SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Darah Daud 303. Semoga Anda menikmati apa yang ada di blog ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amen.

Cari Blog ini

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog DARAH DAUD 303 Memiliki aktivitas antara lain: penelitian, penulisan & konseling

Selasa, 12 Juni 2018

AMP AKAN MENGHADAPI 3 TANTANGAN BERAT


Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya bahwa naskah "Perjanjian Josua" itu, terbagi menjadi 3 bagian.

Bagian I: Pernyataan Iman, terdiri dari 4 poin.
Bagian II: Ikrar, terdiri dari 3 poin.
Bagian III: Penutup (Doa). 


 

Nah, teks ikrar (teks sumpah) yang terdapat dalam naskah Perjanjian Josua itu, saya adopsi dari bunyi "Sumpah Referendum" yang diikrarkan oleh ribuan demonstran melalui Demo Deplu, 12 Juni 1998 di Jakarta.

Karena Sumpah Referendum itu direduksi dari Pesan ALLAH yang saya terima di Bukit Sio(n) pada 20 Februari 1994, maka itu artinya, teks ikrar yang saya tulis dalam naskah "Perjanjian Josua", direduksi dari Pesan ALLAH di Bukit Sio(n) Gunung Ramelau (gunung tertinggi di Pulau Timor).

Tapi sayangnya, pada 12 Mei 2018, Pak Xanana telah menolak menanda-tangani "Perjanjian Josua".
Walaupun penolakan Pak Xanana dapat difahami, karena Beliau berpegang pada perintah Konstitusi, namun penolakan tersebut, pada level yang lain, tetap dianggap sebagai masalah dan untuk itu tetap mendatangkan konsekuensi logis yang serius.

Karena itulah, begitu Pak Xanana memutuskan menolak menanda-tangani Perjanjian Josua, saat itu juga, Kakek Misterius muncul dan memutuskan "tali kelambu" di rumah tua Yosua, sebagai bagian dari "simbolisasi pesan" bahwa: penolakan Pak Xanana, akan menyebabkan munculnya berbagai masalah (serius) di kemudian hari.

 Dari berbagai masalah itu, 3 di antaranya sudah bisa diduga, bahwa AMP akan menghadapi 3 tantangan berat, yaitu;

(1). Tantangan di tingkat Parlamen Nasional.
(2). Tantangan di tingkat Presiden Republik.
(3). Tantangan di tingkat internal AMP sendiri.

Dari 3 tantangan tersebut di atas, tantangan yang paling "complicated", justeru berasal dari kondisi (politik) internal AMP sendiri, yang jika tidak dibenahi, akan berkembang menjadi masalah serius yang menyebabkan perpecahan AMP di kemudian hari.

Dan akibat dari itu semua, ada kemungkinan besar, Kabinet ke-9 akan muncul sebelum tahun 2023.
Entah melalui reshuffle kabinet atau melalui EA tahap 2, kita tunggu saja.

Yang menjadi fokus perhatian saya saat ini adalah, bukan terletak pada; apakah AMP harus berkuasa atau tidak, tapi bagaimana caranya agar "Pak Xanana sehat-sehat saja dan bertahan hidup lebih lama lagi, karena, diakui atau tidak, untuk saat ini, Pak Xanana masih merupakan tokoh sentral bagi terciptanya stabilitas politik dan perdamaian di Timor Leste".

Terima-kasih. TUHAN YESUS memberkati kita semua. Amen.

Tidak ada komentar: