SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Sabtu, 20 Februari 2021

KEPATUHAN MANUSIA TERHADAP PERINTAH BERHALA MANIFESTASI DARI PENOLAKAN MANUSIA TERHADAP PERINTAH ALLAH


Hari ini, 20 Februari 2021. Tepat pada 27 tahun lalu, 20 Februari 1994 (Minggu), saya dibawa Malaikat menuju sebuah lapangan yang sangat luas. Saya dibawa ke sana, menggunakan mobil super mewah. Saat mendekati lapangan tersebut, saya melihat lautan manusia sudah berkumpul. Di hadapan lautan manusia itu, saya melihat ada sekumpulan orang yang berada dalam satu barisan. Mereka mengenakan jubah kebesaran. Setelah semakin dekat, baru saya bisa identifikasi, rupanya mereka adalah "para paus". Karena itulah, dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya menamakan barisan itu dengan sebutan  "barisan para paus".

Di dalam barisan para paus, saya melihat Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, berdiri di ujung barisan paling timur. Tepat di belakang barisan para paus, saya melihat "13 tiang" raksasa, berwarna putih memancarkan sinar. Tiga belas tiang tersebut tinggi menjulang. Ujung-ujungnya menyentuh Takhta ALLAH. Ke-13 tiang inilah yang menjadi referensi dari lahirnya "Petisi 13 Juli" (teks Petisi 13 Juli terlampir). Petisi 13 Juli, ditanda-tangani 13 orang yang mewakili Fretilin dan PD. Esensi dari Petisi 13 Juli adalah untuk menyembelih Manusia Perjanjian.

 


Jadi Petisi 13 Juli itu bukan ide saya. Jika Petisi 13 Juli ide saya, maka ALLAH tidak mungkin mengirim "13 Merpati" muncul di langit Liquisa, hanya kurang dari satu jam setelah naskah Petisi 13 Juli ditayangkan untuk pertama kalinya di akun lama Rama Cristo, pada 8 Juli 2017 (lihat 13 Merpati dalam foto terlampir). 13 Merpati muncul, saat PD berkampanye di Liquisa..

 Kembali ke kejadian 20 Februari 1994.

 Tak berselang lama setelah tiba di lapangan yang dipenuhi lautan manusia tersebut, saya mendegar Paus Yohanes Paulus II memberi pengumuman menggunakan Bahasa Tetun. Paus ke-264 yang pernah mengunjungi Jakarta pada 9 Oktober 1989 dan mengunjungi Dili pada 12 Oktober 1989 itu, memberi pengumuman, agar semua orang besiap-siap, karena ALLAH akan berbicara. Tiba-tiba, dari langit, secara perlahan muncul Takhta ALLAH yang bentuknya sangat aneh. Setelah Takhta Allah muncul, saya melihat sebuah "Lengan Kanan" berukuran amat besar, muncul perlahan dari balik Takhta. Lengan raksasa itu terus naik dan naik, terangkat tinggi-tinggi. Lalu dari balik Takhta itu, saya mendengar "Suara ALLAH" menggelegar bagai desau air bah, tapi saya sama sekali tidak melihat Wajah ALLAH. Hanya melihat Lengan Kanan yang teracung dari balik Takhta.

ALLAH berbicara menggunakan Bahasa Tetun. ALLAH memulai kalimat pertama yang terdiri dari "5 kata". Kata pertama, terdiri dari 7 huruf, dengan huruf pertamanya adalah "B". Sementara, kata kelima, terdirid ari 4 huruf, dengan huruf pertamanya adalah "H".

Setelah ALLAH selesai berbicara, giliran Paus Yohanes Paulus II (yang dikanonisasi menjadi orang suci, pada Minggu, 27 April 2014), mulai mengajukan sejumlah pertanyaan kepada ALLAH, menggunakan Bahasa Tetun. ALLAH menjawab setiap pertanyaan tokoh Polandia yang tertembak pada 13 Mei 1981 itu, menggunakan Bahasa Tetun. Setiap pertanyaan paus, dijawab ALLAH sambil memvisualisasikan jawaban-Nya melalui layar raksasa yang terpampang nun jauh di atas sana. Demikian dan seterusnya.


Di antara jawaban ALLAH terhadap pertanyaan Paus Yohanes Paulus II itulah, saya tahu, kalau paus baru akan muncul di tahun 2013. Karena itulah, pada 30 September 2012, saya menerbitkan sebuah artikel berjudul; “Vatikan Akan Memiliki Hajatan Di Tahun 2013”.  Melalui artikel tersebut, saya menyatakan bahwa paus baru akan muncul di tahun 2013.

Sayangnya, gara-gara artikel tersebut, saya di-bully habis-habisan oleh para haters (penghujat). Ada yang bilang, saya peramal gila. Ada yang bilang, saya orang stress. Ada lagi yang berkata; “Hooii…orang gila dari Atsabe…Pulang ke Atsabe sana, mandi yang bersih. Muke lu jauuuh….!!!”

Ada satu temanku sesama “membru Renetil juradu” bilang begini; “Ya, kami percaya, paus barumu akan muncul di tahun 2013, tetapi mengenakan lipa (sarung) yang berasal dari Atsabe”.

Bahkan ada yang nekat mengatakan begini; “Jika di tahun 2013, benar-benar muncul paus baru, saya akan berjalan keliling  Kota Dili dengan telanjang bulat”. Ternyata apa yang terjadi. Pada 11 Februari 2013, secara tiba-tiba, Humas Vatikan mengumumkan rencana pengunduran Paus Benediktus XVI. Begitu pengumuman itu tersebar luas, saya tidak lagi menemukan akun dari orang yang katanya mau berjalan telanjang berkeliling Kota Dili. Mungkin dia kaget. Shock. 

Shock karena hater itu tidak pernah menyangka, Paus Benediktus XVI akan mengundurkan diri. Karena sudah 600-an tahun tidak pernah terjadi peristiwa paus mengundurkan diri. Paus terakhir yang mengundurkan diri adalah Paus Gregorius XII (1406-1417), yang merupakan paus ke-205. Paus Gregorius XII muncul pada masa-masa yang sangat sulit. Pada masa kepausannya, Paus Gregorius XII bermaksud menyatukan perpecahan dalam Gereja, namun karena lamban bertindak, akibatnya memunculkan paus tandingan. Dan akhirnya Paus Gregorius XII memutuskan untuk mengundurkan diri demi keutuhan Gereja, yang kemudian digantikan oleh Paus Martinus V.

Kembali ke peristiwa 20 Februari 1994  

Dari semua pertanyaan yang diajukan Paus Yohanes Paulus II, semuanya dijawab ALLAH menggunakan kata-kata, kecuali untuk pertanyaan terakhir, ALLAH tidak menjawab dengan kata-kata,. ALLAH menjawab pertanyaan terakhir sebagai-berikut;

Pertama-tama, ALLAH memperlihatkan Telapak TanganNya ka arah kami. Lalu saya melihat sejumlah tanda aneh yang terdapat di telapak Tangan Kanan ALLAH. Setelah itu, ALLAH mengulurkan Tangan KananNya itu untuk memberkati AGD, sebuah batu putih yang terletak persis di tebing Lubang Hitam. Nilai Gematris AGD sama dan paralel dengan usia Prof. Rama Metan hidup di dunia (dua puluh empat ribu tujuh ratus sembilan hari, Prof. Rama Metan lahir pada 11 Januari 1952 dan meninggal pada 5 September 2019).

Kesamaan nilai Gematris antara AGD dan durasi kehidupan Prof. Rama Metan inilah (479), yang saya jadikan sebagai referensi artikel edisi 27 Agustus 2019. Pada 27 Agustus 2019, saat Prof. Rama Metan diopreasi di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili, saya menerbitkan artikel untuk memastikan bahwa Prof. Rama Metan hanya memiliki kesempatan hidup 8 hari lagi. Durasi waktu 8 hari tersebut, dihitung dari 28 Agustus 2019, sampai 4 September 2019. Karena itulah, pada 4 September 2019, saya menerbitkan artikel berseri berjudul: MISTERI RUMPUN BEJAMIN, dengan sub judul: “Lebih Mudah Langit dan Bumi Lenyap Dari Pada Satu Titik Dari Hukum Taurat Batal”. Dan melalui artikel tersebut, berdasarkan perintah “Dari Yang Di Atas”, saya harus mengeluarkan Prof. Rama Metan dari “Perjanjian Yosua”. Dan pada tanggal 5 September 2019, Prof. Rama Metan menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani operasi kedua. Anda bisa membaca kembali artikel edisi 4 September 2019.

Kesimpulannya adalah; “Kematian Prof. Rama Metan pada 5 September 2019, adalah by design. Bukan by accident”. Referensi utamanya, adalah “AGD”. Jadi AGD yang diberkati ALLAH pada 20 Februari 1994, mengandung sejuta misteri, Selama ini banyak sahabat (face bookers) yang menanyakan kepanjangan AGD. Belum saatnya saya membuka kepanjangan AGD kepada publik. Orang bijak bilang; “Setiap kisah ada masanya. Setiap masa ada kisahnya”.

Akhirnya pada minggu malam 20 Februari 1994, saya kembali ke kota, tapi sayangnya, saya tidak kembali bersama Anjing Gaib kiriman Santo Yosef, yang telah berjasa menjadi pemandu (guider). Dalam perjalanan pulang, saya diguyur hujan deras, disertai suara petir yang menggelegar. Menjelang tengah malam, saya tiba kembali di Kota Atsabe (sebuah kota kecil yang terletak sekitar 94 kilometer di sebelah barat daya kota Dili). Malam itu seluruh tubuhku kaku total karena dingin yang menusuk tulang-belulang.

KESIMPULAN

Ketika ALLAH mengutus 2 MalaikatNya memanggil saya ke Bukit Sio(n) pada Februari 1994, bukan karena saya orang suci, melainkan karena 2 alasan berikut; 

1. ALLAH harus melakukan intervensi atas perjuangan rakyat Timor Leste untuk mencapai kemerdekaannya.Jika bukan karena intervensi ALLAH, tidak mungkin Indonesia angkat kaki dari Timor-Timur. Untuk makan saja susah, apalagi untuk mengalahkan kekuatan TNI.

2. ALLAH bermaksud menawarkan berkatNya untuk Timor Leste. Karena itulah ALLAH mengacungkan Lengan KananNya tinggi-tinggi. Bukan Lengan KiriNya. Lalu ALLAH menggunakan Tangan KananNya memberkati batu putih yang ada di AGD, saat menjawab pertanyaan terakhir. Tapi sayangnya, ketika saya membawa berkat itu ke hadapan rakyat Timor Leste, berkat itu malah ditolak. Dunia lebih suka mendengarkan apa kata berhala, dari pada apa kata ALLAH.

"Kepatuhan manusia terhadap perintah berhala, manifestasi dari penolakan manusia terhadap Perintah ALLAH" (Prof. Erich Fromm, tokoh Psikoanalis Sosial asal Jerman).

Tidak ada komentar: