SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Senin, 06 Januari 2020

MENGAPA BATU ANEH ITU HARUS DIKUBUR BERSAMA KUCING?

Saya menulis pesan ini dari ruangan CEE-PAZ yang berada di Kampus Universidade da Paz (UNPAZ). Kemarin, Minggu, 5 Januari 2020, saya memasang sejumlah lukisan KRISTUS di dinding IPWK yang baru saya tempati. Keluarga memutuskan untuk memindahkan barang-barang saya dari IPWK yang lama ke IPWK yang baru, pada 1 Desember 2020, saat saya masih berada di New Delhi India. Tanggal 6 Desember 2019, baru saya tiba kembali di Dili. Karena baru pindah, maka semua (8) lukisan KRISTUS yang saya beli pada 13 Januari 2013 di Denpasar Bali, belum sempat dipasang di tempat-tempat yang layak. Hanya ditumpuk di Oratorio (tempat sembahyang).


Kemarin khan tanggal 5 Januari. Menurut sebuah buku (rahasia) yang saya baca, bahwa tanggal 5 Januari itu melambangkan (simbol) waktu mengenai "Sol Invictus" (bahasa latin yang artinya: Sang Surya Yang Tak Terkalahkan).   Karena itulah kemarin saya menganggap waktu yang tepat untuk memasang Lukisan KRISTUS di tempat-tempat tertentu yang ada di dalam IPWK. Saya meminta bantuan keluarga untuk memasang lukisan-luksian tersebut.

Ada 8 lukisan yang saya beli pada 13 Januari 2013 di Bali. Lima lukisan adalah Lukisan KRISTUS. Sementara 3 lukisan lainnya adalah lukisan Albert Einstein, ilmuwan keturunan Yahudi kelahiran Jerman.

Di antara semua (8) lukisan yang kemarin dipasang, ada satu Lukisan KRISTUS, yang merupakan karya fenomenal seniman jenius Italia, Leonardo da Vinci, berthema  "Perjamuan Terakhir" (The Last Supper), yang seakan-akan tidak mau dipasang di IPWK. Tiga kali dipasang, tiga kali pula Lukisan Perjamuan Terakhir itu terjatuh. Padahal 4 lukisan yang lain hanya sekali pasang dan langsung aman di tempatnya masing-masing. Tapi kenapa Lukisan The Last Supper harus 3X jatuh?"

 MIMPI YANG SANGAT ANEH

Akhirnya saya meminta keluarga yang membantu memasang lukisan-lukisan itu untuk meletakkan saja dulu Lukisan Perjamuan Terakhir di Oratorio. Saya tidak menganggap 3X jatuhnya The Last Supper sebagai satu kebetulan. Nanti akan dipikirkan, di mana Lukisan itu mau dipasang?

Pagi hari tadi, saya bermimpi mengenai Lukisan "The Last Supper" yang kemarin jatuh 3X. Mimpi yang amat aneh. Terlalu panjang untuk dikisahkan di sini. Mimpiku berakhir ketika 2 ekor kucing saling mencakar di dekat jendela kamarku. Begitu sadar dari mimpi, saya langsung melihat jam di HP. Tepat menunjukkan pukul 05:07 Waktu Dili (Waktu Indonesia Bagian Timur).

Setelah melihat jam, saya tetap berbaring di tempat tidur. Tapi kedua kucing itu terus saja saling mencakar. Saya sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan keduanya berkelahi. Biarkan saja. Mungkin saja kucingnya lagi pengen kawain.

Tapi suara kedua kucing itu yang bukan hanya mengganggu, tapi juga terdengar aneh. Saya bangun untuk mengusir kedua kucing tersebut.  Begitu saya buka jendela, kedua kucing berwarna kuning keemasan itu langsung berhenti berkelahi dan berbalik menatap saya dalam-dalam. Anda bisa membayangkan, bagaimana mata kucing ketika menatap Anda dalam-dalam. Akhirnya kami bertiga saling bertatapan lama sekali. Ada lebih dari 3 menit.

Saya membalas menatapi kedua kucing tersebut. Sambil menatap keduanya, saya membayangkan (melamunkan) obrolan saya dengan seorang Dosen UNPAZ pada 21 Desember 2019, mengenai sebuah "Batu Aneh" yang dikuburkan di Kmapus UNPAZ bersama seekor kucing. Di tengah-tengah saya sedang melamunkan obrolan 21 Desember 2019, tiba-tiba kedua kucing kembali berkelahi. Seakan-akan keduanya ingin mengatakan (protes) kepada saya; "Kenapa teman kami dikuburkan bersama Batu Aneh itu?" Lamunanku pun buyar. Dan saya terpaksa mengusir kedua kucing tersebut.

KENAPA BATU ITU HARUS DIKUBUR BERSAMA KUCING?

Tadi pagi saat akan meninggalkan IPWK menuju kampus, tiba-tiba Kakek Misterius menampakkan Diri dan memberikan pesan yang ada hubungannya dengan kejadian aneh pada 21 Desember 2019, saat saya menghadiri acara "Yudisium FKM ke-13 di Kampus UNPAZ".

Hari itu, 21 Desember 2019, saat saya melangkah keluar dari pintu ruang CEE-PAZ yang ada di lantai dua untuk menuju tempat Yudisium, secara kebetulan saya berpapasan dengan salah satu Dosen UNPAZ. Kami berdua terlibat obrolan yang lumayan lama. Padahal dulu, saat beliau melanjutkan studinya di Bali, kami tinggal satu rumah, kamar kami berdempetan, hanya dipisahkan tembok, tapi saya sama sekali tidak bisa berbicara dengan dosen tersebut karena sedang dalam masa-masa menjalani "Puasa VVV".

Saya selalu berusaha menghindar untuk tidak boleh berbicara (mengeluarkan suara). Kalaupun terpaksa saya harus berbicara dengan seseorang, saya hanya bisa berdesis seperti ular (bisik-bisik). 

Mogok bicara harus terjadi karena saya harus betul-betul taat menjalani "Puasa VVV" selama lebih dari 13 tahun, dari Agustus 2003 sampai Desember 2016. Salah satu "V" dari "Puasa VVV" adalah "Puasa Voicelles". Yaitu puasa untuk tidak mengeluarkan suara alias "puasa bisu" atau "puasa diam".

Anda bisa bayangkan. Tinggal satu rumah, kamar tidur berdampingan, tapi tidak pernah saling 'ngobrol'. Nah, dalam obrolan tanggal 21 Desember 2019, beliau menyinggung "Batu Aneh" yang konon dikuburkan di Kampus UNPAZ bersama seekor kucing.

Jujur, saya agak kaget mendengar berita itu. Saya bertanya-tanya, kenapa Batu Aneh itu harus dikubur bersama seekor kucing? Pasti ada alasannya. Dan pasti ada yang memberikan orientasi.

PERTAMA KALI MENDENGAR DARI MANUSIA PERJANJIAN

Setelah dilantik sebagai Direktur SEE-PAZ pada 5 November 2019, saya mendapat tugas untuk menjalani dua misi, yaitu menemui Manusia Perjanjian di Mataram NTB dan menjalani STudi Banding di Lembaga Penelitian dna Pengabdian di Universitas Udayana (UNUD) Bali.

Tanggal 6 November 2019 saya meninggalkan Dili dengan Pesawat Sriwijaya. Tiba di Bali, saya langsung meneurksn perjalanan menuju Mataram NTB dengan Garuda yang memilik 3X penerbangan tiap hati ke Mataram. Tanggal 7 November 2019, saya bertemu Manusia Perjanjian. Tanggal 8 November 2019, saya kembali ke Bali.

Nah, saat bertemau Manusia Perjanjian, untuk pertama kalinya saya mendengar "Batu Aneh" yang dikuburkan di halaman Kampus UNPAZ. Saya sudah pernah menyinggung isu ini melalui salah satu artikel yang diposting di laman ini. Anehnya, kenapa Manusia Perjanjian yang tinggal di Mataram yang justeru mengetahui kalau ada "Batu Aneh" yang dikuburkan di halaman Kampus UNPAZ? Sementara saya yang tiap hari hadir di Kampus UNPAZ, justeru tidak mengetahuinya?

Tapi hari itu (7 November 2019), Manusia Perjanjian tidak menyinggung bahwa "Batu Aneh" itu dikubur bersama seekor kucing. Manusia Perjanjian hanya bercerita tentang Batu Aneh yang dikubur di halaman Kampus UNPAZ. Jadi saya pertama kali mendengar kalau Batu Aneh itu dikubur bersama seekor kucing dari Dosen UNPAZ yang terlibat obrolan dengan saya pada 21 Desember 2019.

Hari itu setelah obrolan berakhir, saya menuju Ruang Nobel da Paz untuk bergabung dengan rekan-rekan sesama Dosen FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat), mempersiapkan diri menghadiri Yudisium FKM ke 13. Ini adalah untuk pertama kalinya saya diundang menghadiri Yudisium, semenjak UNPAZ berdiri pada 9 Maret 2004.

Pertanyaan yang ingin saya munculkan sebagai bahan renungan bersama adalah; "Kenapa Batu Aneh itu harus dikubur bersama seekor kucing?"



 





 

Tidak ada komentar: