SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Senin, 21 Februari 2022

XANANA BUKAN RAMOS HORTA - RAMOS HORTA BUKAN XANANA

Sampai detik ini, saya masih konsisten menjaga "imparsialitas" saya di antara Capres nomor urut 6 dan 14. Maka dengan segala kerendahan hati, saya ingatkan teman-teman yang membaca artikel-artikel saya, khususnya artikel yang berkaitan dengan Pilpres 2022, untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.

Tadi, saya posting artikel berjudul: "Mampukah Pak Xanana dan CNRT membawa Prof. Ramos Horta menduduki Istana Aitarak Laran". Ada beberapa sahabat yang setelah membaca artikel tersebut, langsung menarik kesimpulan bahwa Presiden Lu Olo lah yang akan memenangkan Pilpres 2022. Padahal dalam artikel tersebut, saya tidak mengeluarkan pernyataan defenitif, tentang pemenang Pilpres 2022.

Pak Xanana itu bukan Prof. Ramos Horta. Prof. Ramos Horta juga bukan Pak Xanana. Keduanya beda nama dan beda nasib. Dengan demikian, jika Pak Xanana tidak bersedia menandatangani Perjanjian Yosua pada 12 Mei 2018, lalu kenapa Prof. Ramos Horta yang harus dihukum untuk tidak memenangkan Pilpres 2022.

Lagi pula, jika Pak Xanana tidak menandatangani Perjanjian Yosua, mengapa Presiden Lu Olo yang harus menikmati kemenangan Pilpres 2022? Apakah Presiden Lu Olo yang telah menandatangani Perjanjian Yosua? Jangankan menandatangani Perjanjian Yosua, membaca saja pun, Presiden Lu Olo tidak pernah melakukannya. Sementara, Pak Xanana, walau tidak bersedia menandatangani Perjanjian Yosua, tetapi Beliau "bela-belain" mengunjungi Rumah Tua Yosua sebanyak 2X (kunjungan pertama, 28 April 2018 dan kunjungan kedua, 12 Mei 2018), dan membaca berulang-ulang naskah Perjanjian Yosua. Ini perbedaannya. Dan perbedaan ini, akan menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi ALLAH.

Seandainya, sekali lagi seandainya, ALLAH harus menghukum Pak Xanana karena tidak bersedia menandatangani Perjanjian Yosua, maka bukan dengan cara "menghukum Prof. Ramos Horta harus kalah di Pilpres 2022". Tetapi menghukum dengan cara lain, misalnya, Fretilin yang memenangkan Pemilihan Parlamen 2023, dan bukan CNRT, sebagai konsekuensi karena Pak Xanana menolak menandatangani Perjanjian Yosua.

"Masa yang menolak menandatangani Perjanjian Yosua adalah Pak Xanana, yang harus dihukum Prof. Ramos Horta yang tidak tahu apa-apa tentang perjanjian itu?"

CAPRES BARU TIDAK MASUK DALAM RANCANGAN ALLAH

Ada sahabat yang menanyakan, kenapa nomor urut yang dibahas, dan bahkan dikait-kaitkan dengan Kitab Suci, hanya nomor urut Presiden Lu Olo dan Prof. Ramos Horta (614). Sementara nomor urut Capres lain tidak dibahas?"

Maaf beribu maaf. Para Capres baru, tidak masuk dalam "Rancangan ALLAH". Lagi pula, nomor urut yang terletak di atas meja Xefe Gabinete Ministeriu Asuntus Kombatentes Libertasaun Nasional (MAKLN), hanya nomor urut 614. Sementara nomor urut para Capres baru, berada jauh di luar orbit.

Pada 7 Juli 2020 (bukan 7 Juli 2021), saya telah menyinggung mengenai "Perjanjian Bintang Daud". Itu artinya, melalui atribusi kalimat judul "Perjanjian Bintang Daud" yang diterbitkan pada 7 Juli 2020 (sebagaimana dapat Anda baca di artikel yang saya share kembali di laman face book saya hari ini), saya telah menyampaikan pesan (implisit) bahwa di pilpres 2022, tidak akan muncul pemenang pilpres berwajah baru.

Bintang Daud itu hanya memiliki "6 sudut" dan "enam sisi" (Hexagonal). Maka jika pemenang Pilpres 2022 adalah wajah baru, itu artinya muncul orang ke-7. Lalu di sudut dan sisi Bintang Daud yang manakah, Presiden ke-7 harus mendapatkan tempat?

Kesimpulannya: "Keikut-sertaan para capres baru di Pilpres 2022, adalah karena Konstitusi. Bukan karena Kitab Suci". Terima-kasih.

MAMPUKAH PAK XANANA & CNRT BERHASIL MEMBAWA PROF. EM. RAMOS HORTA MENDUDUKI ISTANA AITARAK LARAN?


Dalam pemilihan presiden 2022, ada 16 orang Capres (Calon Presiden), yang terbagi menjadi: 14 Capres berwajah baru (sebelumnya tidak pernah menduduki jabatan Presiden Republik) dan dua Capres berwajah lama (sebelumnya pernah meniabat sebagai Presiden Republik) yaitu: Presiden Timor Leste ke 4 (Prof. Em. Dr. Jose Manuel Ramos Horta) dan Presiden Timor Leste ke-6 (Dr. Francisco Guterres).

Dengan demikian maka konfigurasi bilangan yang dapat dirancang adalah: 142, yang artinya, 14 Cares wajah baru dan 2 Capres wajah lama. Dibuatnya formasi 142 ini karena di balik bilangan 142 ini ada maknanya. Salah satunya ada hubungan dengan "Perjanjian Yosua".

Ketika ALLAH murka kepada Nabi Musa dan Harun, maka ALLAH tidak mengijinkan Nabi Musa dan Harun, untuk memasuki "Tanah Perjanjian" (142). Karena itulah Nabi Musa harus meninggal sebelum Umat Israel memasuki "Tanah Perjanjian" (142). Untuk menggantikan peran Nabi Musa, ALLAH mengangkat Nabi Yosua, guna memimpin Umat Israel memasuki "Tanah Perjanjian" (142), sebagaimana tertulis dalam Kitab Yosua. Dalak susunan Kitab Suci kanonik, Kitab Yosua adalah Kitab ke-6, setelah 5 (lima) kitab terdahulu, yaitu:

1. Kitab Kejadian (Bahasa Latin disebut: Genesis).
2. Kitab Keluaran (Bahasa Latin disebut: Exodus).
3. Kitab Imamat (Bahasa Latin disebut: Leviticus).
4. Kitab Bilangan (Bahasa Latin disebut: Numeri).
5. Kitab Ulangan (Bahasa Latin disebut: Deuteronomium).

Sebutan lain bagi ke-lima Kitab Suci di atas disebut: "Lima Kitab Suci Musa", atau "Pentateukh".
Nah, setelah 5 (lima) Kitab Suci di atas, kitab berikutnya atau kitab ke-6 adalah "Kitab Yosua". Dalam penarikan nomor urut para Capres yang dilakulkan pada 17 Februari 2022, ternyata nomor urut yang diperoleh Inkumben Presiden Lu-Olo adalah no. 6, paralel dengan keberadaan Kitab Yosua sebagai kitab bernomor urut 6.
Maka jika Presiden Lu-Olo mendapatkan nomor urut 6 ini adalah hasil rancangan ALLAH untuk menyampaikan pesanNya mengenai 'Perjanjian Yosua", maka pertanyaannya adalah:
1. "Bagaimana caranya Prof. Ramos Horta bisa mengalahkan Inkumben Presiden Lu-Olo, jika ALLAH telah memilih dan menempatkan Presiden Lu-Olo di urutan nomor 6, karena berhubungan erat dengan "Perjanjian Yosua" yang ALLAH adakan dengan Nabi Yosua, setelah Nabi Musa wafat sebelum Umat Israel memasuki "Tanah Perjanjian (142)?"
2. "Bagaimana caranya Pak Xanana dan CNRT bersama Aliansinya berhasil membawa Prof. Ramos Horta memenangkan Pilpres 19 Maret 2022 dan menduduki Istana Aitarak Laran, sementara pada 12 Mei 2018, bertempat di Rumah Tua Yosua Dili, Pak Xanana telah menolak untuk menanda-tangani "Perjanjian Yosua" setelah membacanya berulang-ulang?".

SARAN
Hanya ada satu cara untuk mengalahkan Capres nomor urut 6. Sama sekali tidak ada cara lain. Bagaimana caranya? Yaitu temukan "RKA" (Rahasia Kehendak Allah) di balik bilangan "295048". Dari mana datangnya bilangan "295048?" Bilangan 295048 (baca: dua ratus sembilan puluh lima ribu, empat puluh delapan) adalah bilangan yang membawa Presiden Lu-Olo menduduki Istana Aitarak Laran, melalui Pilpres 20 Maret 2017. Artinya bilangan 295048 adalah hasil yang diperoleh Presiden Lu-Olo melalui Pilpres 20 Maret 2017.
Demikian pula sebaliknya, untuk mengalahkan Prof. Em. Dr. Jose Manuel Ramos Horta, temukanlah "RKA" (Rahasia Kehendak Allah) di balik bilangan "283398" (dua ratus delapan puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh delapan). Bilangan ini adalah bilangan yang telah mengantarkan Prof. Ramos Horta untuk menduduki Istana Aitarak Laran, melalui Pemilihan Presaiden 2007.
Pada level normatifnya, para Teolog biasanya bilang: "Temukanlah Kehendak ALLAH, dan kemudian melakasanakannya. Maka ALLAH akan menolong engkau seturut KehendakNya".
Simpel sekali bukan.
Jika Anda bertanya pada saya, "Apakah kamu tahu RKA tersebut?
Jawaban saya adalah; "1000%".




Minggu, 20 Februari 2022

DEMI PERJANJIAN YOSUA HANYA LU-OLO ATAU RAMOS HORTA YANG AKAN MEMENANGKAN PEMILIHAN PRESIDEN 2022

Para Capres berwajah baru, jangan patah semangat, jika membaca judul catatan ini. Teruslah berjuang sampai titik darah penghabisan, sampai segala sesuatunya terbukti terbalik atau berbanding lurus.
Dalam rangka mengenang genap 28 tahun ALLAH memberkati Program Catur Mobilisasi (20 Februari 1994 - 20 Februari 2022), saya tetap menyatakan keyakinan saya, bahwa hanya dua wajah lama (Dr. Lu-Olo atau Prof. Ramos Horta), yang memiliki peluang memenangkan pemilihan presiden 19 Maret 2022.
Dalilnya simpel sekali. Jika sejarah peradaban Timor Leste tidak terikat kepada "Perjanjian Yosua", maka di antara 14 Capres berwajah baru, salah satunya akan muncul sebagai pemenang pilpres 2022. Tapi jika sejarah Timor Leste terikat kepada "Perjanjian Yosua", maka apapun upaya 14 Capres berwajah baru, kemenangan hanya ada di antara Dr. Lu-Olo atau Prof. Ramos Horta.
Terima-kasih. TUHAN YESUS memberkati kita semua. Amen.