Oleh: Rama Cristo (Misticus dari Timor Leste).
Di seri kelima ini, saya harus mengulang kembali pernyataan (introduksi) saya di seri pertama, kedua, ketiga, dan keempat artikel ini, bahwa saya: bukan peramal, bukan paranormal, bukan cenayang, bukan dukun, apalagi dukun cabul. Saya menulis artikel ini dalam kapasitas saya sebagai seorang misticus. Bukan sebagai seorang politikus. Oleh karena itu, jika ada hal-hal tertentu dalam tulisan ini yang kurang berkenan di hati sebagian pembaca, maka hal itu terjadi bukan karena Bunda kita salah mengandung. Jika Anda membenci saya setelah membaca tulisan-tulidan saya, maka sumber masalah sebenarnya, bukan terdapat dalam tulisan saya, melainkan ada dalam diri Anda sendiri.
Saya sengaja mencantumkan kalimat introduksi berbunyi: "Misticus dari Timor Leste", karena kalimat tersebut disematkan oleh salah satu rekan Jurnalis Indonesia, yang sempat mewawancarai saya, saat akan dilangsungkannya pagelaran Euro Cup 2012, yang kemudian dijuarai Spanyol.
Karena seri ini adalah seri kelima, maka saya ingin berkisah mengenai kejadian unik yang terjadi pada tanggal 5 Februari 2024 (9 hari sebelum Pilpres diselenggarakan). Tanggal 5 Februari adalah tanggal yang tidak bisa saya lupakan, karena pada tanggal 5 Februari 2015, Pak Xanana secara resmi menyampaikan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri kepada Presiden Taur Matan Ruak.
Tanggal 30 Juli 2012, saya menerbitkan sebuah artikel di laman facebook saya. Artikel tersebut berjudul: APAKAH ALLAH AKAN MENYELAMATKAN XANANA ATAU MENYELAMATKAN SI TANGAN SABAT. Melalui artikel tersebut, saya menyatakan bahwa Pak Xanana tidak akan menduduki Kursi Perdana Menteri hingga tahun 2017. Artinya Pak Xanana akan lengser di tengah jalan. Begitu artikel tersebut ditayangkan, saya menuai badai. Saya dicaci-maki. Bahkan diancam akan dibunuh. Untung saat itu saya tinggal di Bali. Coba saya tinggal di Dili, bisa tamat riwayat saya oleh para penggemar berat Pak Xanana. Padahal saat artikel tersebut diterbitkan (30 Juli 2012), Kabinet V belum dilantik. Kabinet V baru dilantik pada tanggal 8 Agustus 2012 di Palacio Nobre alias Istana Mulia alais Gedung Negara Lahane Dili.
Tapi ternyata apa yang terjadi? Pada tanggal 5 Februari 2015, Pak Xanana keburu lengser dan digantikan oleh senior saya di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (UNUD) Bali, dr. Rui Maria de Araujo,MoH. Itu artinya, ALLAH lebih memilih menyelamatkan "Si Tangan Sabat". Karena itulah saya tidak bisa melupakan tanggal 5 Februari alias "52". Dan entah kebetulan atau tidak, pada tanggal 5 Februari 2024, tiba-tiba saja saya ditelfon oleh Dekan Fakultas Hukum UNPAZ, Dr. Leonito Ribeiro,S.H.,M.Hum. Beliau menelfon saya dan mengabarkan bahwa Wakil Perdana Menteri Mariano Assanami ingin bertemu.
Jangan-jangan undangan Wakil Perdana Menteri tertanggal 5 Februari adalah sebagai pertanda (alam), Pak Xanana akan lengser di tengah jalan untuk yang kedua kalinya???
Tanggal 5 Februari 2024, ketika menerima khabar diundang Wakil Perdana Menteri, saya girangnya bukan main. Saya mengira, Wakil Perdana Menteri mengundang saya bertemu, tujuannya untuk menanda-tangani kontrak menjadi Asessor Beliau. Saya lalu meminta Dekan menjemput saya di Dom Bosco Comoro. Dalam perjalanan, kami berdua berdiskusi mengenai pemilihan presiden RI. Dan saya kaget ketika Dr. Leonito mengatakan, bahwa berdasarkan hasil diskusinya dengan sejumlah kalangan, banyak sekali orang Timor Leste percaya bahwa Prabowo tidak akan memenangkan pemilihan presiden 2024, dikarenakan Prabowo bermasalah dengan isu HAM di masa lalu, yang bukan hanya isu Gerakan Reformasi di Indonesia, terlebih lagi isu HAM di Timor-Timur di mana Prabowo ada di dalamnya.
Mendengar itu saya kaget. Karena saya menjagokan Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2024. Saya lalu bercerita kepada Dr. Leonito, bahwa saya baru saja membeli sebuah rumah tua, dengan harga US$ 40.000 (empat puluh ribu dolar Amerika). Jika dirupiahkan dengan kurs sekarang (Rp15.000/dolar Amerika), maka harga rumah tua itu = Rp 600 juta.
Dan alasan utama yang mendorong saya membeli rumah tua itu dikarenakan nomor rumah tersebut melambangkan Kerajaan Majapahit, warna rumah tua itu melambangkan Puteri Wandan Kuning (Isteri Prabu Brawijaya), dan 11 digit angka meteran listrik rumah tua itu (sebagaimana tampak dalam foto terlampir/320-264-682-91), jika dilafalkan menggunakan bahasa Indonesia, lalu hasil pelafalan dijumlahkan, nilai Gematris Latinnya akan sama dengan 506. Dan angka 506 ini berhubungan erat dengan data kelahiran Pak Prabowo (17 Oktober 1951). Secara terbuka saya mengatakan kepada Dr. Leonito bahwa Prabowo harus memenangkan pemilihan presiden 2024, agar saya bisa memastikan "thesis" saya bahwa di UNPAZ (Universidade da Paz), ada Keturunan Prabu Brawijaya V. Karena di masa lalu saya pernah beberapa kali menulis artikel dan menyinggung isu ini. Jika Prabowo kalah di Pilpres 2024, maka thesis saya yang menyatakan bahwa ada Keturunan Prabu Brawijaya V di UNPAZ, dengan sendirinya gugur. Jika Prabowo kalah, saya merasa tidak perlu harus membeli rumah seharga $40.000. Saya telah menempati rumah tua itu pada tanggal 6 Februari 2024 (hanya sehari setelah bertemu Wakil Perdana Menteri Timor Leste), dan itu artinya saya menempati rumah tua itu, 8 hari sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan. Kalau ujung-ujungnya Prabowo harus kalah, kan jadinya mubazir membeli rumah tua berlambang 506.
Dalam perjalanan menuju Kantor Wakil Perdana Menteri, saat sedang panas-panasnya berdiskusi tentang nasib Pak Prabowo di pilpres 2024, tiba-tiba saya melihat sebuah mobil yang sedang diparkir dipinggir jalan, dengan nomor plat yang ada angka 506-nya. Foto mobil tersebut saya lampirkan dalam artikel ini. Karena Dr. Leonito mengemudi dengan kecepatan cukup tinggi, kami berdua sudah terlanjur menjauhi mobil tersebut, sebelum saya meminta temanku itu berhenti dan mundur. Dia bertanya; "ada apa?" Saya bilang mundur aja bro. Saya mau mengambil foto untuk memastikan kemenangan Prabowo. Beliau nurut. Mobil bergerak mundur dengan jarak sekitar 100 meter. Padahal kami sudah sampai di dekat jalan masuk ke Akademi Polisi Comoro. Dan demi mengabadikan foto mobil bernomor 506, kami harus mundur mendekati Bundaran Comoro, Monumen Presiden Nicolau Lobato, yang kematiannya pada 31 Desember 1978, secara langsung atau tidak, ada hubungannya dengan keberadaan Pak Prabowo.
Setelah mendapatkan foto mobil tersebut, kami berdua meneruskan perjalanan menuju Palacio Governo, yang pada jaman pendudukan Indonesia (saya tidak menggunakan terminologi: pada jaman penjajahan Indonesia), digunakan sebagai Kantor Gubernur.
Ternyata setelah bertemu Wakil Perdana Menteri, sebagaimana tampak dalam dua foto terlampir, ternyata saya diundang Wakil Perdana Menteri bukan untuk menanda-tangani kontrak sebagai Assesor. Kami malah berdiskusi isu lain yang tidak perlu saya uraikan di sini. Setelah ngobrol sekitar 1 jam, ada tamu penting masuk, terpaksa pembicaraan kami terhenti dan Wakil Perdana Menteri meminta saya dan Dr. Leonito untuk kembali ke sana pada jam 5 sore. Jadi hari itu, 5 Februari 2024, saya dan dekan Fakultas Hukum UNPAZ bertemu Wakil Perdana Menteri sebanyak 2X.
D. Bilangan Tidak Pernah Membohongi Manusia
==============================
Pythagoras, Ahli Matematika asal Yunani, yang juga dikenal sebagai Bapa Ilmu Bilangan, ucapannya sebagaimana dikutip oleh Prof. Ravindra Kumar dalam bukunya: The Secret of Numerology, berkata begini: "Seseorang dilahirkan pada saat tertentu, dengan memperoleh nama tertentu, bukanlah suatu peristiwa kebetulan. Pada saat seseorang lahir ke dunia, alam semesta mengalami satu getaran yang dinamakan getaran cosmic. Getaran Cosmic ini akan mempengaruhi nasib (perjalanan hidup) seseorang, dari lahir hingga mati".
Pertanyaan di atas ada hubungannya dengan "Hukum Predestinasi". Jika salah satu dari ketiga Capres itu, nasibnya sebagai pemenang Pilpres 2024, telah ditentukan melalui "getaran cosmic" pada saat Capres tersebut lahir ke dunia, maka apa pun upaya para Tim Sukses dan apa pun doa yang dipanjatkan oleh para pendukungnya di tahun 2024, tidak akan merubah "getaran cosmic" yang telah bergetar (berbunyi) pada saat Capres tersebut lahir ke dunia. Terbentuknya Tim Sukses, sehebat apapun, dan hiruk-pikuk pemilu seheboh apapun, sekedar bunga-bunga pemanis untuk meramaikan pemilu.
Dengan bahasa yang berbeda saya ingin katakan, sesuci apapun seorang Capres yang tampil di pilpres 2024, atau seberat apa pun dosa seorang Capres yang tampil pada pilpres 2024, tidak akan mampu membatalkan getaran cosmic yang telah bergetar di masa lalu, saat Capres tersebut lahir ke dunia.
Kalau pun ALLAH harus menghukum sang Capres karena dosa-dosanya di masa lalu, maka ALLAH akan memilih hukuman dalam bentuk lain, tapi bukan dengan cara membatalkan takdir sang Capres untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
Dan berkaitan dengan angka maskot 506, kini coba Anda simak baik-baik data numerik yang saya elaborasi dari angka kelahiran tujuh (7) presdien terdahulu ditambah dengan data kelahiran tiga (3) Capres yang bertarung di Pilpres 2024, dan kita akan mengetahui, Capres mana, yang bilangan kelahirannya simetris dengan angka maskot 506. Dari elaborasi dan analisa ini, kita akan memastikan siapakah yang harus memenangkan pilpres 2024, entah satu putaran atau dua putaran. Dan jika Anda menggunakan metode (teori) ini, Anda akan bisa memastikan, siapakah yang akan memenangkan Pemilihan Presiden RI di 2029? Karena bilangan tidak pernah membohongi manusia.
Coba lihat daftar data kelahiran 7 presdien terdahulu berikut ini:
Presiden RI pertama lahir pada: 6 - 6 - 1901 = 661901.
Presiden RI kedua lahir pada: 8 - 6 - 1921 = 861921
Presdien RI ketiga lahir pada; 25 - 6 - 1936 = 2561936.
Presiden RI keempat lahir pada; 7 - 9 - 1940 = 791940.
Presiden RI kelima lahir pada; 23 -1 - 1947 = 2311947.
Presdien RI keenam lahir pada; 9 - 9 - 1949 = 991949.
Presiden RI ketujuh lahir pada 21 - 6 - 1961 = 2161961.
=====================
Kita jumlahkan seluruh data kelahiran 7 presiden terdahulu sebagai-berikut:
Kelahiran Presiden Soekarno = 661901
Kelahiran Presiden Soeharto = 861921
Kelahiran Presiden Habibie = 2561936
Kelahiran Presiden Gus Dur =791940
Kelahiran Presiden Megawati = 2311947
Kelahiran Presiden Yudhoyono = 991949
Kelahiran Presiden Widodo = 2161961
========================
Hasil dari penjumlahan, diperoleh = 10.343.555.
Setelah itu, kini saya menggunakan data kelahiran dari tiga (3) Capres yang bertarung di Pilpres 2024 ini, untuk mengetahui, data kelahiran Capres yang mana, yang simetris dengan angka (ekor) 506.
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan lahir pada 7 -5 -1969.
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto lahir pada 17 -1951. Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo lahir pada 28 -10-1968.
Selanjutnya data lahir ketiga Capres tinggal dijumlahkan saja dengan total data kelahiran 7 Presdien RI sebelumnya;
1). Anies Baswedan = 751969 + 10.343.555 = 11.095.524.
2). Prabowo Subianto = 17101951 + 10.343.555 = 27.445.506.
3). Ganjar Pranowo = 28101968 + 10.343.555 = 38.445.523.
Dari uraian di atas, ternyata hanya data kelahiran Pak Prabowo yang menghasilkan angka 506. Sementara data kelahiran dua Capres lainnya tidak memunculkan angka maskot 506.
Sekedar sebagai informasi tambahan untuk memastikan bahwa kemenangan Prabowo di Pilpres 2024 adalah sebuah keniscayaan, coba Anda lafalkan angka maskot 506 ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai-berikut: "Lima ratus enam", lalu konversikan setiap huruf dalam kalimat "Lima ratus enam" ke dalam Gematria Yahudi:
Lima = 60
Ratus = 471
Enam = 76
===========
Jumlahkan = 607.
Setelah mendapatkan angka 607, sekarang coba Anda lafalkan tanggal kelahiran Pak Prabowo (10 Oktober 1951), dengan cara berikut: "Sepuluh Oktober seribu sembilan ratus lima puluh satu". Lalu konversikan setiap huruf dalam kalimat: "Sepuluh Oktober seribu sembilan ratus lima puluh satu" ke dalam bilangan Latin, lalu jumlahkan. Hasilnya pasti = 607.
Apakah ada yang menganggap data dan fakta ini hanya sekedar faktor kebetulan?"
Hanya pemikir primitif yang menjawab: Ya.
1). Dari uraian di atas, maka saya berkesimpulan bahwa hasil Quick Count (hitung cepat) yang telah memenangkan paslon nomor urut 2, hal ini terjadi bukan karena berlakunya teori koinsidensi.
2). Kalau pun nantinya MK (Mahkamah Konstitusi) membatalkan kemenangan Paslon nomor urut 2 dengan alasan ada banyak kecurangan, dan pilpres 2024 harus memasuki putaran kedua, saya tetap yakin bahwa pasangan Pra-Gib (Prabowo - Gibran) akan tetap memenangkan Pemilihan Presiden 2024. Masalahnya saya telah membeli dan menempati rumah tua berlambang "506" jauh sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan. Dan pada 17 Februari 2024, secara gaib, Wajah Kristus tercetak di dinding rumah tua tersebut.
F. Saran (Bahan Reflexi)
====================
Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari Surga (Yohanes 3:27).
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar