumnya wajib harus "disembelih" oleh rakyat Timor Leste, untuk menggenapi firman TUHAN dalam Kitab Suci, karena "sejarah Timor Leste yang berdarah-darah", bukan suatu kebetulan.

Jika sejarah Timor Leste harus terjadi untuk menggenapi Firman TUHAN dalam Kitab Sici, haruskah para pahlawan Timor Leste, tanpa rama (rasa malu) mengklaim dengan congkak hati dan tegar tengkuk, bahwa bangsa ini tercipta karena jasa para jenderal dan negara ini berdiri karena perjuangan para kopral? Sampai-sampai, bukan hanya jenderal yang mulutnya berbuih, tetapi yang kopral juga lidahnya ikut(an) berbusa.


Pelanggaran terhadap Petisi 13 Juli adalah pelanggaran yang amat berat, karena itu merupakan tindakan "Perampokan Takhta". Berhubung Petisi 13 Juli itu bukan ide saya, karena saya hanyalah alat, maka saya kembalikan saja Petisi 13 Juli kepada ALLAH. Selanjutnya kita ikuti saja apa yang akan dilakukan ALLAH atas negara mini ini yang penuh dengan konflik. Dan konflik ini akan mencapai puncaknya pada bilangan 484.

Akhirnya pada minggu malam, saya kembali ke dunia nyata. Begitu kembali ke dunia nyata, ternyata saya sedang duduk di atas sebuah "batu besar" yang terletak di depan sebuah gua bernama AGD di Bukit Sio(n). Saya kaget setengah mati, karena mendapati diriku sedang berada di dekat gua besar bernama AGD. 

Saya buru-buru meninggalkan AGD untuk kembali ke Kota Atsabe. Dalam perjalanan, saya diguyur hujan deras, disertai suara petir yang menggelegar. Menjelang tengah malam, saya tiba kembali di Kota Atsabe (sebuah kota kecil yang terletak di sebelah barat daya kota Dili) dengan seluruh tubuh yang kaku total karena dingin yang menusuk tulang-belulang.

"Kepatuhan manusia terhadap perintah berhala, adalah penyangkalan manusia terhadap Perintah ALLAH" (Prof. Erich Fromm, tokoh Psikoanalis Sosial asal Jerman).

Catatan Kaki:

Kata "scapuleiro" (dibaca: skapuleiru) yang saya gunakan dalam catatan ini, adalah Bahasa Portugis. Saya menggunakan kata ini karena:

1. Sebagai "steganos" (pesan tersembunyi).

2. Alasan Gematris (Ilmu Bilangan Ibrani).

3. Jujur, saya tidak tahu padanan kata Scapulerio dalam Bahasa Indonesia.

4. Alasan Anatomy. Kata Scapuleiro, diadopsi dari kata "Scapula" (baca: skapula), Bahasa Latin, yang artinya "tulang belikat". Bahu manusia itu ada pertemuan 3 tulang, yaitu:

a.       a. Os Scapula (tulang belikat).

b.      b. Os Clavicula (maaf, saya lupa bahasa Indonesianya).

c.       c. Os Humerus (tulang lengan atas).


Jadi "Scapuleiro" itu sejenis selendang atau "syal" yang dipakai dengan cara diletakkan di bahu dan menyilang ke sisi anterior (depan) dan postetior (belakang) tubuh manusia

https://www.facebook.com/antoninho.rego.1/posts/259913658546421

Tidak ada komentar: