Oleh: Rama Cristo. Misticus dari Timor Leste.
Saya bukan peramal, bukan paranormal, bukan cenayang, bukan dukun, apalagi dukun cabul. Saya menulis artikel ini dalam kapasitas saya sebagai seorang misticus. Bukan sebagai seorang politikus. Oleh karena itu, jika ada hal-hal tertentu dalam tulisan ini yang kurang berkenan di hati sebagian pembaca, maka hal itu terjadi bukan karena Bunda kita salah mengandung.
Saya sengaja mencantumkan kalimat introduksi berbunyi: "Misticus dari Timor Leste", karena kalimat tersebut disematkan oleh salah satu rekan Jurnalis Indonesia, yang sempat mewawancarai saya, saat akan dilangsungkannya pagelaran Euro Cup 2012, yang kemudian dijuarai Spanyol.
B. Orang Ke Seribu (1000)
=====================
Kemarin, 2 Februari 2024, pertanyaan para sahabat dari Indonesia (Siapakah yang akan memenangkan Pilpres 2024?), menyentuh angka seribu (1000). Sahabat yang berada tepat di urutan 1000 yang mengajukan pertanyaannya melalui inbox, adalah salah satu sahabat yang menggunakan akun Facebook: "Opa Muda". Tumben sekali sahabat Opa Muda menyapa saya. Padahal kontak kami terakhir terjadi pada 4 tahun lalu (31 Desember 2019). Lihat screenshot dalam foto terlampir.
Pertanyaan disampaikan oleh teman-teman yang sudah lama (semenjak 2009) mengikuti tulisan-tulisan saya di facebook dan blog saya. Saluran pertanyaan disampaikan melalui: inbox Facebook, email, WA dan SMS.
Dan maaf beribu maaf, dari ribuan pertanyaan tersebut, tidak satu pun saya jawab. Setidaknya hingga saat ini.
Dalam catatan ini, saya hanya tampilkan foto Pak Prabowo dan Pak Pranowo. Sementara foto Pak Anies Baswedan tidak saya tampilkan. Ini bukan karena saya anti Pak Anies Baswedan. Atau bukan karena saya lebih menyukai Pak Prabowo dan Pak Pranowo. Tapi saya hanya ingin konsisten. Karena jauh-jauh hari sebelumnya, saya telah menuliskan sejumlah artikel bahwa Capres yang akan memenangkan Pilpres 2024, hanya ada di antara Prabowo dan Pranowo.
Pada 6 Agustus 2023, saya memposting artikel di timeline Facebook saya, yang menyatakan bahwa pemenang Pilpres 2024, hanya ada di antara Prabowo atau Pranowo.
Berselang 5 hari kemudian, tepatnya pada 11 Agustus 2023, saya kembali memposting artikel di timeline Facebook saya, untuk memastikan bahwa pemenang Pilpres 2024, hanya ada di antara antara Prabowo dan Pranowo.
Pak Prabowo dan Pak Pranowo, sama sekali tidak mengenal saya. Demikian pula halnya dengan Pak Anies, juga tidak mengenal saya sama sekali. Itu artinya, siapa pun di antara Pak Prabowo dan Pak Pranowo muncul sebagai pemenang Pilpres, saya tidak akan memperoleh keuntungan apa pun. Lalu apa makna (fungsi) dari tulisan ini?
1). Secara umum, tulisan ini bagian dari Kesaksian Iman.
2). Secara khusus saya ingin memastikan apakah Ijazahku masih digunakan ALLAH sebagai alat ukur Pilpres 2024?
Saya menjagokan Pak Prabowo dan Pak Pranowo untuk memenangkan Pilpres 2024, karena lima (5) alasan berikut:
1. Data Ijazah
Baik Pak Prabowo maupun Pak Pranowo, bersama Ijazah saya yang dikeluarkan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, sama-sama lahir pada bulan Oktober. Pak Prabowo lahir 17 Oktober 1951. Pak Pranowo lahir 28 Oktober 1968. Ijazah saya lahir 25 Oktober 1993. Sementara Pak Anies Baswedan lahir pada 7 Mei 1969. Ini artinya, ketika saya mengunggulkan Pak Prabowo dan Pak Pranowo, itu atas dasar referensi. Bukan atas dasar preferensi.
Mengapa Ijazah saya digunakan sebagai referensi?
Karena di masa lalu, tepatnya Pilpres 2014 yang dimenangkan Paslon Jokowi-JK, pada saat itu, ALLAH yang maha mengetahui segala rahasia semesta, menggunakan nomor urut Ijazah saya (82), sebagai simbol (kekuatan) kemenangan Paslon Jokowi-JK.
Coba Anda menonton kembali rekaman video penarikan nomor urut para Paslon. Saat itu, Paslon JK-Jokowi, menarik nomor urut 82. Yang pertama mendapat kesempatan menarik nomor urut adalah para Cawapres. Ternyata nomor urut yang diambil Pak JK adalah angka 8. Setelah itu giliran para Capres menarik nomor urut. Ternyata nomor urut yang diambil Pak Jokowi adalah angka 2.
Makna dari angka 82 adalah simbol (nilai Gematria) dari frasa BANGSAWAN
B = 2
A = 1
N = 14
G = 7
S = 19
A = 1
W = 23
A = 1
N = 14
======
Total = 82.
Sekedar informasi:
Pada 18 April 1993, dalam Pemilihan Ketua Umum IMPETTU Bali, melalui program kerja yang saya namakan CATUR MOBILISASI, saya terpilih, dengan suara 57,77777%, mengalahkan 3 kandidat lainnya, yang salah satunya adalah Companheiro Longuinhos Monteiro, yang di kemudian hari, setelah Tim-Tim berpisah dengan Indonesia (saya tidak menggunakan terminologi: Tim-Tim merdeka dari Indonesia), sahabatku itu menduduki pos-pos penting, seperti; Jaksa Agung, Kapolri-nya Timor Leste, Menteri Dalam Negeri, dan saat ini mendapat kepercayaan dari Presiden Ramos Horta, kembali menduduki pos penting.
Tapi sayangnya setelah terpilih, saya ditolak fihak Militer. Saya tidak dilantik, karena dua alasan. Salah satunya, gara-gara saya menolak usulan fihak Militer untuk merubah nama Program Catur Mobilisasi, menjadi Panca Mobilisasi. Saat itu saya menolak program kelima (Wawasan Kebangsaan) yang diusulkan fihak Kodam IX Udayana melalui Korem 163/Wira Satya Denpasar.
Saya mati-matian mempertahankan nama Program CATUR MOBILISASI karena sejumlah alasan. Ada belasan alasan. Salah satunya alasan Gematris. Jika saya merubah Catur Mobilisasi, maka di kemudian hari saya tidak akan bisa membicarakan isu PERAMPOKAN TAKHTA.
Jika Anda ketik kata kunci: "Perampokan Takhta" di Facebook saya, maka akan muncul tulisan-tulisan saya sebelumnya yang berjudul PERAMPOKAN TAKHTA.
Nah, nilai Gematria Latin dari frasa PERAMPOKAN TAKHTA sama dan paralel dengan nilai Gematria Latin dari frasa CATUR MOBILISASI. Kedua item ini (Catur Mobilisasi dan Perampokan Takhta), sama-sama bernilai: 171.
Nah, jika dalam tulisan ini, saya tambahkan isu lengsernya Xanana jika Prabowo terpilih, itu dikarenakan ada hubungannya dengan isu "Perampokan Takhta".
Kembalinya Xanana Gusmao ke dalam kekuasaan dengan menduduki Kursi Perdana Menteri untuk kedua kalinya, selama tidak ada lejitimasi dari KRISTUS RAJA, maka kekuasaan Pak Xanana, terklasifikasi sebagai bagian dari "Perampokan Takhta", karena Pak Xanana telah menolak menanda-tangani Dokumen PY (Perjanjian Yosua), pada tanggal 12 Mei 2018.
Atas dasar itulah pada 9 Januari 2024, melalui artikel berjudul: Apakah Pak Xanana Memiliki Lejitimasi Kristus Raja Untuk Menduduki Kursi Perdana Menteri?, saya meminta keadilan ALLAH, karena angka 37 kursi di Parlamen Nasional Timor Leste yang melahirkan Kabinet IX, yang dipimpin Pak Xanana, sudah saya tuliskan melalui artikel saya edisi 24bMatet 2023, 58 hari sebelum Pemilihan Parpamen yang berlangsung pada 21 Mei 2023.
Saya meminta "Keadilan ALLAH" dalam konteks IPR (Intellectual Property Rigths = Hak Karya Intelektual/HaKI). Saya harus meminta Keadilan ALLAH (bukan keadilan manusia) karena tidak ada produk hukum positif manusia yang mengatur IPR sejenis itu.
Dan saya sangat terkejut. Karena hanya berselang 11 hari artikel meminta Keadilan ALLAH diterbitkan, ALLAH yang mahakuasa, langsung memberikan peringatan keras, dengan "memanggil secara tiba-tiba" Menteri Kehakiman, Amandio De Sa Benevides.
Menteri Kehakiman, Amandio De Sa Benevides secara tiba-tiba mendapat serangan jantung di Bandara Presiden Nicolau Lobato Dili pada 20 Januari 2024 , saat menyambut kepulangan Pak Xanana dari lawatan kerjanya ke Swiss. Jiwa Almarhum tidak tertolong.
Coba Anda konversikan nama Menteri Kehakiman (Amandio De Sa Benevides) ke dalam Gematria Latin. Hasilnya pasti = 171.
Amandio = 57.
De = 9.
Sa = 20.
Benevides = 85.
=============
Total: 57 + 9 + 20 + 85 = 171.
Maka fakta yang tersaji:
Catur Mobilisasi = 171
Perampokan Takhta = 171
Amandio De Sa Benevides= 171.
Oleh karena itu, Pak Xanana dan para pendukungnya kudu banyak berdoa, jika Pak Prabowo benar-benar memenangkan Pemilihan Presiden 2024.
Jangan menganggap pemberkatan Catur Mobilisasi pada 20 Februari 1994 sebagai lelucon kosong dan komedi basi di abad 21.
Setelah saya ditolak, tapi puji TUHAN YESUS, akhirnya, pada tanggal 3 Februari 1994, saat saya sedang menjalani praktek sebagai dokter muda (Koas), di Lab Anestesi RSUP Sanglah Denpasar Bali, ALLAH mengutus dua MalaikatNya memanggil saya ke Gunung Ramelau (Gunung tertinggi di Timor-Timur), untuk memberkati Program Catur Mobilisasi. Dan saat itu, kedua Malaikat meminta saya harus membawa serta Ijazah saya tersebut untuk ikut diberkati ALLAH, pada hari Minggu, 20 Februari 1994.
Puji TUHAN YESUS, setelah diberkati ALLAH di Gunung Ramelau, akhirnya pada Hari Sabat, 10 Desember 1994, saya dilantik secara resmi sebagai Ketua Umum IMPETTU Bali, oleh Kolonel Soentoro, dalam kapasitas Beliau sebagai Danrem 163 Wira Satya Denpasar.
Atas dasar itulah, saya menggunakan Ijazah saya sebagai salah satu referensi dalam Pilpres 2024 ini.
2). Kejadian Aneh 1 Mei 2014
========================
Selain data Ijazah, salah satu referensi yang saya gunakan sebagai rujukan untuk memastikan bahwa pemenang Pilpres 2024, hanya ada di antara Prabowo dan Pranowo, adalah kejadian aneh yang terjadi pada tanggal 1 Mei 2014 dini hari, di Pintu Gerbang RSUP Sanglah Denpasar.
Kejadian aneh tersebut sudah pernah saya kisahkan dalam Pilpres 2014. Akan saya kisahkan kembali di seri kedua artikel ini. Harap sabar menunggu ya. Orang sabar itu dikasihi TUHAN dan disayangi Eyang Subur.
Pertanyaan renungannya adalah: "Apa hubungan antara terpilihnya Prabowo dan lengsernya Xanana?"
Terima-kasih banyak sudah membaca artikel ini. TUHAN YESUS, Putera ALLAH yang maha tinggi, Hakim Agung Akhir Jaman, memberkati kita semua (hitam dan putih). Amen... Amen..!!
Bersambung
Catatan Kaki:
IMPETTU = Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Timor-Timur.
Artikel ini sudah ditayangkan di laman facebook saya pada awal Februari 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar