Eyang Subur yang tinggal di Bukit Sio(n) bilang begini; "ALLAH tidak memberikan daya nalar kepada manusia untuk dikunci di garasi".
Saran saya, sebaiknya, bukan hanya mereka yang berminat maju sebagai Kandidat Presiden Partido Democratico yang kudu membaca artikel ini, namun mereka yang berminat maju sebagai Kandidat Predisten Timor Leste ke-6, juga kudu membaca artikel ini.
Karena berdasarkan "rahasia" yang saya ketahui, di balik kejadian aneh (kami yang orang awam bilang; "Bunda Maria menangis"), di mana "munculnya air mata" (entah itu cairan exudat atau cairan transudat) dari mata Bunda Suci Perawan Maria di Seminario Maior Fatumeta Dili beberapa waktu lalu, ada "pesan tersembunyi" yang kudu difahami rakyat Timor Leste.
Dan adalah menjadi "tugas dan tanggung-jawab" para Teolog di Timor Leste untuk memberikan "pencerahan". Bukan tugasku karena saya bukan Teolog. Saya hanya seorang "mistikus".
Untuk mendefenisikan (merumuskan) pesan tersembunyi di balik kejadian aneh "Bunda Maria menangis di Seminaro Fatumeta Dili", sebaiknya setelah terpilih di tahun AYAM 2017, Presiden Timor Leste ke-6, berkonsultasi dengan "para Teolog" di Timor Leste.
Kalau para Teolog di Timor Leste bilang, kejadian tersebut tidak bermakna sama sekali, ya sudah, terima saja. Karena merekalah yang paling berkompetensi dalam bidang tersebut.
Terlepas dari; apakah cairan yang muncul dari mata Bunda Maria itu adalah "cairan transudat atau cairan exudat", sebagai mistikus, saya tetap menilai bahwa kejadian itu bermakna dari sisi Teologis.
Jika kejadian yang oleh orang awam di Timor Leste bilang; "Nossa Senhora tanis", dikontekskan, maka saya menempatkan kejadian; Nossa Senhora tanis iha Seminario Maior Fatumeta Dili" tersebut ke dalam konteks;
"Bunda Maria sedang MENANGISI nasib Timor Leste" dikarenakan saat ini ALLAH sedang benar-benar murka terhadap bangsa kecil itu yang terlalu "tegar tengkuk dan congkak hati" dan ALLAH sedang mempersiapkan "serangkaian drama" yang mengejutkan.
Dan ingat; "Tahun AYAM 2017, adalah genap "100 tahun" penampakan Perawan Maria di Fatima Portugal (1917 - 2017). Maka banyak-banyaklah melakoni 3B (Berdoa, Bertobat & Bertirakat).
Kita tinggalkan kejadian aneh; "Bunda Maria menangisi nasib Timor Leste, kita kembali ke jalur utama artikel ini.
"KEPONAKANKU DIRUJUK KE BAGIAN DINASTI DAVID"
Tanggal 24 Agustus 2016, Dokter Spesialis yang pertama kali menangani keponakanku, merujuk keponakanku ke bagian yang saya namakan; DD (Dinasti David).
Saya sengaja menggunakan terminologi (nomenklatur) "DD" (Dinasti David), dengan alasan, selain ada kaitan erat dengan sub judul artikel ini (Jika Salah Memilih Presiden Partai Demokrat Maka Siapkan Saja Peti Mati), juga ada kaitan erat dengan kejaidan aneh Bunda Maria menangisi nasib Timor Leste.
Selain itu, penggunaan terminologi Dinasti David, dengan alasan, selain untuk menyamarkan ID(entitas) Dokter Spesialis yang bertugas di Bagian Dinasti David, juga karena dari sisi "Numerologis, Bidang Spesialis yang ditangani dokter tersebut, nilai numeriknya sama dengan frasa; Dinasti David, sama-sama bernilai numerik; 116.
Nomor "116" ini mengingatkan saya kepada "nomor absen" saya ketika pertama kali memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Bali, di mana ada 116 Mahasiswa Kedokteran Angkatan "ANAK DAUD" (baca: Angkatan LECITH), di mana saya menempati nomor urut absen ke-116 (nomor buntut).
Jika kita melakukan konversi frasa Dinasti David ke dalam Bilangan Latin, nilai konversinya = 116.
Dan entah kebetulan atau tidak, angkatan saya dinamakan "Angkatan LECITH". Lecith adalah "Bahasa Latin, yang artinya "putih telur".
Nilai konversi frasa LECITH ke dalam Bilangan Latin, hasilnya sama dengan nilai konversi frasa; ANAK DAUD. Kedua item itu sama-sama menghasilkan angka "57".
Lecith = 57
Anak Daud = 57
Anak Daud = 57
ADA 5 TEMAN SAYA SESAMA ANGKATAN ANAK DAUD
Ada 5 teman saya yang saat ini sudah hidup makmur (benar-benar mapan) di Timor Leste, yang dulu bersama-sama dengan saya menyandang status sebagai Mahasiswa Kedokteran Angkatan ANAK DAUD". Ke-5 temanku tersebut adalah;
(1). dr. Maria do Ceu Sarmento (saat ini menjabat sebagai Menteri Kesehatan Timor Leste). Menurut Anda temanku yang berasal dari Manatuto ini makmur tidak? Kagak mungkin jadi Menteri Kesehatan, kagak makmur??? Sekedar info; dr. Ceu, demikian wanita beradarah campuran Timor-Portugis ini biasa disapa, adalah "salah satu mahasiswa "terjujur" yang pernah saya kenal.
Iha momento ami tuir exame, nia atu hatene ka, atu la hatene ka, nia tama mai, nia tuur iha oin ne ba, nein bok aan uitoan, nein lori raskunu ruma, nia halo hotu, nia sai ba ona.
Terjemahan;
Saat kami mengikuti ujian, dia tahu atau tidak, begitu dia masuk kelas, dia paling senang duduk depan sana, dan kemudian mengerjakan ujiannya, setelah itu keluar dan pergi.
Biasanya di kalangan mahasiswa, mau dari jurusan manapun, termasuk Fakultas Kedokteran, ada istilah; "posisi menentukan prestasi". Jadi begitu ujian akan dimulai, mahasiswa datang awal sekali, sibuk mencari posisi (biasanya "nyari" duduk di dekat orang pandai atau nyari tempat duduk paling belakang). Semuanya menghindar untuk duduk di depan. Apalagi paling depan sendiri.
Tapi temanku ini justeru nyari tempat duduk paling depan. Itu yang selalu terjadi. Karena itulah saya bilang, dia adalah salah satu mahasiswi paling jujur yang pernah saya kenal.
(2). dr. Romualdo Bosco,Sp.OG. Saat ini berkarya di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares sebagai Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan (Ahli Obgyn = Obstetric and Gynecology).
Menurut Anda, temanku yang bersala dari Lospalos ini makmur kagak? Kebangetan banget kalau dibilang kagak makmur. Mana ada Dokter Ahli Kandungan kagak makmur???
Kaya'nya, jika saya tidak salah, saya melihat di akunnya, Beliau baru saja berlibur ke Eropa bersama Keluarga.
(3). dr. Rogerio Pedro Sam,Sp.OG. Saat ini berkarya di Rumah Sakit Fatumeta Dili, sebagai Dokter Spesalis Kebidanan & Kandungan.
Menurut Anda, temanku asal Maliana ini makmur kagak? Kebangetan sekali kalau dibilang kagak makmur. Apalagi isterinya juga seorang Dokter Spesialis, yaitu; dr. Virna Martins Gusmao (keponakan Pak Xanana). dr. Virna adalah Dokter Spesialis Anak.
(4). dr. Aniceto Cardoso Barreto,Sp.A. Saat ini berkarya di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares sebagai Dokter Spesialis Anak.
Temanku yang satu ini berasal dari Maliana. Sebagai Dokter Spesialis Anak, dipastikan hidupnya mapan dan makmur. Karena jarang ditemui Dokter Spesialis itu tidak makmur. Beliau bawaannya sangat "kalem" Cara "ngomongnya" juga tenang. Beda dengan saya yang "krasak-krusuk".
(5). dr. José António Gusmão Miguel,Sp.OG. Saat ini berkarya di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili sebagai Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
Temanku yang satu ini berasal dari Baucau. Menurut Anda, keponakan Rev. Padre Aureo Gusmao ini makmur kagak?
Pasti makmurlah. Gak mungkin kagak makmur. Temanku yang satu ini, dulu di kalangan Mahasiswa Kedokteran Unud, khususnya Angkatan ANAK DAUD, biasa dipanggil dengan nama; "JOS".
Di kalangan teman-teman Mahasiswa Timor Leste biasa dipanggil dengan nama; Zetó".
Dia adalah "kelompok kecil saya" saat kami masih sama-sama menjalani praktek sebagai "dokter muda" RSUP Sanglah Denpasar Bali.
Yang dimaksud "kelompok kecil itu", ke mana-mana selalu bersama-sama. Setiap kali siklus lama berakhir dan pindah ke siklus baru, pasti selalu sama-sama.
Kelompok kecil saya dulu, ada 3 orang, yaitu saya, dr. Zetó dan dr. Irma (cewek, anak Bali). Irma ini, orangnya ramah, namun bawel sekali, badannya kecil, tapi bawaannya bonek (suka nekat).
Suatu hari, saat kami sedang mengikuti acara "teaching" di Bagian Anesthesi, membahas topik RJP (Resusitasi Jantung Paru), saat dokter "killer" di Bagian Anesthesi, dengan inisial WS bertanya;
"Irma...! Sekarang giliranmu. Suatu hari kamu jalan-jalan ke Sanur. Di sana kamu melihat ada orang "tenggelam di laut". Kira-kira apa yang pertama kali harus kamu lakukan untuk menolong korban?"
Irma tanpa pikir dua kali, langsung menjawab;
"Langkah pertama yang harus saya lakukan adalah; melompat masuk ke dalam laut dan memberikan pertolongan kepada korban yang tenggelam itu dengan membebaskan jalan nafasnya dari air".
Tapi jawaban Irma, menurut dr. WS, adalah jawaban yang bermasalah. Karena setelah itu, dr. WS kembali bertanya;
"Irmaaa...! Coba kamu pikir-pikir lagi. Apa sudah benar jawabanmu itu?" Irma "ngotot" mengatakan bahwa berdasarkan literatur yang dibacanya, itulah "langkah pertama" yang harus dilakukan.
Karena Irma mempertahankan jawabannya, dr. WS menatap kami 15 orang dokter muda di ruangan itu satu per satu dan bertanya;
"Menurut kalian yang lain, apakah jawaban teman kalian Irma, sudah benar?" Kami semua bagaikan koor menjawab; "Sudah benar dok". Karena yang tertulis di literatur (text book), memang seperti itu.
Tiba-tiba dr. WS marah besar.
"Dasar dokter muda g?bl?k. Otak kalian semua isinya t?i. Bergaya kesana kemari, busungkan dada kalian, pamer diri sana sini sebagai dokter muda, tapi isi otak kalian adalah: t?i".
Kami ber-15 menundukkan kepala, kagak berani menatap ke arah dr. WS. Ruangan kecil yang sesak itu berubah jadi hening. Sementara dr. WS berjalan mondar mandir di depan kaya' setrikaan.
Tiba-tiba dr. WS bertanya kembali ke Irma;
"Irmaaa...! Kmu bisa berenang tidak?"
Irma menjawab; "Tidak bisa berenang dok".
Nah, ternyata di sinilah kata kuncinya. Mendengar pengakuan jujur Irma yang kagak bisa berenang, dr. WS bilang;
"Dasar kamu bonek, sudah badannya kecil, pendek lagi, tidak bisa berenang, berlagak jadi pahlawan mau nolong korban tenggelam. Nanti korbannya bukan hanya satu. Tambah kamu, jadi dua".
Barulah saat itu kami tahu. Ternyata langkah pertama untuk menolong korban tenggelam adalah bukan membebaskan kepala korban dari air. Melainkan memastikan dulu, apakah kita yang akan menolong bisa berenang atau tidak?
Tapi sayangnya, dalam literatur, sama sekali tidak menuliskan bahwa langkah pertama harus bisa berenang. Kedengarannya logis, namun tidak dituliskan dalam buku. Jadinya gak nyangkut di otak kami (gak kepikiran ke arah sana).
Hari itu setelah mendengar penjelasan dr. WS, saya diam-diam bergumam dalam hati';
===============================================
"Eee katuas, O biasa tiha deit ba sa. Buat O dehan ne memang los duni, mas la hakerek iha livro. Ne be ami la lee ida". Mas iha laran deit, la brani kulia sai. Buka mate ka.
==============================================
"Eee katuas, O biasa tiha deit ba sa. Buat O dehan ne memang los duni, mas la hakerek iha livro. Ne be ami la lee ida". Mas iha laran deit, la brani kulia sai. Buka mate ka.
==============================================
Setelah membaca daftar ke-5 temanku di atas, yang kini telah hidup makmur, muncul pertanyaan menggoda;
"Mengapa mereka berlima kini telah hidup makmur, sementara saya hidup luntang-lantung di Bali?"
Rumah kagak punya. Jangankan rumah dari beton. Rumah alang-alang sekalipun kagak ada. Makan aja tiga hari satu kali. Bukan satu hari tiga kali. Dan sebagainya dan seterusnya?".
"Apakah ALLAH tidak bersikap adil kepada saya? Apakah ALLAH pilih kasih terhadap kami berenam?"
Ternyata causanya adalah; "Hanya gara-gara kelima temanku itu tidak menduduki KURSI bernomor "116" saat kami memasuki Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana Bali.
Seandainya saja saat itu, saya tidak menduduki KURSI 116, pasti saat ini saya juga sudah hidup makmur seperti kelima temanku.
Eyang Subur bilang;
"Rambut boleh sama-sama hitam. Makan boleh sama-sama nasi. Darah boleh sama-sama merah. Tapi takdir kita berbeda".
MENGAPA HARUS OBAT BERLOGO "RAMA CRISTO"?
Hari itu, 25 Agustus 2016, menjelang sore, saya menelfon keponakanku dan tantenya. Ternyata keduanya lagi menunggu giliran untuk masuk, karena pasiennya banyak sekali yang lagi antri di Bagian Dinasti David.
Karena saat itu sudah mendekati jam "Kerahiman Ilahi" (jam 3 sore waktu Bali) maka saya memutuskan untuk mulai berdoa. Berdoa KORONKA di Jam Kerahiman Ilahi (jam 3 sore) adalah salah satu "rutinitasku" selama ini.
Dalam doa KORONKA hari itu, 25 Agustus 2016, di bagain akhir, saya menambahkan "doa fakultatif", yaitu memohon TUHAN YESUS menggunakan "Kuasa-Nya, untuk mencurahkan Roh-Nya ke dalam hati Dokter Spesialis yang menangani keponakanku guna memilihkan "OBAT" yang melambangkan sesuatu yang berhubungan erat dengan "mimpi aneh", tanggal 19 Agustus 2016.
Ternyata OBAT (anti konvulsan) yang diresepkan Dokter Spesialis di Bagian Dinasti David, jika dikonversi ke dalam Bilangan Latin, nilai numeriknya sama dengan nilai numerik namaku; RAMA CRISTO.
Saya yakin, Dokter Spesialis di Bagian Dinasti David, hari itu, 25 Agustus 2016, meresepkan Obat dengan logo bilangan; RAMA CRISTO, karena KELUHAN UTAMA yang dialami keponakanku ini rada-rada mirip dengan orang yang menderita BIBI MATEN.
Namaun saya yakin sekali keponakanku tidak sedang menderita BIBI MATEN. Karena itulah Obat berlogo; ANTONINH-RAMA CRISTO, tidak saya anjurkan untuk dikonsumsi keponakanku.
Saya meminta kepada keponakanku yang bokapnya adalah "Keluarga dari Senhor Manuel Barros" (Tokoh Masyarakat Hauba Bobonaro) untuk menyimpan tersebut.
Suatu saat kalau saya pulang ke Dili, sayalah yang akan menyimpan obat tersebut, karena obat tersebut berlogo; ANTONINHO-RAMA CRISTO.
Suatu saat kalau saya pulang ke Dili, sayalah yang akan menyimpan obat tersebut, karena obat tersebut berlogo; ANTONINHO-RAMA CRISTO.
Saya sengaja menggunakan terminologi BIBI MATEN karena ada hubungan erat dengan dua isu berikut ini;
(1). Berhubungan erat dengan "Penyembelihan ANAK DOMBA SABAT di Kampus Unpaz, pada 19 Mei 2016".
(2). Berhubungan erat dengan "nama" Presiden Partido Democratico yang akan menggantikan Maun Bot Fernando La Sama.
Salah satu indikasi medis dari Obat brnama RAMA CRISTO adalah untuk pasien BIBI MATEN alias EPILEPSI.
Sementara saya tahu persis, keponakanku yang tanggal lahirnya sama dengan tanggal berdirinya Partido Democratico, yaitu 10 Juni, sama sekali tidak menderita "BIBI MATEN".
Meskipun saya belum pernah bertemu keponakanku itu semenjak dia lahir hingga berusia 22 tahun di 2016 ini, meskipun saya tidak berada di Dili Timor Leste untuk memeriksa penyakitnya secara langsung, namun saya bisa pastikan dari Bali Indonesia, bahwa keponakanku itu, di atas 2000%, tidak menderita BIBI MATEN.
Kalau rekan-rekan senior Dokter Spesialis di Timor Leste tidak menerima hal ini dan mau membuktikannya, kita bisa meminta "second opinion" dengan merujuk keponakanku kepada Dokter Spesialis lainnya (sebagai fihak netral), misalnya Dokter Spesialis dari Indonesia, untuk memastikan segala sesuatunya.
KRISTUS TELAH MENGGUNAKAN DOKTER SPESIALIS UNTUK MENYATAKAN KUASA-NYA YANG ABSOLUT
Lalu apakah Dokter Spesialis di Bagian "Dinasti David" Rumah Sakit Guido Valadares Dili telah melakukan "salah diganosa?"
Jawabannya antara YA dan TIDAK. Akan dibahas di lanjutan artikel ini. Karena pembahasannya lumayan panjang. Jadi dipending dulu.
Tapi sekali lagi, saya ingin sekali memastikan (di atas 2000%) bahwa keponakanku tidak sedang menderita BIBI MATEN yang kini saya ganti dengan terminologi; KERAJAAN DAUD (baca: EPILEPSI) .
Saya sengaja mengganti frase EPILEPSI dengan KERAJAAN DAUD, karena konteks yang sedang dibicarakan dalam artikel ini berhubungan erat dengan hasil Referendum yang diumumkan pada tanggal 4 September 1999, yaitu; "KERAJAAN DAUD".
Dan nilai konversi dalam Bilangan Latin, antara frasa EPILEPSI dengan KERAJAAN DAUD, sama-sama menghasilkan angka "91".
KERAJAAN DAUD = 91
EPILEPSI = 91
EPILEPSI = 91
Untuk itulah Dokter Spesialis di Bagian Dinasti David harus meresepkan OBAT yang berlogo; RAMA CRISTO, karena diagnosa yang ditegakkan Dokter Spesialis tersebut adalah; KERAJAAN DAUD?
Dengan demikian, maka walau keponakanku tidak sedang menderita KERAJAAN DAUD, namun Dokter Spesialis harus menegakkan diagnosa KERAJAAN DAUD, karena melalui kasus yang sedang dialami keponakanku, ALLAH (TUHAN YESUS) sedang menyatakan "Kuasa-Nya yang absolut".
Sekali lagi coba lihat bilangan hasil Referendum yang dimumkan 4 September 1999? Bilangan yang muncul adalah; KERAJAAN DAUD. Bukan Bilangan Republica Democratica.
Dan itu artinya, KRISTUS telah menggunakan Dokter Spesialis di Bagian Dinsti David Rumah Sakit Nasional Guido Valadares Dili untuk menyakan Kuasa-Nya Kehendak-Nya Yang Mahasuci.
"Kira-kira OBAT apa yang diresepkan di Bagian Dinasti David, yang nilai numeriknya sama dengan nilai numerik; RAMA CRISTO?"
Sekedar info awal, OBAT berlogo RAMA CRISTO tersebut, pertama
kali oleh Walter Schindler, Ahli Kimia asal Swiss tahun 1953. Namun baru
dilempar ke pasar di tahun 1962 (Bla..bla..bla.. was discovered in 1953 by
Swiss chemist Walter Schindler. It was first marketed in 1962).
Di literatur lainnya dijelaskan bahwa walau obat tersebut
dipasarkan tahun 1962, namun penggunaannya secara luas baru dimulai pada tahun
di mana Maun Bot La Sama lahir, yaitu tahun 1963.
Kalau dilafalkan dengan Bahasa Indonesia, obat tersebut bernama RAMA CRISTO. Tapi kalau dilafalkn dengan "Bahasa Spanyol, nama obat tersebut adalah; ANTONINHO. Lagi-lagi muncul namaku.
Bagi mereka yang di rumah memiliki buku berjudul; IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia) yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia-Direktorat Jenderal Pengawasan Obat & Makanan tahun 2000 (cover buku tersebut sebagaimana dilihat dalam salah satu foto yang saya lampirkan di artikel ini), silahkan buka halaman; "PAULO XIMENES").
Yang saya maksudkan dengan "halaman Paulo Ximenes" adalah halaman "154". Karena nilai konversi nama "Paulo Ximenes" ke dalam Bilangan Latin adalah "154".
Saya sengaja menyebut nama "Paulo Ximenes" karena berkaitan erat dengan artikelku, edisi 27 Agustus 2016, berjudul; KENANGAN TERINDAH 27 AGUSTUS 2008; Pimpinan Konsulat Timor Leste di Bali Melarikan Diri". Bagi mereka yang belum membacanya, artikel tersebut masih ada di laman FB saya.
Seandainya Dokter Spesialis di Bagian Dinasti David Rumah Sakit Guido Valadares Dili, yang pada tanggal 25 Agustus 2016 meresepkan OBAT bernama; ANTONINHO - RAMA CRISTO, ikut membaca artikel ini, harap santai saja. Kagak usah khawatir. Anda telah melakukan tugas Anda dengan baik. TUHAN YESUS telah memilih Anda untuk menyatakan "Kehendak-Nya Yang Mahasuci".
Dan sekiranya Anda adalah seorang KRISTEN yang mengimani KRISTUS adalah TUHAN dan ALLAH itu sendiri yang menjelma menjadi manusia, maka entah Anda berasal dari Kristen Denominasi manapun (entah Katolik Roma, Katolik Anglican, Protestan, Reformasi, Presbiterian, dan seterusnya dan sebagainya), bersyukurlah kepada TUHAN kita YESUS KRISTUS yang penuh dengan segala kuasa, baik di Bumi maupun di Surga, yang telah "memilih Anda" untuk menyatakan Kuasa-Nya yang absolut.
KEMUNGKINAN BESAR BERASAL DARI "RENETIL"
Ada kemungkinan besar (99%), orang yang akan terpilih sebagai Presiden Partai Demkrat yang baru untuk menggantikan Maun Bot La Sama, akan berasal dari "Kalangan RENETIL" (Membro Jurado).
KU (Keluhan Utama) yang dialami keponakanku sehingga memaksa Dokter Spesialis di Bagian Dinasti David, meresepkan Obat berlogo ANTONINHO-RAMA CRISTO adalah; RENETIL.
Kok Keluhan Utamanya RENETIL? Karena kalau kita terjemahkan Keluhan Utama yang dialami keponakanku, ke dalam Bahasa Latin, nilai numeriknya dalam Bilangan Pythagoras, adalah sama dengan RENETIL, yakni; 259.
Coba Anda konvesrikan frasa SINKOP ke dalam Bilangan Latin. Dijamin hasilnya pasti = RENETIL = 259.
RENETIL; R=80, E=5, N=40, E=5, T=100, I=9, L=20. Total 259
SINKOP; S=90, I=9, N=40, K=10, O=50, P=60. Total = 259.
SINKOP; S=90, I=9, N=40, K=10, O=50, P=60. Total = 259.
SINKOP itu adalah Bahasa Latin yang artinya; PINGSAN. Keluhan Utama keponakan adalah SINKOP.
PEMIMPIN ITU MUNCUL KARENA "SELESAUN NATUREZA"
Saya ingin sekali mengakhiri seri ke-3 ini dengan sekali lagi mengingatkan rekan-rekan Kader PD untuk merenungkan baik-baik mimpiku yang aneh, 19 Agustus 2016.
Dalam mimpi aneh tanggal 19 Agustus 2016, sekitar jam 7 pagi, disampaikan bahwa ada 3 syarat absolut yang harus dipenuhi "suksesor" Presiden Partai Demokrat sebelumnya (yang meninggal 2 Juni 2015, karena serangan Stroke Haemorhagic/pecahnya pembuluh darah otak).
Ketiga syarat absolut tersebut adalah;
(1). Harus Membro Renetil Jurado
(2). Harus seorang pria
(3). Harus "Keturunan Daud".
(2). Harus seorang pria
(3). Harus "Keturunan Daud".
Nah, yang sulit itu adalah syarat ke-3; "Keturunan Daud". Syarat ke-2 dan ke-3 gampang sekali. Tapi syarat ke-3 itu yang menjadi masalah. Karena yang dimaksud dengan "Keturunan Daud", adalah "Keturunan Raja Daud", Pendiri Bangsa Isarel.
Pertanyaannya adalah;
"Adakah 'Keturunan Daud' dalam tubuh PD (Partido Democratico) saat ini? Kalau ada, bagaimana cara mengetahuinya?"
Kalau saya ditanya; "Bagaimana cara mencari tahu; "Apakah dalam tubuh PD ada 'Keturunan Daud' atau tidak?"
Caranya gampang sekali. Tapi cara itu kalau saya yang usulkan, pasti akan ditolak mentah-mentah oleh orang-orang "politikus" di tubuh PD. Yang ada, saya malah diberi "stigma" sebagai "orang gila".
Jadi Kader PD silahkan saja memilih pengganti Maun Bot La Sama, sesuai dengan "protap" (prosedur tetap) yang telah disepakati.
Yang namanya Pemimpin itu, pada level manapun, muncul karena "selesaun natureza" (seleksi alam). Tentunya termasuk "suksessor" Maun Bot LS.
Kalau toh nantinya, di tengah jalan, yang bersangkutan "la dura" dan harus "lengser", ya terimalah hal itu sebagai bagian dari "takdir".
Yang terpenting, saya sudah menunaikan kewajiban saya untuk meneruskan "pesan dari dunia lain", yang disampaikan melalui mimpi aneh 19 Agustus 2016, sebagaimana telah saya singgung (menggunakan Bahasa Tetun), melalui artikel edisi 20 Agustus 2016.
Karena "kalian tidak percaya", maka saya mengirim keponakanku ke Rumah Sakit Guido Valadares Bidau Dili untuk membuktikan segala sesuatunya. Dan ALLAH, TUHAN kita YESUS KRISTUS telah memperlihatkan Kuasa-Nya melalui "Mujizat-Nya" yang nyata.
TUHAN YESUS telah menggunakan "Dua Dokter Spesialis" di Rumah Sakit BIDAU untuk menjelaskan (memverifikasi) segala sesuatunya. Tapi kalau toh "kalian" (orang Timor Leste) masih juga "tetap tegar tengkuk dan congkak hati", kagak percaya, ya sudah tooh. Siap-siap saja minum AIR LAUT di tahun AYAM 2017.
===============================================
"Bagi para tiran dan pengusa yang buruk, kemajuan pengetahuan di antara banyak orang, menjadi teror yang mengancam. Hal itu akan menggagalkan semua rencana mereka" (Henry Peter, Lord dari Broughm; Sejarawan dan Negarawan asal Skotlandia, 1778-1868).
==============================================
"Bagi para tiran dan pengusa yang buruk, kemajuan pengetahuan di antara banyak orang, menjadi teror yang mengancam. Hal itu akan menggagalkan semua rencana mereka" (Henry Peter, Lord dari Broughm; Sejarawan dan Negarawan asal Skotlandia, 1778-1868).
==============================================
Semoga catatan ini brmanfaat.
Salam "Dua Hati" dari "Bukit Sulaiman".
Salam "Dua Hati" dari "Bukit Sulaiman".
TUHAN YESUS memberkati
Bunda Maria merestui
Santo Yosef melindungi kita semua (hitam & putih). Amin.
Bunda Maria merestui
Santo Yosef melindungi kita semua (hitam & putih). Amin.
BERSAMBUNG;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar