Oleh: Rama Cristo.
A. Prefasi
Hari ini, Sabat, 25 Juni 2022, saya tidak masuk kampus, bukan karena menghindari Baksos (Bakti Sosial), melainkan karena sedang mengemban sebuah misi rahasia, yang diberikan oleh Dekan Fakultas Hukum Universidade da Paz (Unpaz), Dr. Leonito Ribeiro,SH.Hum. Misi rahasia itu berkaitan erat dengan kejadian di mana ALLAH mengguntur di langit pada saat Dekan Fakultas Hukum Unpaz sedang berdo'a di Makam Prof. Lucas (Rektor pertama Unpaz). Dalam doanya pada 10 Juni 2022 (bertepatan dengan HUT Partai Demokrat ke-21 tahun), ketika Dekan Fakultas Hukum itu sedang memanjatkan doa permohonan untuk kepentingan Unpaz dan Partai Demokrat (PD), tiba-tiba saja ALLAH mengguntur di langit, yang menyebabkan Dekan Fakultas Hukum kaget dan agak ketakutan. Padahal saat itu, langit sedang tidak mendung. Cuaca sangat cerah. Bahkan matahari panas
terik. Yang menjadi pertanyaan adalah: "Apakah ALLAH mengguntur di langit itu, berkaitan dengan nasib Partai Demokrat di Pemilihan Parlamen 2023, di mana, banyak orang (lawan politik PD) mengatakan: kursi PD di Parlamen akan terus berkurang, hingga PD gulung tikar? Atau ALLAH mengguntur di langit, ada hubungannya dengan eksistensi Unpaz yang menurutku, Unpaz sedang menyimpan dejura misteri? Dengan kata lain, saya ingin mengatakan, bukan untuk yang pertama kalinya, tapi untuk yang kesekiam kalinya, bahwa: "Unpaz ada karena orang-orang Pejuang Kemerdeiasn Timor Leste sadar atau tidak, telah menolak hasil referendum yang diumumkan pada Hari Sabat, boa 4 September 1999". Jadi penolakan terhadap hasil Referendum 1999, bukan hanya dilakukan fihak Pro Otonomi. Saya berkewajiban mengatakan hal ini, bukan berdasarkan opini saya, melainkan berdasarkan pengetahuan saya.Simbol-simbol referendum hanya bisa ditemukan di Unpaz. Atas dasar itulah, semenjak 27 Oktober 2021, jauh sebelum Pemilihan Presiden, saat bertemu dengan Dr. Jose Manuel Ramos Horta, di acaranya INC (Institutu Nasional Chega), saya langsung menyampaikan undangan (verbal) untuk tokoh pemenang Nobel Perdamaian 1996 itu, untuk mengunjungi Unpaz. Dan pada 18 November 2021, saya mengunjungi kantornya, di Farol Dili, membawa undangan resmi (tertulis) dari Unpaz untuk kembali mengundang tokoh yang tertembak pada usaha pembunuhan, 11 Februari 2008. Dan lagi-lagi, pada 11 Februari 2022, dari Gabinete Pro Reitor Asuntus Peskiza & Publisidade Unpaz, kembali mengirim surat undangan untuk tokoh yang menghabiskan sebagian besar masa kanak-kanaknya di Atsabe, karena Ayahnya, Senhor Manuel Horta, menjabat sebagai Administrador Sub Distritu Atsabe . Dan pada 15 Februari 2022, saya ditelfon Tim Sukses mantan Menlu Timor Leste itu, untuk berdiskusi di Markas Besar XARA. Dan akhirnya pada 30 Maret 2022, mantan Perdana Menteri Timor Leste itu jadi mengunjungi Unpaz untuk didaulat sebagai pembicara utama dalam Seminar berthema: "Peluang dan Hambatan Timor Leste 2022-2027". Dan pada Pemilihan Presiden putaran kedua, 19 April 2022, tokoh berdarah campuran Portugis-Timor Leste itu, berhasil terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai Presiden Timor Leste.
Jika muncul pertanyaan: "Kenapa Unpaz hanya mengundang Dr. Jose Manuel Ramos Horta? Kenapa Unpaz tidak turut mengundang Dr. Francisco Gutertes Luolo?" Jawabannya sederhana sekali. Karena yang namanya Pemilihan Presiden itu, niscaya, pemenangnya hanya satu orang. Tidak mungkin dua orang.
Nah, misiku hari ini
adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan terakhir di atas (Apakah ALLAH
mengguntur di langit karena PD? Atau karena Unpaz?). Namu satu hal yang pasti,
lahirnya PD maupun Unpaz, yang menjadi Guru Besarnya adalah satu orang, yaitu:
Prof. Dr. Lucas da Costa, SE.,MSi. Karena itulah, PD dan Unpaz memiliki warna
uniform (seragam) yang nyaris sama persis (biru-putih).
B. Menugaskan Keponakan Ikut Baksos
Kemarin, fihak
Universitas menerbitkan Surat Edaran, yang isinya menetapkan, hari ini, 25 Juni
2022, seluruh staf dosen dan karyawan Unpaz, diwajibkan ikut Baksos. Kegiatan
proses belajar-mengajar ditiadakan. Maka tadi pagi, saya telah menugaskan
keponakanku untuk menggantikan saya, mengambil bagian dalam kegiatan Baksos
tersebut. Begitu saya menelfon dia untuk ikut Baksos menggantikan saya, dia
dengan semangat 75 mengiyakan. Dia langsung meluncur ke kampus. Cuma yang jadi
pertanyaan besar adalah, apakah begitu tiba di kampus, dia ikut kerja atau
kagak?
C. Apakah Ada Pangeran
Surya Di Unpaz?
Dalam rangka ikut merayakan HUT Pak Habibie (25 Juni 1937 - 25 Juni 2022), yang pada 27 Januari 1999, mengeluarkan Opsi Referendum bagi Kemerdekaan Timor Leste, saya menerbitkan catatan ini, dengan judul utama: "Apakah Ada Pangeran Surya Di Unpaz?" Judul ini berupa kalimat pertanyaan. Bukan kalimat pernyataan. Itu artinya, saya tidak sedang memberikan afirmasi, bahwa di Unpaz ada Pangeran Surya. Tapi pertanyaan ini, melahirkan pertanyaan lain: "Jika di Unpaz tidak ada Pangeran Surya, kenapa ALLAH memunculkan simbol IIuminasi di Unpaz dan di Makam Profrssor Lucas?" Pertanyaan inilah yang saya tempatkan sebagai sub judul artikel ini. Nah, pertanyaan pada sub judul ini, kembali melahirkan pertanyaan lain: "Kapan ALLAH pernah memunculkan Simbol Iluminasi (SI) di Kampus Unpaz dan di Makam Prof. Lucas?"
"Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan, atas mereka Ia mengguntur di langit. TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya. Ia memberi kekuatan kepada raja yang diurapi-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang-orang yang diurapi-Nya". (1Samuel 2:10).
Bersambung:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar